Percikan Iman – Melihat lawan jenis berseliweran di hadapan kita, tak dapat kita pungkiri jika suatu waktu, melintas seseorang yang menarik perhatian kita. Apalagi, terlihat perilakunya pada pasangannya, pada anaknya begitu baik di mata kita.
Belum lagi, ‘sosok ideal’ itu kini muncul di layar kaca di ruang keluarga kita, lewat di beranda ponsel kita. Mereka yang menarik bukan hanya lewat, namun sulit kita tahan masuk ke pikiran kita.
Dalam angan, terbayang Anda bersanding dengannya, bahkan sampai membayangkan menjadi pasangannya. Tiba-tiba Anda tersadar oleh tepukan pada bahu yang ternyata pasangan Anda.
“Astaghfirullah!”
Bagaimana hukumnya kalau kita sampai menganganka diri kita menjadi pasangan dari orang lain? Apalagi kita sudah memiliki pasangan yang sah.
“Jika itu hanya pikiran tersirat, Itu hal yang manusiawi,” begitu terang guru kita Ustadz Aam Amirudin dalam sesi “Tanya-Jawab” pada momen MPI 12 Juni lalu.
Beliau menerangkan yang tidak boleh itu adalah ketika angan itu sampai menimbulkan kebencian dengan pasangan; istri atau suami. Bagi seorang istri, akan salah ketika menjadikannya tidak ridho dengan suaminya. Atau bagi seorang laki-laki, sampai-sampai mencari tahu tempat tinggal dan lainnya dengan niatan menjadikannya pasangan, padahal dia tahu jika perempuan tersebut berstatus istri sah dari orang lain.
“Yang tidak boleh itu, ketika sampai pada tahap membenci suami. Kalau sampai terbanyang-bayang suami orang, sampai tidak ridho dengan suami atau apabila lelaki sampai mencari tahu tentang seorang perempuan yang ia tahu istri dari orang lain dengan menjadikannya sebagai istri, itu yang tidak boleh,” jelasnya.
Ustadz Aam menerangkan lebih jauh, yang namanya bersitan itu masih pada tingkat manusiawi. Manusia bukan malaikat yang hatinya senantiasa tak lepas dari mengingat Allah S.W.T. barang sedetik pun. Ketertarikan pada paras, pada perilaku yang terlihat itu hal yang normal.
“Hal itu lah yang terjadi pada diri Nabi Yusuf A.S. ketika dirinya digoda oleh Zulaikha. Allah S.W.T. memberitahukan pada kita, yang tertarik itu bukan hanya Zulaikha, Nabi Yusuf A.S. pun tertarik, rasa takutnya pada Allah S.W.T. mampu menaklukkan hawa nafsunya,” terang Ustadz Aam.
وَلَقَدْ هَمَّتْ بِهٖۙ وَهَمَّ بِهَا ۚ لَوْلَآ اَنْ رَّاٰى بُرْهَانَ رَبِّهٖۗ كَذٰلِكَ لِنَصْرِفَ عَنْهُ السُّوْۤءَ وَالْفَحْشَاۤءَۗ اِنَّهٗ مِنْ عِبَادِنَا الْمُخْلَصِيْنَ
Sungguh, perempuan itu ada maksud kepada Yusuf. Yusuf pun berkehendak kepadanya jika ia tidak melihat tanda dari Tuhannya. Demikian, Kami palingkan keburukan dan kekejian darinya. Sungguh, Yusuf termasuk hamba Kami yang terpilih. (Q.S. Yusuf:24)
Pada dasarnya, kecenderungan laki-laki suka pada perempuan dan sebaliknya itu merupakan salah satu bentuk fitrah yang Allah S.W.T. tanamkan dalam diri setiap insan. Sebaliknya, jika seseorang sudah cenderung pada sesama jenis artinya menyimpang.
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوٰتِ مِنَ النِّسَاۤءِ وَالْبَنِيْنَ وَالْقَنَاطِيْرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْاَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ۗ ذٰلِكَ مَتَاعُ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا ۗوَاللّٰهُ عِنْدَهٗ حُسْنُ الْمَاٰبِ
Telah ditanamkan pada manusia rasa indah dan cinta terhadap wanita, anak-anak, harta yang bertumpuk dalam bentuk emas dan perak, kuda pilihan, hewan ternak, dan lahan pertanian. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik. (Q.S. Ali ‘Imran:14)
Simpulannya, ketika seorang suami atau istri tertarik dengan seorang lain yang menarik, itu normal. Namun, selaku orang beriman, dia akan akan segera sadar seraya ber-istighfar. Ia tidak membiarkan dirinya larut dalam angan apalagi sampai menindaklanjutinya.