Jadikan Pagimu Penuh Berkah

Malam hari di sebuah pasar, ratusan pria dan wanita melupakan selimutnya, melupakan sisa mimpinya, melupakan juga konsentrasinya yang terkadang masih belum 100% agar transaksi malam itu tidak keliru. Mereka seperti lupa bahwa setelah dari pasar mereka harus mengelilingi komplek perumahan sekaitarnya, sehingga kita dapat merasakan ikan dan sayuran segar untuk sarapan keluarga.

Malam masih larut, udara masih dingin saat semua orang semakin terlelap dengan tidurnya dua anak muda sudah merambat melintasi sabana terakhir untuk kemudian merayap pada jurang terakhir agar sampai di puncak Gunung Merbabu. Dengan peluh kesenangan, memanggul beban berat tas punggung dengan peralatan canggih fotografi, secukupnya ransum dan peralatan khas pendaki. Tidak peduli gelap atau angkernya gossip yang menyelimuti gunung tersebut. Semua itu rela mereka lakukan demi sebuah momentum yang disebut matahari terbit!. Sun rise…

Malam yang sama di belahan kota lain. Beberapa anak muda juga terbangun dan bersiap. Sama-sama bermandikan peluh dan air mata. Bedanya mereka hanya berbekalkan sajadah dan kitab, mereka memanfaatkan waktu sepertiga malam sebagai bagian dari rutinitas sebelum pagi datang menjelang.

Mengapa pagi begitu istimewa terlebih lagi dini hari?, semua orang enggan menyia-nyiakan dini hari dan pagi hari karena saat itu konsentrasi masih penuh dan tenaga masih prima. Tapi bagi orang yang beriman pagi hari memiliki arti lebih. Itulah waktu yang tepat untuk sholat di saat semua orang tertidur, karena pada waktu itu mustajab doa.


عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ عَنْ رَسُوْلِ اللهِ ص قَالَ: يَنْزِلُ اللهُ اِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِيْنَ يَمْضِى ثُلُثُ اللَّيْلِ اْلاَوَّلُ فَيَقُوْلُ: اَنَا اْلمَلِكُ. اَنَا اْلمَلِكُ، مَنْ ذَا الَّذِى يَدْعُوْنِى فَاَسْتَجِيْبَ لَهُ، مَنْ ذَا الَّذِى يَسْأَلُنِى فَاُعْطِيَهُ، مَنْ ذَا الَّذِى يَسْتَغْفِرُنِى فَاَغْفِرَ لَهُ. فَلاَ يَزَالُ كَذلِكَ حَتَّى يُضِيْءَ اْلفَجْرُ. مسلم


Dari Abu Hurairah dari Rasulullah SAW, beliau bersabda, “Allah turun ke langit dunia ketika telah berlalu sepertiga malam yang awal. Allah berfirman, “Akulah Raja, Akulah Raja, siapa yang berdoa kepadaku, Aku akan mengabulkannya, siapa yang meminta kepada-Ku, aku akan memberinya, dan siapa yang meminta ampun kepada-Ku, maka aku akan mengampuninya”. Terus-menerus demikian itu sehingga terbit fajar”. [HR. Muslim 1 : 522]

Bila diibaratkan orang yang terbiasa beraktivitas lebih pagi adalah orang-orang yang siap menjadi pemenang karena sewaktu peserta lain masih terlelap dia sudah terbangun.

Kita harus bisa memanfaatkan pagi hari sampai fajar sebaik mungkin seperti kita memanfaatkan semua waktu kita di dunia. Karena momen tersebut sangat cepat bahkan bagi sebagian orang terlalu cepat.

Bagi kita sebagai anak rasanya masih ada di pandangan mata. Saat ayah bunda tercinta memeluk hangat penuh dengan doa-doa, atau masih kental di ingatan saat kita merasakan hari pertama sekolah di taman kanak-kanak. Padahal sebenarnya itu sudah bertahun yang lalu kini mungkin anda sudah di tingkatan pendidikan tertinggi, bahkan orangtua yang dulu memeluk pun sudah tidak ada.



Bagi para orang tua, yakinlah anda masih ingat bagaimana rasanya memeluk anak yang masih merah dan lemah ada dipelukan. Rela kalian terbangun malam hari memberi mereka susu karena untuk bangunpun mereka tak bisa. Bergantian menggendong dan menenangkan si mungil buah hati. Lihatlah anda akan terkaget bahwa ternyata anak anda sudah enggan dipeluk karena malu diledek temannya, atau anda akan tersentak bahwa bayi yang kemarin nangis sekarang sudah ada didepan pelaminan untuk anda antarkan ke jenjang pernikahan.

