Sehabat Percikan Iman, sejatinya semua manusia itu di ciptakan oleh Allah dalam keadaan suci (QS. Al Isra:70).
Sungguh Allah telah memuliakan manusia dan Allah takdirkan manusia itu dapat mengarungi daratan dan lautan.Dan Allah pun menyuruh kepada kita untuk menikmati rizki yang halal dan toyyib. Oleh karena itu setiap orang wajib memberikan nutrisi yang toyyib untuk dirinya.
Ayat ini di mulai dengan penjelasan bahwa manusia itu mulia dan diakhiri pula dengan sebutan bahwa manusia itu diciptakan dengan kelebihan yang sempurna.
Artinya ini gambaran bahwa manusia itu sejak awal sudah tercipta sebagai makhluk yang mulia maka hal ini harus kita syukuri. Allah telah menciptakan kita dalam bentuk yang sebaik-baiknya. (QS. At Tin: 4)
Akan tetapi di saat menjalani kehidupan, manusia itu keluar dari garis yang telah Allah tetapkan sehingga melakukan pelanggaran. Di saat tidak mengikuti aturan, Allah biarkan jatuh ke bawah sampai derajat yang paling hina. (QS. Al A’raf: 179).
Sungguh ketika qalbunya mati, apa yang terjadi? Matanya pun tidak akan mampu untuk melihat kebenaran dan yang tak berfungsi bukan hanya mata, telinga, pikiran pun akan terkunci dari pintu-pintu hidayah.
Maka ketika pintu qalbunya mati, cahaya pun tidak akan bisa masuk sehingga Allah umpakan mereka seperti binatang ternak bahkan lebih hina dari binatang ternak.
Begitulah perjalanan hidup manusia yang tadinya Allah muliakan karena melakukan suatu kesalahan lalu Allah jatuhkan ke tempat yang paling rendah
Sahabat Percikan Iman, setidaknya ada tiga tipe manusia:
Manusia yang mulia di hadapan Allah dan mulia di hadapan manusia
Manusia yang mulia di hadapan Allah dan hina di hadapan manusia
Manusia yang mulia di hadapan manusia akan tetapi hina di hadapan Allah.
Kita harus berjuang secara sungguh-sungguh bagaimana caranya agar dapat mulia di hadapan Allah dan mulia di hadapan manusia. Jika tidak seperti itu pun paling tidak kita bisa mendapatkan kemuliaan di hadapan Allah sekalipun tidak mulia di hadapan manusia.

Berikut ini adalah cara agar kita mendapatkan kemuliaan di sisi Allah adalah:
Lakukan dengan muhasabah (Introspeksi diri) (QS. Al Hasyr: 18). Tidak ada manusia yang sempurna, setiap diri pasti pasti pernah melakukan kesalahan. Caranya untuk memperbaiki kesalahan itu adalah dengan evaluasi atau introspeksi.
Misalnya jika perusahaan ingin maju maka lakukan evaluasi, jika ingin memperbaiki kualitas keluarga kita pun harus melakukan evaluasi.Maka apapun itu jika ingin berubah ke arah yang lebih baik maka seringlah melakukan evaluasi.
Ternyata jika kita ingin menjadi orang yang mulia pun caranya harus banyak-banyak mengevaluasi diri, mana yang harus di perbaiki, mana yang sudah bagus dan mana yang harus di tingkatkan. (QS. Al Hasyr: 18).
Hendaklah setiap orang bermuhasabah diri, memperhatikan apa yang telah di lakukannya agar hari esok dapat lebih baik lagi. Cara mengintrospeksi diri bisa dengan diri sendiri yang melakukannya ataupun bisa bertanya kepada orang yang terdekat dalam kehidupan kita.
Dan jika orang lain mengutarakan kekurangan kita hendaknya berlapang dada untuk mau menerima dan kemudian memperbaikinya.
Lakukan dengan mu’aqobah (Memperbaiki diri) (taubat).
Lihat dalam (QS. Az Zumar: 53). Inti dari taubat adalah perbaikan diri. Ketika melakukan perbaikan diri maka berhusnudzanlah kepada Allah agar Allah mengampuni dosa-dosa kita.Dan bersegeralah kembali ke jalan Allah sebelum azab turun dan pertolongan Allah pun sudah tidak ada lagi.
Dapat bermakna pula sebelum datang kematian, pertolonganpun tak akan ada karena sudah tidak ada lagi kesempatan untuk beramal shaleh.Itu sebabnya selagi Allah masih memberikan kesehatan, harta, ilmu maka gunakanlah sebaik-baiknya pada jalan kebaikan sebelum kesempatan ini berakhir karena kematian tidak bisa di tunda. Silahkan lihat (QS. Al Munafiqun: 9-10).
Uzlah (memisahkan/mengasingkan diri). Silahkan sahabatku melihat dalam (QS. Thaha: 130). Kita harus punya waktu tertentu untuk mengasingkan diri atau yang di sebut dengan uzlah.Ketika berusaha bangun di waktu sepertiga malam disaat orang-orang sedang tertidur lelap itulah uzlah.
Uzlah artinya memisahkan diri dari apa yang di lakukan orang banyak untuk bertafakkur beribadah kepada Allah.Kita memahasucikan Allah dengan kegiatan yang positif, Selama 24 jam kita beruzlah berusaha dengan kesabaran untuk mengisi waktu yang di miliki dengan amalan-amalan yang Allah ridha.
Mempunyai amunisi kesabaran (kekuatan jiwa)Untuk meraih segala sesuatu butuh kekuatan jiwa, tidak ada yang terjadi tanpa sebuah kesabaran. Misal ketika kita berusaha untuk membaca Al Qur’an juz demi juz itu tidak akan terlaksana tanpa kesabaran.Amunisi kesabaran ini harus tertanam dalam diri kita demi tercapainya suatu amalan.Jadilah orang yang sabar apalagi dalam situasi seperti iniKita di uji dengan kekurangan harta dan jiwa.Allah menyuruh kita untuk bersabar dan kuatkanlah kesabaran itu. (QS. Ali Imran: 200).
Dan Allah memberikan penghargaan kepada orang-orang yang bersabar dengan sambutan para malaikat di syurga.(QS. Ar Ra’d: 23-24)
Zuhud (QS. Al Qashash: 77). Zuhud adalah orang-orang yang menggunakan fasilitas dunia untuk akhirat bukan berarti memusuhi dunia.
Orang yang zuhud itu bersungguh-sungguh dalam mencari rizki dan rizki yang di perolehnya tidak hanya untuk kepentingan dirinya saja.Namun ia pergunakan juga untuk membantu orang lain yang membutuhkan.
Zuhud adalah bukan orang yang tidak suka dunia namun dunia di jadikan sarana untuk kepentingan akhiratnya.Semoga ramadhan kali ini dan seterusnya Allah mengangkat kita menjadi orang-orang yang mulia.Aamiin Yaa Rabbal ‘AalamiinWallaahu’alam bishshawab.
Wallaahu’alam bishshawab.
Resume Kajian Umum MPI Ahad Pagi Online
Ahad, 26 April 2020 brsama Ust.Dr. Aam Amiruddin, M.Si
Di tulis oleh Ika Kartika (@kartikamuslimah)