Anak merupakan perhiasan dunia. Kehadirannya membawa makna dalam kehidupan. Di sisi lain, anak merupakan amanah. Orangtua berkewajiban menjaga amanah tersebut dengan baik.
Shaum Ramadhan hendaknya menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam kegiatan anak, terutama yang menginjak remaja untuk membiasakannya kelak memasuki usia dewasa.
Ada banyak cara yang biasa diterapkan para orangtua dalam membiasakan shaum pada anak. Namun, ada baiknya kita cermati hadits berikut yang bisa dijadikan panduan pembiasaan shaum pada anak-anak.
“Kemudian kami mengerjakan puasa (bulan Ramadhan), dan kami menyertakan anak-anak kami berpuasa. Kami memberikan kepada mereka mainan dari bulu. Apabila salah seorang dari mereka menangis meminta makanan kami memberikan mainan itu kepadanya hingga waktu berbuka tiba.” (H.R. Bukhari Muslim)
Dari hadits tersebut, beberapa inspirasi dalam pembiasaan shaum pada anak di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Berilah suri teladan yang baik pada anak.
2. Berilah pemahaman yang baik pada anak seputar shaum, hukum, keutamaan, dan akibat dari meninggalkan shaum dengan komunikasi yang baik.
3. Ajaklah dengan sabar dan lembut agar anak mau mengikuti aktivitas shaum, mulai dari sahur sampai yang lainnya.
4. Jika memang diperlukan, tidak dipersalahkan jika sementara anak disibukkan dengan hobinya. Misalnya, game atau yang lainnya dengan pengawasan kita.
5. Berdoalah selalu agar diberi kekuatan dalam mendidik anak. Shaum Ramadhan adalah saat mustajabnya doa.
Selain yang saya paparkan, tentu saja sangat mungkin terdapat solusi lain yang bisa menambah kemudahan dalam upaya mendidik anak dalam berpuasa. Lakukanlah yang terbaik agar amanah mendidik anak dapat tertunaikan dengan baik. Wallahu a’lam