Banjir Pakistan, Alarm untuk Kita Semua

Percikan Iman – Menewaskan lebih dari 1.000 jiwa, banjir kali ini menjadi bencana alam terparah yang melanda Pakistan. Berbagai sumber menyebutkan, banjir ini bermula dari guyuran hujan deras di Pakistan sejak Jum’at (26/8) waktu setempat.

Secara keseluruhan, korban yang terdampak mencapai 33 juta orang. Seorang warga bersaksi baru kali ini terjadi banjir sebesar ini.

“Saya tidak pernah menyaksikan banjir sebesar ini karena hujan seumur hidup saya,” kata seorang petani setempat, Rahim Baksh Brohi (80) asal Sukkur, Provinsi Sindh, sebagaimana dikutip oleh detik.com.

Secara ekonomi, Menteri Perencanaan Pakistan, Ahsan Iqbal mengatakan banjir Pakistan 2022 mengakibatkan total kerugian mencapai sekitar US$ 10 miliar. Jumlah tersebut kemungkinan akan terus bertambah seiring proses penanggulangan banjir ke depannya.

Pada sektor mikro, warga yang terdampak juga berpotensi kehilangan mata pencaharian. Itu lantaran luasnya lahan pertanian yang rusak, khususnya lahan padi dan kapas. 45% tanaman kapas Pakistan terkonfirmasi rusak.

Selain itu, luasnya paparan banjir juga mengakibatkan terputusnya jalur evakuasi. Hal itu juga sekaligus menghambat pengiriman bantuan.

Innalillahi wa innaa ialihi rooji’uun, segala sesuatu yang terjadi adalah kehendak Allah S.W.T. ketika Allah S.W.T. berkehendak, tak ada satupun makhluk yang dapat mencegahnya. Namun, Allah S.W.T. bersifat Maha Adil. Allah S.W.T. sudah memberikan “kisi-kisi” pada setiap persoalan yang akan menimpa kita.

Kemudian, meski musibah kali ini tidak menimpa kita, selayaknya kita dapat mengambil pelajaran darinya. Di sisi lain, dalam kaidah ke-umat-an selayaknya kita turut merasakan apa yang saudara kita rasakan di sana. Kita ketahui bersama, Pakistan merupakan salah satu negara dengan 97% Muslim.

Sahabat, untuk menyikapi musibah ini, mari kita buka kembali pedoman utama kita, Al-Qur’anul Kariim. Dalam surat As-Syuro ayat 30, Allah S.W.T. berfirman,

وَمَآ اَصَابَكُمْ مِّنْ مُّصِيْبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ اَيْدِيْكُمْ وَيَعْفُوْا عَنْ كَثِيْرٍۗ

Musibah apa pun yang menimpamu disebabkan oleh perbuatanmu sendiri. Allah memaafkan sebagian besar kesalahanmu.

Dari ayat tersebut, kita dapat melihat jika segala jenis musibah yang menimpa kita, sejatinya akibat ulah tangan kita sendiri. Rabb kita, Allah S.W.T. telah menetapkan sistem yang berkelanjutan dari alam ini dengan kadarnya yang pas. Namun, ketidakmampuan kita mengendalikan diri mendorong kita mengambil atau berbuat di luar kadar tersebut.

Allah S.W.T. memang menyediakan alam untuk memenuhi segala macam kebutuhan kita. Namun, bukan berarti kita boleh mengeksplotiasinya lebih dari kebutuhan. Idealnya, kita dapat disiplin mengacu pada angka kecukupan kita. Ambil secukupnya, rawat selebihnya.

Soal poin ini, Allah S.W.T. sudah memberi peringatan yang tegas dalam An-Nisa ayat 79,

مَآ اَصَابَكَ مِنْ حَسَنَةٍ فَمِنَ اللّٰهِ ۖ وَمَآ اَصَابَكَ مِنْ سَيِّئَةٍ فَمِنْ نَّفْسِكَ ۗ وَاَرْسَلْنٰكَ لِلنَّاسِ رَسُوْلًا ۗ وَكَفٰى بِاللّٰهِ شَهِيْدًا

Kebajikan apa pun yang kamu peroleh, semuanya dari Allah, dan keburukan apa pun yang menimpamu, itu dari kesalahanmu sendiri. Kami mengutusmu (Muhammad) menjadi rasul kepada seluruh manusia. Cukuplah Allah yang menjadi saksi.

Kemudian, pada Asy-Syuro ayat 30 tersebut, Allah S.W.T. memperlihatkan kasih sayang-Nya dengan memberikan kita pintu keluar dari musibah tersebut. Yakni memohon ampun pada Allah S.W.T. Pasalnya, musibah turun juga karena dosa-dosa yang kita lakukan. Baik dosa yang langsung pada Allah S.W.T. atau pun karena perbuatan dholim kita pada sesama makhluknya.

Ketika manusia lupa pada Allah S.W.T., saking sayangnya Allah pada kita, Ia mengingatkan kita. Sebelum kita terperosok lebih jauh, Allah S.W.T. memberi kita peringatan.

Ketika akses pertolongan manusia semuanya tertutup dengan air banjir, tak satupun yang dapat menolong kita, melainkan Allah S.W.T. saja. Namun, alangkah baiknya, jika kita sadar tanpa harus diperingatkan oleh banjir terlebih dahulu. Musibah tersebut merupakan alarm, bukan saja bagi saudara kita, melainkan untuk kita juga yang jauh dari lokasi bencana.

Dalam penggalan terakhir ayat kedua surat Al-Hasyr, Allah S.W.T. berfirman

فَاعْتَبِرُوْا يٰٓاُولِى الْاَبْصَارِ

Maka, ambillah kejadian itu sebagai pelajaran, hai orang-orang yang mempunyai pikiran!

Mari kita memohon ampun atas segala dosa kita, besar atau kecil. Mohonlah ampun karena pernah membuang bungkus permen sembarangan, mohonlah ampun untuk diri kita, keluarga kita, dan untuk saudara-saudara muslimin dan mukminin semuanya.

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ

Ya Allah, ampunilah mikminin dan mnukminat, muslimin dan muslimat, yang masih hidup maupun yang telah wafat.

Media Dakwah Percikan Iman

Media Dakwah Percikan Iman

Yayasan Percikan Iman | Ruko Komplek Kurdi Regency 33A Jl. Inhoftank, Pelindung Hewan Kec. Bandung Wetan, Kota Bandung, Jawa Barat 40243 Telp. 08112216667

Related Post

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

slot mahjong
slot mahjong
slot pragmatic
gambolhoki
slot pragmatic