Apakah Persamaan Alam Kubur dan Kuburan?

Alam kubur adalah alam yang dimasuki oleh setiap orang yang meninggal dunia, apakah ia dikuburkan atau tidak dikuburkan. Fir’aun misalnya, meskipun sampai sekarang masih utuh sebagai sebagai mummi yang disimpan di Museum Cairo Mesir, ia tetap berada dalam alam kubur.

Begitu juga jasad-jasad lain, baik yang utuh maupun yang hancur bagai tepung, mereka tetap memasuki alam kubur. Alam kubur dikenal juga dengan sebutan Alam Barzah yang berarti pembatas antara alam dunia dan alam akhirat. Setelah seseorang memasuki alam kubur, ia akan ditanya oleh Malaikan Munkar dan nakir tentang Tuhan, agama, dan nabi-Nya. Orang yang beriman akan menjawab: Tuhanku Allah, agamaku Islam, dan nabiku Muhammad saw. Sedangkan orang yang tidak beriman atau orang yang ragu akan mengatakan tidak tahu, lalu ia akan disiksa.

Yang menentukan bisa atau tidaknya seseorang menjawab pertanyaan malaikat di alam kubur adalah iman amal shalehnya selama hidup di dunia. Setiap orang yang lulus dalam ‘ujian’ alam kubur akan merasakan kenikmatan, sebaliknya orang yang tidak lulus akan merasakan azab dan penderitaan.

Bagaimana bentuk kenikmatan dan siksa yang akan dirasakan, tidak perlu kita bandingkan dengan apa yang didapat di dunia sekarang ini. Yang jelas, kenikmataan dan siksaan itu merupakan realitas yang harus kita imani. Nash-nash Al Qur’an dan sunah yang dijadikan dalil adanya pertanyaan Malaikat Munkar dan Nakir serta adanya kenikmatan dan siksa di alam kubur antara lain sebagai berikut:

“Allah meneguhkan orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh dalam kehidupan di dunia dan di akhirat…” (QS. Ibrahim:27).

Menurut Rasullah saw. al-qaulu as-tsabit dalam ayat di atas adalah kesaksian -bahwa tiada Tuhan melainkan Allah dan Muhammada Rasulullah- yang diberikan oleh seorang muslim di dalam kubur tatkala ditanya oleh malaikat. (HR. Bukhari dan Muslim)

“….Dan Fir’aun beserta kaumnya dikepung oleh azab yang amat buruk. Kepada mereka ditampakkan neraka pada pagi dan petang. Pada hari terjadinya kiamat (dikatakan kepada malaikat): ‘Masukkan Fir’aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras.” Dalam ayat di atas, ada dua azab yang ditimpakan oleh Allah kepada Fir’aun dan kaumnya. Pertama, ditampakkan neraka pada pagi dan petang. Kedua, dimasukkan ke dalam azab yang sangat keras. Jika azab yang kedua dinyatakan setelah terjadinya kiamat, tentu azab yang pertama terjadi antara kematian dan kebangkitan, yaitu di alam kubur.

Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya jika seseorang telah diletakkan di dalam kuburannya dan ditinggalkan oleh teman-temannya, maka ia mendengar bunyi sandal mereka, maka saat itu ia didatangi oleh dua malaikat yang kemudian mendudukkannya dan bertanya: “Bagaimana pendapatmu tentang ini (maksudnya Nabi Muhammad saw)?” Seorang mukmin akan menjawab: “Aku bersaksi bahwa ia adalah hamba dan utusan Allah.” Lalu malaikat itu berkata kepadanya: “Lihatlah, tempatmu di neraka sana sudah diganti oleh Allah dengan tempat di surga, kemudian ia melihat kedua tempat itu. Adapun orang munafik dan kafir, ketika ditanya: “Bagaimana pendapatmu tentang orang ini?” ia menjawab: “Saya tidak tahu. Saya hanya mengatakan apa kata orang saja.” Lalu dukatakan kepadanya: “Kamu tidak tahu dan tidak pernah membaca namanya?” Lalu ia dipukul dengan palu besi hingga menjerit kesakitan, yang jeritannya itu didengar oleh makhluk disekitanya, kecuali oleh manusia dan jin.” (Muttafaqun ‘alaih)

Menurut Dr. Muhammad Na’im Yasin dalam bukunya Al-Iman, hadits-hadits shahih yang menerangkan adanya azab kubur sangat banyak dan mencapai derajat mutawir (meyakinkan/pasti).