Bagi kita penduduk Bangsa Indonesia, kita masih bisa merasakan sulitnya beribadah secara benar di jaman orba sebelum akhirnya sejarah berubah total atas nama reformasi. Hebatnya lagi itu terjadi tak kurang hanya sebelas tahun yang lalu.

Ini semua menunjukkan waktu sebenarnya tak teraba. Dia menggerus memori akal bahkan fisik kita bila si empu tidak pintar memanfaatkannya. Waktu memang terhitung namun ‘tak tertunggangi’. Waktu dengan jemawa berjalan sendiri, menyaksikan manusia yang lahir dan yang kembali ke penciptanya Allah swt.


يُدَبّرُ اْلاَمْرَ مِنَ السَّمَآءِ اِلَى اْلاَرْضِ ثُمَّ يَعْرُجُ اِلَيْهِ فِيْ يَوْمٍ كَانَ مِقْدَارُه اَلْفَ سَنَةٍ مّمَّا تَعُدُّوْنَ


Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya (lamanya) adalah seribu tahun menurut perhitunganmu. (QS.As Sajdah : 5)

Dunia Seperti Pagi

Saudaraku tercinta, dunia itu seperti pagi di bumi. Hanya sekejap mata bahkan terhitung senda gurau bila dibandingkan dengan hitungan akhirat. Seperti ayat diatas 1 hari = 1000 tahun di akhirat. Seperti halnya pagi yang singkat, itulah waktu sebenarnya kita di dunia karena begitu siang anda terikat dengan keduniawiyan. Duniawi yang bisa menjadi ibadah jika kita berniat dengan benar

Pagi penuh berkah Rizki dan Amal

Rasululloh SAW mendoakan kepada ummatnya


اللَّهُمَّ بَارِكْ لأُمَّتِى فِى بُكُورِهَا


“Ya Allah, berkahilah umatku di waktu paginya.”

Adapun Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengkhususkan waktu pagi dengan mendo’akan keberkahan pada waktu tersebut daripada waktu-waktu yang lainnya karena pada waktu pagi tersebut adalah waktu yang biasa digunakan manusia untuk memulai amal (aktivitas). Waktu tersebut adalah waktu bersemangat (fit) untuk beraktivitas.

Pagi juga memberikan spirit penuh untuk beramal. Dalam suatu riwayat dari sahabat Abu Hurairah dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Beliau shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ الدِّينَ يُسْرٌ ، وَلَنْ يُشَادَّ الدِّينَ أَحَدٌ إِلاَّ غَلَبَهُ ، فَسَدِّدُوا وَقَارِبُوا وَأَبْشِرُوا ، وَاسْتَعِينُوا بِالْغَدْوَةِ وَالرَّوْحَةِ وَشَىْءٍ مِنَ الدُّلْجَةِ


“Sesungguhnya agama itu mudah. Tidak ada seorangpun yang membebani dirinya di luar kemampuannya kecuali dia akan dikalahkan. Hendaklah kalian melakukan amal dengan sempurna (tanpa berlebihan dan menganggap remeh). Jika tidak mampu berbuat yang sempurna (ideal) maka lakukanlah yang mendekatinya. Perhatikanlah ada pahala di balik amal yang selalu kontinu. Lakukanlah ibadah (secara kontinu) di waktu pagi dan waktu setelah matahari tergelincir serta beberapa waktu di akhir malam.” (HR. Bukhari no. 39. Lihat penjelasan hadits ini di Fathul Bari)

Kita harus seperti pedagang sayur seperti diawal tulisan, sepertinya dia memikirkan uang namun kita tidak tahu mungkin dengan perniagaan itu mereka punya niat ibadah yang total kepada Allah. Atau seperti anak muda pecinta gunung dan alam.

Bagi yang tidak mengerti akan melihat sebagai suatu kesia-siaan dipertaruhkan dengan resiko yang tak sebanding, tak satupun kita tahu mungkin mereka sedang tafakur alam, mendalami ilmu pengetahuan dan meresapi kecilnya manusia serta maha besarnya Allah SWT.

Namun akan lebih baik lagi sebelum jadi mereka jadilah anak muda yang terbangun di pagi hari untuk ibadah, karena dengan begitu yakinlah kegiatan selanjutnya juga ditujukan untuk Ibadah dan diberkahi Allah SWT.


وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالإنْسَ إِلا لِيَعْبُدُونِ


Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. (QS.51:56)

Tidak ada alasan tidak bersemangat di pagi hari..syukuri dan lalui dengan benar.

Humas PI

Humas PI

PERCIKAN IMAN ONLINE DIGITAL - Ruko Komplek Kurdi Regency 33A Jl. Inhoftank, Pelindung Hewan Kec. Bandung Wetan, Kota Bandung, Jawa Barat 40243 Telp. 08112216667 | info@percikaniman.org

Related Post

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

slot mahjong
slot mahjong
slot pragmatic
gambolhoki
slot pragmatic