Tanpa mengurangi rasa hormat saya, tampaknya Anda terjebak pada kerancuan berfikir yang disebut dengan Fallacy of Drammatic Instance. Yaitu penggunaan satu atau dua kasus ntuk mendukung argumen yang bersifat general atau umum. Jadi Fallacy of Dramatic Instance berawal dari kecendrungan orang untuk melakukan apa yang dikenal dengan over-generalisation.
Kerancuan berfikir semacam ini banyak terjadi daam berbagai telaah sosial. Apa yang Anda ceritakan memang bisa terjadi, namun dari kasus itu tidak bisa langsung disimpulkan bahwa PERSIS, NU, Muhammadiah dan lain-lain itu sebagai pemecah belah. Justru mencermati keberadaan organisasi-organisasi yang ada saat ini seperti sunguh banyak yang patut kita syukuri.
Organisasi-organisasi tersebut telah banyak memberikan kontribusipada kemajuan Islam di Indonesia. Setiap organisasi keislaman memiliki keunikan dan stressing/penekanan yang berbeda dalam memperjuangkan Islam. Perlu ditekankan di sini bahwa organisasi itu hanya alat untuk memperjuangkan Islam jadi bukan tujuan.
Sangatlah keliru apabila kita menjadikan organsiasi sebagai tujuan. Ingat dia hanya alat! Alat yang dibuat manusia tentu tidak ada yanga sempurna pasti ada plus minusnya. Muhammadiah, Nahdatul Ulama, Persis, dan lain-lain tentu banyak kelebihannya tapi pasti juaga ada kekurangannya. Karena itu tidak ada yang patut kita sombongkan. Jangan merasa paling suci, paling sempurna dan paling Qur’an-sunnah.
Kesimpulannya, organisasi keislaman bukan penyebab pecah belahnya ummat Islam, namun kesombongan yang jadi penyebabnya. Karena itu alangkah indahnya kalau para aktifis organisasi keislaman banyak melakukan dialog intelektual yang ikhlas, sehingga perbedaan-perbedaan bisa dijembatani. Wallahu a’lam.
Kerancuan berfikir semacam ini banyak terjadi daam berbagai telaah sosial. Apa yang Anda ceritakan memang bisa terjadi, namun dari kasus itu tidak bisa langsung disimpulkan bahwa PERSIS, NU, Muhammadiah dan lain-lain itu sebagai pemecah belah. Justru mencermati keberadaan organisasi-organisasi yang ada saat ini seperti sunguh banyak yang patut kita syukuri.
Organisasi-organisasi tersebut telah banyak memberikan kontribusipada kemajuan Islam di Indonesia. Setiap organisasi keislaman memiliki keunikan dan stressing/penekanan yang berbeda dalam memperjuangkan Islam. Perlu ditekankan di sini bahwa organisasi itu hanya alat untuk memperjuangkan Islam jadi bukan tujuan.
Sangatlah keliru apabila kita menjadikan organsiasi sebagai tujuan. Ingat dia hanya alat! Alat yang dibuat manusia tentu tidak ada yanga sempurna pasti ada plus minusnya. Muhammadiah, Nahdatul Ulama, Persis, dan lain-lain tentu banyak kelebihannya tapi pasti juaga ada kekurangannya. Karena itu tidak ada yang patut kita sombongkan. Jangan merasa paling suci, paling sempurna dan paling Qur’an-sunnah.
Kesimpulannya, organisasi keislaman bukan penyebab pecah belahnya ummat Islam, namun kesombongan yang jadi penyebabnya. Karena itu alangkah indahnya kalau para aktifis organisasi keislaman banyak melakukan dialog intelektual yang ikhlas, sehingga perbedaan-perbedaan bisa dijembatani. Wallahu a’lam.