Sindrom Obama menjangkiti hampir seluruh dunia, termasuk Indonesia. Beberapa TV swasta nasional sampai-sampai berkampanye dengan membuat acara khusus/ special selama seminggu ini untuk menyorot Presiden kulit hitam pertama di Amerika tersebut. Bahkan, ada yang berinisiatif mengadakan nonton bareng pelantikan presiden ini.
Apakah anda termasuk yang berharap pada Obama? Sebelum menentukan sikap, Baca dulu tulisan di bawah ini.
Jika diteliti sepanjang kempanyenya untuk menduduki jabatan presiden, Obama menyatakan secara terbuka berkenaan pendiriannya terhadap umat Islam dan negara-negara umat Islam. Berkenaan peperangan di Irak misalnya, Obama memang dari awal seolah-olah menentang peperangan atas Irak, namun dalam waktu yang sama Ia juga tidak setuju dengan penanggalan pasti untuk menarik mundur tentara AS dari Irak. Ini karena keberadaan pasukan AS di Irak sangat penting untuk meneruskan kesinambungan AS di Timur Tengah, termasuk diantaranya konfrontasi militer dengan Iran, Siria dan Lebanon Selatan.
Obama telah beberapa kali menekankan bahwa kebanyakan dari pasukan AS di kawasan Timur Tengah seharusnya ditempatkan di kawasan-kawasan yang lain juga seperti Kuwait, bukannya meletakkan semuanya di Irak. Obama juga dengan jelas menyatakan bahwa perang sebenarnya adalah di Afghanistan bukannya Irak. Inilah sebabnya kenapa Obama memilih untuk menarik mundur tentaranya dari Irak agar mereka dapat ditempatkan di Afghanistan dan Pakistan, negara di mana AS sebenarnya sedang menghadapi peperangan yang tidak diisytiharkannya (undeclared war). Obama secara terbuka mengulangi berkali-kali janjinya bahawa Ia akan memperluas penguasaan (baca: penaklukan) mereka di Afghanistan, menambahkan jumlah tentara mereka di sana serta memperluas lagi operasi dan mensistematikkan lagi serangan-serangan mereka di sempadan (cross-border attacks). Dengan kata lain, perancangan Obama sesungguhnya tidak jauh berbeda dengan Bush, malah Ia sebenarnya memperkuat lagi rencana jahat yang telah dimulai oleh Bush di Irak, Afghanistan dan sekitarnya.
Di Pakistan, dengan bantuan Musharraf, Bush selama ini telah menjadikan tanah kaum muslimin ini tidak lebih sebagai gelanggang utama untuk menjatuhkan semua bom dan peluru untuk membunuh kaum Muslimin yang disebutnya sebagai teroris. Dan hal ini tidak ada beda sedikit pun dengan Obama yang dengan terang lagi nyata ingin melancarkan perang ke atas Pakistan jika Musharraf tidak mau bertindak terhadap umat Islam yang digelarnya ‘militan’. Obama dalam salah satu pertemuan menyatakan, “Ketidakstabilan di Pakistan telah menjauhkan dari demokrasi. Kebangkitan golongan militan Islam di dalam negara tersebut yang tidak dapat diatasi Musharraf, inilah yang mengancam kestabilan negara itu.” Belum menjadi presiden, Obama telah dengan terbuka berhasrat untuk membunuh saudara-saudara kita di Pakistan. Subhanallah!
Langsung tidak ada beda dengan Bush, Obama turut ingin membawa demokrasi ke Pakistan dan untuk memastikan demokrasi tersebut dilaksanakan, darah dan nyawa umat Islam menjadi penggantinya. Darah dan nyawa ini menjadi ‘harga’ yang akan diambilnya dari umat Islam demi sebuah sistem yang bergelar ‘demokrasi’ yang ingin diterapkannya di Pakistan. Kini, dengan kedudukan Asif Ali Zardari sebagai Presiden, yang pada hakikatnya juga telah memberikan ketaatannya dan kesetiaanya kepada Amerika sama seperti Musharraf, Intimidasi Obama terhadap Pakistan nampaknya akan dengan sangat mudah dilanjutkan. Zardari nampaknya tidak mempunyai masalah untuk menyerahkan nyawa umat Islam di Pakistan kepada Obama. War on terror pastinya akan diteruskan oleh Obama tanpa ragu-ragu ke atas kaum Muslimin di Pakistan, dengan kerjasama penuh dari Zardari. Obama sesungguhnya telah secara terbuka menyatakan bahwa rezimnya akan meneruskan lagi agenda ‘war against terrorism’ di Pakistan dengan lebih sistematik, serangan berskala besar di darat dan udara (large-scale ground and air attacks). Ini bermakna, Obama hanya akan semakin memperluas wilayah untuk menumpahkan darah umat Islam di Pakistan ke perkampungan-perkampungan, dan kawasan lainnya dengan alasan memerangi ‘teroris’.
Di antara sikap Obama yang mesti diketahui oleh umat Islam adalah pendiriannya terhadap Israel. TV Swasta Nasional ,Trans 7 (20/1/09) menayangkan sebagian rekaman video berisi pernyataan Obama dalam AIPAC (American Israel Public Affairs Committee). Pada forum tersebut Obama dengan lantang dan tegas menyatakan dukungan penuh terhadap negara haram Israel. Ia juga mendapat tepuk tangan yang meriah dari para peserta AIPEC setiap kali menyuarakan dukungannya kepada negara dan bangsa yang dilaknat Allah itu.
Obama menyatakan, “Saya tahu apabila saya berkunjung kepada AIPAC, saya berada bersama kawan (dengan Israel), kawan yang sangat baik. Kawan yang bekerjasama komitmen yang kuat untuk memastikan ikatan antara AS dan Israel tidak akan terputus hari ini, tidak akan terputus besok dan tidak akan terputus selama-lamanya”
Pernyataan Obama lainnya, “We know that the establishment of Israel was just and necessary, rooted in centuries of struggle and decades of patient work but sixty years later we know that we cannot relent, we cannot yield and as president I will never compromise when it comes to Israel’s security.” (Kita tahu bahwa membentuk negara Israel adalah suatu yang adil dan perlu, yang telah dihasilkan dari perjuangan yang berabad lamanya dengan kesabaran yang luar biasa. Namun sesudah 60 tahun kemudian, kita tahu bahwa kita tidak boleh lembut dan kita tidak boleh menyerah kalah dan sebagai presiden saya tidak akan sekali-kali berkompromi bila melibatkan keselamatan Israel).
Obama selanjutnya dengan lantang dan tegas memberikan komitmennya untuk menjaga Israel dari setiap ancaman dengan mengatakan, “Kesepakatan (alliance) kita sekarang adalah berdasarkan kepentingan bersama dan nilai bersama. Siapa saja yang mengancam Israel, berarti ia mengancam kami (AS). Israel senantiasa menghadapi ancaman ini secara terang-terangan. Dan saya akan membawa ke White House sebuah komitmen (unshakeable committment) terhadap keselamatan Israel, berawal dengan memastikan kualitatif ketenteraan Israel. Saya akan memastikan Israel dapat mempertahankan dirinya dari setiap ancaman dari Gaza hingga ke Teheran. Kerjasama pertahanan antara AS dan Israel adalah satu kejayaan dan harus diperhebat lagi. Sebagai presiden, saya akan melaksanakan satu Memorandum Kesefahaman (MoU) yang memperuntukkan bantuan sebanyak 30 bilion kepada Israel pada dekade ke depan, sebagai bentuk penyatuan atas keselamatan Israel yang tidak akan terikat kepada negara manapun juga.” [ucapan-ucapan Obama di atas boleh dilihat juga di http://www.youtube.com/watch?v=YgpJUlzoKTg.
Bagaimana…. masih berharap pada Obama ???
* * *
[Ibnu Khaldun, 21/1/09]
Apakah anda termasuk yang berharap pada Obama? Sebelum menentukan sikap, Baca dulu tulisan di bawah ini.
Jika diteliti sepanjang kempanyenya untuk menduduki jabatan presiden, Obama menyatakan secara terbuka berkenaan pendiriannya terhadap umat Islam dan negara-negara umat Islam. Berkenaan peperangan di Irak misalnya, Obama memang dari awal seolah-olah menentang peperangan atas Irak, namun dalam waktu yang sama Ia juga tidak setuju dengan penanggalan pasti untuk menarik mundur tentara AS dari Irak. Ini karena keberadaan pasukan AS di Irak sangat penting untuk meneruskan kesinambungan AS di Timur Tengah, termasuk diantaranya konfrontasi militer dengan Iran, Siria dan Lebanon Selatan.
Obama telah beberapa kali menekankan bahwa kebanyakan dari pasukan AS di kawasan Timur Tengah seharusnya ditempatkan di kawasan-kawasan yang lain juga seperti Kuwait, bukannya meletakkan semuanya di Irak. Obama juga dengan jelas menyatakan bahwa perang sebenarnya adalah di Afghanistan bukannya Irak. Inilah sebabnya kenapa Obama memilih untuk menarik mundur tentaranya dari Irak agar mereka dapat ditempatkan di Afghanistan dan Pakistan, negara di mana AS sebenarnya sedang menghadapi peperangan yang tidak diisytiharkannya (undeclared war). Obama secara terbuka mengulangi berkali-kali janjinya bahawa Ia akan memperluas penguasaan (baca: penaklukan) mereka di Afghanistan, menambahkan jumlah tentara mereka di sana serta memperluas lagi operasi dan mensistematikkan lagi serangan-serangan mereka di sempadan (cross-border attacks). Dengan kata lain, perancangan Obama sesungguhnya tidak jauh berbeda dengan Bush, malah Ia sebenarnya memperkuat lagi rencana jahat yang telah dimulai oleh Bush di Irak, Afghanistan dan sekitarnya.
Di Pakistan, dengan bantuan Musharraf, Bush selama ini telah menjadikan tanah kaum muslimin ini tidak lebih sebagai gelanggang utama untuk menjatuhkan semua bom dan peluru untuk membunuh kaum Muslimin yang disebutnya sebagai teroris. Dan hal ini tidak ada beda sedikit pun dengan Obama yang dengan terang lagi nyata ingin melancarkan perang ke atas Pakistan jika Musharraf tidak mau bertindak terhadap umat Islam yang digelarnya ‘militan’. Obama dalam salah satu pertemuan menyatakan, “Ketidakstabilan di Pakistan telah menjauhkan dari demokrasi. Kebangkitan golongan militan Islam di dalam negara tersebut yang tidak dapat diatasi Musharraf, inilah yang mengancam kestabilan negara itu.” Belum menjadi presiden, Obama telah dengan terbuka berhasrat untuk membunuh saudara-saudara kita di Pakistan. Subhanallah!
Langsung tidak ada beda dengan Bush, Obama turut ingin membawa demokrasi ke Pakistan dan untuk memastikan demokrasi tersebut dilaksanakan, darah dan nyawa umat Islam menjadi penggantinya. Darah dan nyawa ini menjadi ‘harga’ yang akan diambilnya dari umat Islam demi sebuah sistem yang bergelar ‘demokrasi’ yang ingin diterapkannya di Pakistan. Kini, dengan kedudukan Asif Ali Zardari sebagai Presiden, yang pada hakikatnya juga telah memberikan ketaatannya dan kesetiaanya kepada Amerika sama seperti Musharraf, Intimidasi Obama terhadap Pakistan nampaknya akan dengan sangat mudah dilanjutkan. Zardari nampaknya tidak mempunyai masalah untuk menyerahkan nyawa umat Islam di Pakistan kepada Obama. War on terror pastinya akan diteruskan oleh Obama tanpa ragu-ragu ke atas kaum Muslimin di Pakistan, dengan kerjasama penuh dari Zardari. Obama sesungguhnya telah secara terbuka menyatakan bahwa rezimnya akan meneruskan lagi agenda ‘war against terrorism’ di Pakistan dengan lebih sistematik, serangan berskala besar di darat dan udara (large-scale ground and air attacks). Ini bermakna, Obama hanya akan semakin memperluas wilayah untuk menumpahkan darah umat Islam di Pakistan ke perkampungan-perkampungan, dan kawasan lainnya dengan alasan memerangi ‘teroris’.
Di antara sikap Obama yang mesti diketahui oleh umat Islam adalah pendiriannya terhadap Israel. TV Swasta Nasional ,Trans 7 (20/1/09) menayangkan sebagian rekaman video berisi pernyataan Obama dalam AIPAC (American Israel Public Affairs Committee). Pada forum tersebut Obama dengan lantang dan tegas menyatakan dukungan penuh terhadap negara haram Israel. Ia juga mendapat tepuk tangan yang meriah dari para peserta AIPEC setiap kali menyuarakan dukungannya kepada negara dan bangsa yang dilaknat Allah itu.
Obama menyatakan, “Saya tahu apabila saya berkunjung kepada AIPAC, saya berada bersama kawan (dengan Israel), kawan yang sangat baik. Kawan yang bekerjasama komitmen yang kuat untuk memastikan ikatan antara AS dan Israel tidak akan terputus hari ini, tidak akan terputus besok dan tidak akan terputus selama-lamanya”
Pernyataan Obama lainnya, “We know that the establishment of Israel was just and necessary, rooted in centuries of struggle and decades of patient work but sixty years later we know that we cannot relent, we cannot yield and as president I will never compromise when it comes to Israel’s security.” (Kita tahu bahwa membentuk negara Israel adalah suatu yang adil dan perlu, yang telah dihasilkan dari perjuangan yang berabad lamanya dengan kesabaran yang luar biasa. Namun sesudah 60 tahun kemudian, kita tahu bahwa kita tidak boleh lembut dan kita tidak boleh menyerah kalah dan sebagai presiden saya tidak akan sekali-kali berkompromi bila melibatkan keselamatan Israel).
Obama selanjutnya dengan lantang dan tegas memberikan komitmennya untuk menjaga Israel dari setiap ancaman dengan mengatakan, “Kesepakatan (alliance) kita sekarang adalah berdasarkan kepentingan bersama dan nilai bersama. Siapa saja yang mengancam Israel, berarti ia mengancam kami (AS). Israel senantiasa menghadapi ancaman ini secara terang-terangan. Dan saya akan membawa ke White House sebuah komitmen (unshakeable committment) terhadap keselamatan Israel, berawal dengan memastikan kualitatif ketenteraan Israel. Saya akan memastikan Israel dapat mempertahankan dirinya dari setiap ancaman dari Gaza hingga ke Teheran. Kerjasama pertahanan antara AS dan Israel adalah satu kejayaan dan harus diperhebat lagi. Sebagai presiden, saya akan melaksanakan satu Memorandum Kesefahaman (MoU) yang memperuntukkan bantuan sebanyak 30 bilion kepada Israel pada dekade ke depan, sebagai bentuk penyatuan atas keselamatan Israel yang tidak akan terikat kepada negara manapun juga.” [ucapan-ucapan Obama di atas boleh dilihat juga di http://www.youtube.com/watch?v=YgpJUlzoKTg.
Bagaimana…. masih berharap pada Obama ???
* * *
[Ibnu Khaldun, 21/1/09]