Percikan Iman – Tabungan Anda yang berbulan-bulan itu, potongan anggaran jalan-jalan itu, potongan anggaran baju impian itu, potongan anggaran investasi itu kini sudah disembelih.
Darahnya sudah terserap oleh tanah, daging dan tulangnya sebagian sudah ada di rumah-rumah yang bisa jadi tak Anda kenal sama sekali, sebagian-nya akan menjadi sate atau gulai di meja makan Anda.
Menyenangkan membayangkan orang-orang dapat menikmati gulai daging yang mungkin dalam setahun, menyicipi kuahnya pun tidak. Namun, hari ini siapa sangka dapat makan sampai kekenyangan.
Menyenangkan juga kita yang berkurban pun boleh merayakan dan turut menikmati sebagiannya. Bersama anak-anak, bersama pasangan, bakar-bakar sate di halaman rumah.
Hari ini, semua bergembira. Mungkin hanya tukang sate yang layak bersedih karena kehilangan sebagian pelangganya. Namun, tak apa lah, karena dengan tibanya hari ini, akhirnya ia dapat menikmati satenya, bukan hanya asap, dan pegalnya lengan karena mengipasi.
Namun, kegembiraan sejati itu karena lewat qurban ini, kita yang berkurban dapat menaklukan ego diri kita demi ketaataan kita pada Allah S.W.T. Teriring harap-harap cemas Allah S.W.T. menerima pengorbanan kita, namun kita sudah tahu, sanya nilai taqwa kita yang akan sampai pada-Nya.
Begitulah, sejatinya qurban itu bukan untuk mereka yang akan menerima daging qurban, melainkan bagi Anda yang ber-qurban. Betul daging qurban sebagiannya kita sampaikan pada yang kekurangan, namun poin utamanya bukan di situ.
Artinya, misal daging qurban yang sudah mereka terima itu ternyata tak sempat termasak, tak ternikmati, terjatuh dalam pengantaran, itu bukan urusan Anda para pengorban.
Nilai pengorbanan itu sudah tercatat sejak niat itu tegak dalam hati Anda dengan landasan iman, Anda iringi dengan keikhlasan, dan Anda laksanakan sesuai dengan panduan Rasulullaah S.A.W.
Meri kita bedo’a pada Allah S.W.T. agar berkenan menerima pengorbanan kita, apapun bentuknya. Bagi yang sudah mampu ber-qurban dalam bentuk sapi dan kambing, tentunya Anda tahu jika itu pengorbanan terbaik Anda.
“Kambing dan sapi” Anda kini sudah “siap di shelter-nya”, menanti tiba giliran Anda. Ia bersiap menghantarkan Anda melalui jembatan shirot, menuju surga-Nya.
Selanjutnya, bagi yang belum bisa berkurban dalam bentuk domba, apalagi sapi, semoga sesaknya dada Anda karena sedih tak ber-qurban menjadi sebab Allah S.W.T. catatkan pahala atas niat Anda.
Mari tinggikan do’a, bulatkan tekad, rencanakan, dan menabung untuk hewan kurban. Siapa tahu, tahun depan Allah S.W.T. izinkan turut memberikan wujud kurban terbaik, bukan bagi mereka, namun sebagai kendaraan Anda.