Percikan Iman – Wahai sahabat, bagi para orang tua, adakah lantunan yang lebih indah daripada lantunan ayat Al-Qur’an yang keluar dari mulut anaknya? Memang terbata-bata, namun ia sejatinya sedang menapaki jalan para mu’minin. Di sini, kita mengambil peran, memberi hadiah terindah bagi mereka yang baru saja lulus iqro 6.
“Al-Qur’an ini akan kami bagikan pada anak-anak yang sudah kami nyatakan mampu membacanya,” terang Ustadzah Yoyoh Riyadhoh pada kami, panitia Tebar Qur’an di TPA daerah Tasik pada Kamis (13/10).
Total santri yang berhak mendapatkan Al-Qur’an sejatinya mencapai sekitar 30-an orang. Namun, kala itu sebagiannya, sudah pulang lebih dahulu. Bisa jadi, karena jarak rumah yang terlampau jauh sedang cuaca saat itu, berhujan.
“Maaf, santri yang bisa bertahan hanya sebagian, sisanya tidak bisa hadir karena hujan,” Ustadzah menjelaskan.
Rupanya, anak-anak yang hadir itu sengaja ditahan oleh Ustadzah-nya agar tidak pulang demi menerima langsung Al-Qur’an yang sahabat sedekahkan. Dengan senyum agak canggung, mereka menerima Al-Qur’an Muassir cetakan terbaru.
Terbayang, bagaimana mereka kemudian akan menjadikannya sebagai Al-Qur’an pertamanya. Masa belajar Al-Qur’annya menggunakan Al-Qur’an yang sahabat berikan akan menjadi landasan ketika mahirnya. Meski berganti mushaf, kenangan bersama Al-Qur’an pertama biasanya bertahan lebih lama.
Terbayang juga bagaimana bahagianya para orang tua anak-anak tersebut ketika anak-anaknya yang masih belia sudah membaca Al-Qur’an. Bisa jadi, orang tuanya tak seberuntung anaknya yang mendapatkan fasilitas yang lebih memadai ketimbang dirinya dulu.
Setiap huruf yang mereka baca di mushaf tersebut memeberikannya sepuluh kebaikan. Jangan bayangkan satu kebaikan ke kebaikan lainnya itu se-jarak yang kita manusia dapat bayangkan. Tahukah sahabat, jarak dari satu kebaikan ke kebaikan itu? Jumlahnya jika dideretkan akan sejauh 500 tahun (perjalanan).
Sekarang, bahagianya kita yang mampu ber-shadaqah Al-Qur’an. Meski kita sedang tak membaca Al-Qur’an, ketahuilah, kebaikan yang anak-anak itu peroleh, orang tuanya peroleh, juga akan sampai pada kita. Selama manfaatnya terus mengalir, selama itu pula kebaikannya mengalir pula ke “rekening pahala” kita.
Karena itu sahabat, mari bershadaqah Al-Qur’an, kita tidak tahu dari shadaqah yang manakah yang akan membuat Allah S.W.T. ridho. Siapa tahu itu dari shadaqah Al-Qur’an yang sahabat berikan. Ingatlah, kematian itu perkara yang paling dekat. Kita tak tahu kapan ajal mendatangi kita. Karena itu, jangan tunda peluang amal sholeh yang menghampiri kita.
Mari shadaqah Al-Qur’an, bersama memberikan Al-Qur’an pertama bagi anak-anak TPA.
Selain ke TPA binaan Ustadzah Yoyoh Riyadhoh, pada “Tebar Qur’an” kali ini juga, kami menyampaikan amanat Qur’an ke Pesantren Tahfidz Ummul Quro’, di daerah Salopa, Tasikmalaya.