Kesimpulannya, kuburan adalah tempat jenazah dikuburkan, sedangkan alam kubur atau alam barzah adalah alam atau kehidupan yang akan dirasakan oleh setiap orang yang telah wafat. Walaupun keberadaan alam kubur itu tidak bisa dibuktikan secara empirik, kita harus yakin bahwa alam kubur itu ada. Allahu a’lam.

Humas PI

Humas PI

PERCIKAN IMAN ONLINE DIGITAL - Ruko Komplek Kurdi Regency 33A Jl. Inhoftank, Pelindung Hewan Kec. Bandung Wetan, Kota Bandung, Jawa Barat 40243 Telp. 08112216667 | info@percikaniman.org

Related Post

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Apakah Persamaan Alam Kubur dan Kuburan?

Ada dua macam cemburu, positif dan negatif. Ketika suami terlambat pulang, isteri sibuk mencari tahu tentang keberadaan suaminya karena khawatir terjadi apa-apa pada diri suaminya, inilah cemburu yang positif.

Namun jika keterlambatan suami itu melahirkan prasangka buruk, mikir yang nggak karuan, sehingga melahirkan percekcokan, ini disebut cemburu yang negatif.

Rasulullah saw. melarang para suami ataupun isteri bersikap cemburu yang negatif, sabdanya,

إِنَّ مِنَ الْغَيْرَةِ غَيْرَةٌ يُبْغِضُهَا اللهُ، وَهِيَ غَيْرَةُ الرَّجُلِ عَلَى أَهْلِهِ مِنْ غَيْرِ رِيْبَةٍ

“Sesungguhnya di antara cemburu ada cemburu yang dibenci Allah, yaitu cemburunya seorang laki-laki kepada isterinya tanpa alasan.” ( HR. Bukhari, Muslim, Abu Daud, dan Tirmidzi).

Hadits ini ditujukan pada suami, namun karena kecemburuan juga bisa terjadi pada isteri, keterangan ini berlaku juga untuk isteri. Jadi, cemburu itu sehat asal positif. Ada yang mengatakan, cemburu itu tanda cinta. Ini benar kalau yang dimaksud adalah cemburu positif. Banyak kasus perceraian yang berawal dari cemburu yang negatif. Ke mana saja isteri atau suami pergi selalu dimata-matai, ada yang nelpon dicurigai, ada yang ngajak senyum dicaci, dan lain-lain.

Ini akan menjadi awal petaka. Banyak penyebab terjadinya cemburu negatif. Bisa karena tidak percaya diri, Isteri yang tidak pe de, cenderung berprasangka buruk saat suami berada di sekitar para wanita yang punya kelebihan, atau bisa juga karena pengalaman Wanita yang sering dikhianati saat belum menikah, bisa menjadi pencemburu negatif karena takut dikhianati, atau malah sebaliknya, ia malah menjadi wanita tahan banting (tidak mudah cemburu) karena sudah biasa dikhianati.

Atau mungkin juga Anda sebagai suami tidak pernah menunjukkan cinta kasih baik dengan bahasa verbal ataupun non verbal, sehingga isteri merasa tidak dicintai lagi, dan masih banyak penyebab lainnya. Nah kalau ingin memperbaiki keadaan, tugas Anda sebagai suami adalah mencoba mempelajari apa kira-kira yang menjadi penyebabnya, kemudian lakukan komunikasi yang terbuka.



Survei membuktikan, kalau komunikasi suami-isteri masih bisa jalan, kehancuran rumah tangga bisa ditolong. Sebaliknya, bila komunikasi sudah macet, tunggu saja kehancurannya, ia akan menjadi bom waktu yang bisa meledak kapan dan dimana saja.

Kesimpulannya, cari tahu apa yang menjadi penyebab kecemburuan. Lakukan komunikasi yang terbuka dengan isteri, shabar, introspeksi diri, dan berdo’a kepada Allah swt. Insya Allah rumah tangga Anda bisa diselamatkan. Wallahu A’lam.
Humas PI

Humas PI

PERCIKAN IMAN ONLINE DIGITAL - Ruko Komplek Kurdi Regency 33A Jl. Inhoftank, Pelindung Hewan Kec. Bandung Wetan, Kota Bandung, Jawa Barat 40243 Telp. 08112216667 | info@percikaniman.org

Related Post

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *