Bagaimana kalau Tidak Tahu Arah Kiblat?

Kiblat adalah titik yang menyatukan arah segenap umat Islam dalam melaksanakan shalat, tetapi titik arah itu sendiri bukanlah objek yang disembah oleh umat Islam dalam melaksanakan shalat.

Objek yang dituju dalam melaksanakan shalat hanyalah Allah swt. Jadi, kita bukan menyembah Ka’bah, tetapi menyembah Allah swt. Fungsi Ka’bah hanya menjadi titik kesatuan arah dalam shalat. Pada prinsipnya, kita diperintahkan untuk menghadap kiblat (arah Ka’bah) saat shalat, baik shalat wajib ataupun sunah. Hal ini berdasarkan firman Allah swt.

“…Hadapkan mukamu ke Masjidil Haram. Dan dimana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya…”(QS. Al-Baqarah 2:144)

“Abi Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw. bersabda, “Apabila kamu akan melaksanakan shalat, sempurnakan wudhumu, kemudian menghadap ke kiblat, lalu bertakbir.” (H.R.Muslim)

Namun, apabila tidak memungkinkan menghadap kiblat, misalnya karena tidak tahu arah seperti yang Anda alami, atau saat shalat di kendaraan, atau ketika shalat sambil berbaring karena sakit, kemana saja kita menghadap dinilai telah menghadap arah kiblat, sebagaimana dijelaskan dalam ayat berikut.

“Dan kepunyaan Allahlah timur dan barat, maka kemanapun kamu menghadap disitulah wajah Allah. Sesungguhnya Allah maha luas rahmat-Nya lagi Maha Mengetahui.” (QS.Al-Baqarah 2:115)

Jabir memaparkan latar belakang turunnya ayat ini, “Kami telah di utus Rasulullah saw. ke Syria. Saat di tengah perjalanan, kegelapan menyelimuti kami sehingga tidak tahu arah kiblat.” Segolongan di antara kami berkata, “Kami telah mengetahui arah kiblat yaitu di sana, arah utara!” Sebagian kami berkata:, “Arah kiblat di sana, arah selatan!” Dan mereka membuat garis di tanah. Tatkala matahari terbit, ternyata garis itu tidak mengarah ke kiblat. Maka ketika kembali dari perjalanan, kami tanyakan kepada Rasulullah saw. tentang peristiwa itu, Nabi saw diam hingga turunlah ayat ini (Al-Baqarah 2:115).”

Merujuk pada ayat ini para ahli menyimpulkan, apabila kita tidak mengetahui arah kiblat, kita diperbolehkan shalat menghadap ke arah mana saja yang diyakini sebagai kiblat. Jika ternyata arah kiblat itu salah, shalatnya tetap sah, tidak perlu diulangi lagi. Wallahu A’lam.

Humas PI

Humas PI

PERCIKAN IMAN ONLINE DIGITAL - Ruko Komplek Kurdi Regency 33A Jl. Inhoftank, Pelindung Hewan Kec. Bandung Wetan, Kota Bandung, Jawa Barat 40243 Telp. 08112216667 | info@percikaniman.org

Related Post

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Bagaimana kalau Tidak Tahu Arah Kiblat?

Menurut informasi yang didapatkan dalam kitab suci Al Quran, Nabi Isa tidak meninggal karena disalib seperti yang diyakini umat Kristiani.
Yang disalib adalah orang yang berkhianat pada Nabi Isa dan dia diserupakan seperti Nabi Isa a.s.

Silakan perhatikan ayat berikut, Dan karena ucapan mereka, “Sesungguhnya kami telah membunuh al-Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah,” padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak pula menyalibnya, tetapi yang mereka bunuh ialah orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang pembunuhan Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak pula yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa. (Q.S. An-Nisaa 4: 157).

Tetapi yang sebenarnya, Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.” (Q.S. An-Nisaa 4: 158)

Kalimat Allah telah mengangkat Isa mengandung beberapa makna. Ada sebagian umat Islam yang memahami redaksi tersebut secara harfiah, mereka percaya bahwa Nabi Isa belum mati dan sekarang masih hidup di langit dan suatu saat akan turun ke bumi untuk meluruskan kekeliruan- kekeliruan umatnya.

Pendapat ini dikuatkan juga dengan sejumlah hadis. Namun, kalau kita telaah secara saksama, ternyata hadis-hadis tersebut semuanya bermuara pada dua orang perawi, yaitu Ka’ab al-Ahbar dan Wahab bin Munabbin.

Kedua orang tersebut mantan penganut agama Kristen. Di antara ulama hadis, ada yang menilai bahwa informasi tentang kehidupan Nabi Isa di langit dan akan turun ke bumi pada hakikatnya bersumber dari sisa kepercayaan kedua perawi tersebut.

Ustadz Sayyid Quthb mengingatkan bahwa dalam permasalahan yang berhubungan dengan keimanan, terutama masalah-masalah yang gaib seperti persoalan Nabi Isa a.s., riwayat-riwayatnya harus berlandaskan pada dalil-dalil yang sangat kuat atau qath’i, bahkan status periwayatannya harus mencapai derajat mutawatir. Ternyata, menurut penelitian para ahli hadis, semua riwayat yang menjelaskan bahwa Nabi Isa a.s. belum wafat dan akan turun lagi ke bumi tidak mencapai derajat mutawatir.

Apabila riwayat-riwayatnya sulit dipertanggungjawabkan maka makna Allah mengangkat Isa harus kita pahami sebagai bahasa majazi (kiasan). Menurut Ustadz Quraish Shihab, ayat ke-55 dalam Surat Ali Imran yang berbunyi …Dan Aku (Allah) akan mengangkatmu ke sisi-Ku… bukanlah dalam pengertian diangkat fisiknya, melainkan di angkat derajatnya ke sisi Allah.

Apakah Nabi Isa a.s masih hidup? Allah swt. menegaskan dalam Surat Ali Imran ayat 55, (Ingatlah), ketika Allah berfirman, “Hai Isa, sesungguhnya aku mutawaffiika dan mengangkat kamu kepada-Ku” (Q.S. Ali Imran 3: 55).     Makna mutawaffika adalah mewafatkan.

Jadi, cukup jelas bahwa Nabi Isa a.s telah wafat dan derajatnya diangkat di sisi Allah.

Kesimpulannya, semua riwayat yang menjelaskan bahwa Nabi Isa belum wafat dan akan turun ke bumi bermuara pada perawi yang bernama Ka’ab al-Ahbar dan Wahab bin Munabbih dan keduanya pernah beragama Kristen.

Sementara, Surat Ali Imran ayat ke-55 begitu tegas menyebutkan bahwa Nabi Isa telah wafat. Orang yang telah wafat hanya akan dibangkitkan pada hari kebangkitan dan tidak ada satu ayat pun yang menjelaskan bahwa Nabi Isa akan dibangkitkan sebelum kiamat dan akan turun lagi ke bumi.

Wallahu a’lam
Humas PI

Humas PI

PERCIKAN IMAN ONLINE DIGITAL - Ruko Komplek Kurdi Regency 33A Jl. Inhoftank, Pelindung Hewan Kec. Bandung Wetan, Kota Bandung, Jawa Barat 40243 Telp. 08112216667 | info@percikaniman.org

Related Post

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *