Sahabat Percikan Iman, keimanan adalah merupakan karunia nikmat yang paling besar dari Allah Swt. Allah menurunkan ayat terakhir yang terdapat (QS.5:3).
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا ۚ
“..Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu…”
Usaha mendapatkan nikmat terbesar tersebut tidaklah mudah. Kita sendiri harus berikhtiar menempuh jalan mendapatkannya dan menjaganya dengan sungguh-sungguh dan istiqomah.
Seperti halnya sebuah tanaman, jika kita ingin mendapatkan tanaman yang berkualitas tinggi maka hal yang harus kita perhatikan pertama adalah bibitnya, kemudian medianya, dilanjutkan dengan jenis pupuk yang digunakan serta bagainana mengendalikan hamanya. Dan secara rutin menyirami tanaman tersebut dengan teratur, maka diharapkan akan tumbuh tanaman terbaik.
Sahabatku, begitupun dengan hati kita. Hati akan sangat menentukan perilaku dan masa depan pemiliknya harus terus menerus melakukan pembersihan hati (Tazkiyatun Nafs) dan menjaganya.
Iman itu tumbuhnya di hati, jika hati berpenyakit maka hati akan bermasalah, mirip dengan dalam media yang gersang maka tanamanpun sulit untuk hidup.
Nah, cara membersihkan hati adalah sebagai berikut :
- Jauhi dosa dan maksiat.
Dosa-dosa yang kita lakukan dengan tanpa usaha untuk bertaubat dan memperbaikinya akan secara cepat atau lambat mengotori hati dan akhirnya akan merusak hati dan bahkan kemudian membuat hatinya mati.
Semua itu di jelaskan dalam :
(QS. Al.Muthaffifin: 14-15)
كَلَّا بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
“Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutup hati mereka” (Qs. Al-Muthaffifin: 14)
كَلَّا إِنَّهُمْ عَنْ رَبِّهِمْ يَوْمَئِذٍ لَمَحْجُوبُونَ
“Sekali-kali tidak, sesungguhnya mereka pada hari itu benar-benar terhalang dari (melihat) Tuhan mereka”. (Qs. Al-Muthaffifin: 15)
(QS. Al Furqan: 70-71),
إِلَّا مَنْ تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ عَمَلًا صَالِحًا فَأُولَٰئِكَ يُبَدِّلُ اللَّهُ سَيِّئَاتِهِمْ حَسَنَاتٍ ۗ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا
kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; maka itu kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
وَمَنْ تَابَ وَعَمِلَ صَالِحًا فَإِنَّهُ يَتُوبُ إِلَى اللَّهِ مَتَابًا
Dan orang-orang yang bertaubat dan mengerjakan amal saleh, maka sesungguhnya dia bertaubat kepada Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya.
(QS. Az Zumar: 53),
قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَىٰ أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
(QS. At Tahrim: 8)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَصُوحًا عَسَىٰ رَبُّكُمْ أَنْ يُكَفِّرَ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ يَوْمَ لَا يُخْزِي اللَّهُ النَّبِيَّ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ ۖ نُورُهُمْ يَسْعَىٰ بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَبِأَيْمَانِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا أَتْمِمْ لَنَا نُورَنَا وَاغْفِرْ لَنَا ۖ إِنَّكَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yang bersama dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: “Ya Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu”.
(QS. Ali Imran: 8).
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً ۚ إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
(Mereka berdoa): “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia)”.
Sahabatku, Jika kita telanjur sudah terjerumus dosa maka tindakan terbaik adalah segeralah bertaubat. Jika sudah bertaubat, maka berhusnudzan-lah kepada Allah bahwa Allah mengampuni dosa-dosa kita serta berdo’a lah kepada Allah agar tidak terjerumus lagi ke dalam dosa tersebut. Selain kata doa, kita juga harus mengikuti rangkaian taubat yakni : terus belajar dan memperbaiki diri, karena tidak dikatakan sebagai taubat jika kita tidak memperbaiki diri.
2. Pupuk hati dengan ilmu dan selalu tadabbur Al Qur’an.
(QS. Muhammad: 19)
فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مُتَقَلَّبَكُمْ وَمَثْوَاكُمْ
Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan, tuhan) selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat kamu tinggal.
(QS. Az Zumar: 55).
وَاتَّبِعُوا أَحْسَنَ مَا أُنْزِلَ إِلَيْكُمْ مِنْ رَبِّكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَكُمُ الْعَذَابُ بَغْتَةً وَأَنْتُمْ لَا تَشْعُرُونَ
Dan ikutilah sebaik-baik apa yang telah diturunkan kepadamu dari Tuhanmu sebelum datang azab kepadamu dengan tiba-tiba, sedang kamu tidak menyadarinya,
Dalam (QS. Muhammad: 19) tersebut ada kata fa’lam yang artinya ketahuilah atau pelajarilah bahwa tiada Tuhan selain Allah. Allah menyuruh kita untuk mengetahui yaitu dengan cara belajar dan berusaha memahami.
Sedangkan didalam (QS. Az Zumar:55) dijelaskan bahwa sebaik-baik karunia yang Allah turunkan adalah Al Qur’an, maka pelajarilah dan amalkanlah Al Qur’an itu sebelum datang kematian, karena kematian itu datangnya selalu dengan mendadak.Dan itu merupakan azab bila kematian menimpa pada orang-orang yang sedang melakukan kemaksiatan.
3. Latih diri untuk beramal sesuai dengan kadar kemampuan.
Dalam kehidupan, kita banyak melihat orang-orang yang pandai. Dan itu tidak diperoleh secara instan dan memerlukan latihan, kesabaran dan kerja keras terus menerus didukung dengan doa kepada Allah Swt. Ini di jelaskan dalam (QS. Al Baqarah: 286) bahwa manusia beramal sesuai dengan kadar kemampuannya karena Islam itu sesuai fitrah manusia. Dan ilmu Allah itu sangatlah luas.
لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ۚ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ ۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ ۖ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا ۚ أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir”.
Wallahu’alam bishshawab.
Resensi Kajian Umum MPI
Ahad pagi, 31 Maret 2019
Bersama Ust. Dr. Aam Amiruddin, M.Si
di Mesjid Ulul Albaab Unpas Bandung
Di Tulis oleh Ika Kartika (@kartikamuslimah)