Gambar Galeri Dakwah Percikan Iman
Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang tidak meninggalkan dua belas (12) rakaat pada sholat sunnah rawatib, maka Allah akan bangunkan baginya rumah di surga, (yaitu): empat rakaat sebelum dzuhur, dan dua rakaat sesudahnya, dan dua rakaat sesudah maghrib, dan dua rakaat sesudah ‘isya, dan dua rakaat sebelum subuh“. (HR. At-Tarmidzi no. 414, An-Nasa’i no. 1794)
Nabi SAW, beliau bersabda, “Dua rakaat sebelum shubuh lebih baik dari dunia dan seisinya“. Dalam riwayat yang lain, “Dua raka’at sebelum shubuh lebih aku cintai daripada dunia seisinya” (HR. Muslim no. 725)
Saya mendengar rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang menjaga (sholat) empat rakaat sebelum dzuhur dan empat rakaat sesudahnya, Allah haramkan baginya api neraka“. (HR. Ahmad 6/325, Abu Dawud no. 1269, At-Tarmidzi no. 428, An-Nasa’i no. 1814, Ibnu Majah no. 1160)
KH. Hasyim Asyari
Dari Abu Qotadah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ
“Puasa Arofah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyuro (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim no. 1162)
Dan ibadah menyembelih hewan qurban ini besar sekali. Allah Ta’ala berfirman:
قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّـهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Rabb semesta alam. (QS. Al-An’am[6]: 162)
Allah juga berfiman:
لَن يَنَالَ اللَّـهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَاؤُهَا وَلَـٰكِن يَنَالُهُ التَّقْوَىٰ مِنكُمْ ۚ
Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya.” (QS. Al-Hajj[22]: 37)
Ibadah Qurban hanya untuk Taqwa maka harus Ikhlas
Tidak Memotong Kuku dan Rambut untuk para peQurban
Bersama Ustadz Budi Hataat, Lc
Empat Syarat diterimanya Amal
Shalat gerhana terbagi menjadi dua yaitu, kusuf dan khusuf. Shalat kusuf dilakukan ketika gerhana matahari, yaitu peristiwa di mana sinar matahari menghilang baik sebagian atau total pada siang hari karena terhalang oleh bulan yang melintas antara bumi dan matahari. Sebaliknya, shalat khusuf adalah shalat yang dilakukan ketika gerhana bulan terjadi.
Perintah shalat gerhana ini terdapat dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari. Ketika itu Aisyah r.a menuturkan bahwa ketika zaman Nabi Muhammad hidup pernah terjadi gerhana matahari dan Beliau kemudian mengimami shalat.
Shalat gerhana ini dilakukan 2 rakaat, dan dianjurkan untuk memperpanjang sujud dan rukuk.
Ringkasnya, tata cara shalat gerhana sama seperti shalat biasa dan bacaannya pun sama. Berikut urutannya seperti dikutip dari Majelis Ulama Indonesia (MUI)
.
[1] Berniat di dalam hati dan tidak dilafadzkan
[2] Takbiratul ihram yaitu bertakbir sebagaimana shalat biasa.
[3] Membaca doa Iftitah dan bertaawudz, kemudian membaca surat Al Fatihah dan membaca surat yang panjang sambil dikeraskan suaranya.
[4] Kemudian rukuk sambil memanjangkannya.
[5] Kemudian bangkit dari rukuk (iktidal) [6] Setelah iktidal ini tidak langsung sujud, namun dilanjutkan dengan membaca surat Al Fatihah dan surat yang panjang. Berdiri yang kedua ini lebih singkat dari yang pertama. Suara tidak dikeraskan.
[7] Kemudian rukuk kembali, yang panjangnya lebih pendek dari rukuk sebelumnya.
[8] Kemudian bangkit dari rukuk (iktidal).
[9] Kemudian sujud yang panjangnya sebagaimana rukuk, lalu duduk di antara dua sujud kemudian sujud kembali.
[10] Kemudian bangkit dari sujud lalu mengerjakan rakaat kedua sebagaimana rakaat pertama hanya saja bacaannya dianjurkan lebih singkat.
[11] Tasyahud.
[12] Salam
LIMA Manfaat Indahnya Silaturahmi adalah
1. Mempererat Ukhuwah
2. Membuka pintu-pintu Rizki
3. Memperpanjang Umur
4. Menambah Ilmu dan Hikmah
5. Memperbagus Akhlak
.
“Tidak ada dosa yang lebih pantas untuk disegerakan balasannya bagi para pelakunya [di dunia ini] -berikut dosa yang disimpan untuknya [di akhirat]- daripada perbuatan melampaui batas (kezhaliman) dan memutus silaturahmi (dengan orang tua dan kerabat)” (HR. Abu Daud no. 4902, Tirmidzi no. 2511, dan Ibnu Majah no. 4211, shahih)
.
”Seorang yang menyambung silahturahmi bukanlah seorang yang membalas kebaikan seorang dengan kebaikan semisal. Akan tetapi seorang yang menyambung silahturahmi adalah orang yang berusaha kembali menyambung silaturahmi setelah sebelumnya diputuskan oleh pihak lain.” (HR. Bukhari no. 5991)
.
“Allah ’azza wa jalla berfirman: Aku adalah Ar Rahman. Aku menciptakan rahim dan Aku mengambilnya dari nama-Ku. Siapa yang menyambungnya, niscaya Aku akan menjaga haknya. Dan siapa yang memutusnya, niscaya Aku akan memutus dirinya.” (HR. Ahmad 1/194, shahih lighoirihi)
.
“Siapa yang suka dilapangkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya hendaklah dia menyambung silaturrahmi.” (HR. Bukhari no. 5985 dan Muslim no. 2557)
.
“Siapa yang bertakwa kepada Rabb-nya dan menyambung silaturrahmi niscaya umurnya akan diperpanjang dan hartanya akan diperbanyak serta keluarganya akan mencintainya.” (HR. Bukhari)
.
Telp.08112216667
Kantor Sekretariat
Galeri Dakwah Percikan Iman
Ruko Komplek Kurdi Regency No.33A Inhoftank Bandung 022-8888 5066