Bahagiakan Diri dalam Segala Kondisi…

Allah SWT menciptakan jin dan manusia berikut alam semesta agar mereka pandai bersyukur dan itu adalah bagian dari menghambakan diri kepada Allah Swt.

Dalam kondisi apapun, seseorang yang memilih sikap mengeluh akan selamanya mengeluh. Sekalipun ia hidup di antara emas berlian, tapi ia akan tetap melihat pecahan beling dan mempermasalahkannya. Maaf kalau perumpamaannya terkesan berlebihan, tapi banyak yang terlihat begitu. Senikmat apapun yang di peroleh, ia selalu tidak bisa merasa nikmat.

Syukur yang terhenti di lisan, memberikan kondisi hati yang semu. Padahal di dunia ini hanyalah sementara, sedangkan kampung akherat adalah lebih kekal dan utama.

Trus bagaimana cara kita menjadi umat berbahagia karena benar-benar bersyukur?

1. Pertama adalah dengan HATI

Yakni mengembalikan semua nikmat kepada Allah, iman (memahami agama dengan benar) dan senantiasa mengagungkan Kebesaran Nya. Allah memberikan kondisi kita seperti memberi sebuah soal ujian. Dan Allah menunggu jawaban sikap yang kita berikan, bisa jadi Allah akan mengambil kembali, ditambah atau bahkan diganti. Dan itu akan berlangsung terus menerus selama kita hidup.

Dan lagi, kondisi kita sering kali merupakan sesuatu yang berada di luar kekuasaan diri kita, kondisi kita merupakan soal ujian yang Allah berikan untuk kita, yang dinamakan takdir. Memang ada yang bisa diubah, tapi ada juga yang tak bisa diubah.

Satu-satunya yang bisa kita kontrol adalah SIKAP. Maka dengan menyadari hal ini, semestinya kita sadar bahwa yang membuat kita tidak bahagia bukan karena kondisi kita yang masih jomblo, atau bukan karena pernikahan kita yang terasa hambar, atau anak-anak kita yang rewel, mertua yang cerewet, bukan itu semua! tapi karena sikap kita keliru… Kita sendiri yang memilih untuk tidak bahagia lalu menyalahkan kondisi sebagai kambing hitamnya.

Allah SWT berfirman:
Mengapa Allah akan menyiksamu, jika kamu bersyukur dan beriman? Dan Allah adalah Maha Mensyukuri lagi Maha Mengetahui. (QS. An-Nisa: 147)

2. Kedua adalah dengan LISAN dan PERBUATAN

Yakni selalu memuji-Nya dalam keadaan apapun. Dan mempergunakan nikmat-nikmat yang Allah berikan, baik nikmat sehat, nikmat waktu, nikmat pendengaran, penglihatan dsb, sesuai dengan segala hal yang Allah sukai dan Allah perintahkan dengan penuh keikhlasan.

Seperti itulah contoh SAW,
Jika beliau dalam keadaan suka, seraya berucap,” Segala puji bagi Allah, karena-Nya semua nikmat menjadi sempurna”
Bila beliau kondisi duka, beliau tetap berkata, “Segala puji bagi Allah dalam keadaan apapun.”

Allah SWT berfirman:

Ya Allah, berilah aku kekuatan syukur, sehingga aku dapat selalu mensyukuri seluruh nikmat yang telah Engkau karuniakan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku, sehingga aku bisa selalu beramal soleh.” (QS. Al-Ahqaf: 15)

Betapa kita harus malu, dan banyak bersyukur kepada Allah Subhana Wa Ta’ala atas nikmat seorang mukmin, yang baginya segala ujian kebaikan dan keburukan tetap bernilai pahala (kebaikan) di sisi Nya.

3. Ketiga adalah Tujuan Akhirat

Orang yang berorientasi dunia biasanya akan merasa hidup itu tak pernah memuaskan, ada saja ujian silih berganti. Baru selesai masalah yang satu, sudah datang masalah lain.

Akhirnya terus mengeluh dan mengeluh, karena kita bias terhadap tujuan sebenarnya hidup ini. Tapi orang yang berorientasi akhirat akan tahu persis bahwa setiap ujian yang menimpanya dapat menghapus dosa-dosanya, dapat mengangkat derajatnya di hadapan Allah, sehingga ia tidak stres menghadapi ujian terus-menerus melainkan bisa menikmatinya.

Semakin besar masalah, semakin besar pahala. Karena pahala berbanding lurus dengan ujian.Sama seperti seseorang yang mendaki gunung, makin mendaki terasa makin sulit, makin pegal, makin sesak, tapi di saat yang sama juga makin senang karena berarti puncak akan segera sampai.

4. Keempat adalah Selalu lihat ke bawah!

Orang-orang yang sulit bersyukur biasanya karena kebanyakan membandingkan hidupnya dengan kehidupan orang lain yang lebih tinggi darinya.
Rumput tetangga selalu terlihat lebih hijau, padahal ternyata rumputnya sintetis. Kalau mau selalu bersyukur, Rasulullah dalam sebuah haditsnya menyuruh kita untk melihat ke bawah untuk urusan duniawi, yakni lihatlah orang yang lebih susah, lebih miskin, lebih parah penyakitnya, sehingga kita bisa lebih mudah bersyukur.

Rasulullah SAW bersabda:

“Sungguh mengherankan perkara orang mukmin itu, seluruh perkara adalah BAIK baginya. Dan hal itu tidak dimiliki oleh siapapun, kecuali oleh orang mukmin. Apabila ia diberi sesuatu yang menggembirakan dia bersyukur, maka hal itu menjadi baik baginya. dan apabila ia ditimpa suatu mudharat dia bersikap sabar, maka hal itu pun menjadikan baik baginya.” (HR. Muslim)

Semoga Allah SWT menjadikan kita semua sebagai hamba-Nya yang pandai bersyukur dan bahagia menerima dalam setiap keadaan…

Humas PI

Humas PI

PERCIKAN IMAN ONLINE DIGITAL - Ruko Komplek Kurdi Regency 33A Jl. Inhoftank, Pelindung Hewan Kec. Bandung Wetan, Kota Bandung, Jawa Barat 40243 Telp. 08112216667 | info@percikaniman.org

Related Post

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *