Percikan Iman – Kehadiran pesawat terbang dengan berbagai sistem penerbangan canggihnya memang mempersingkat waktu tempuh dari Indonesia menuju Arab Saudi.
Dibandingkan dengan Haji puluhan tahun lalu yang menggunakan kapal laut perjalanan memang menjadi singkat. Namun, ujian kesungguhan bagi para perindu Baitullah kini berubah wujud, yang tadinya lama perjalanan, kini lamanya menunggu antrian.
Mengacu pada keterangan Kemenag, untuk warga Kota Bandung, lama waktu tunggunya ialah 24 tahun. Artinya, jika Anda mendaftar hari ini ketika Anda berusia 30 tahun, Anda baru mendapatkan giliran ketika Anda berusia 51 tahun, bisa jadi bertepatan dengan hari pernikahan anak Anda (seandainya, anak Anda menikah pada usia 25 tahun).
Kemudian, yang dimaksud dengan mendaftar itu ialah ketika Anda menyetorkan uang, minimal sejumlah Rp 25 juta rupiah sebagai tanda jadi “booking” angka antrian haji.
Masya Allah.. Di satu sisi ini merupakan bentuk minat para Muslimin untuk menyempurnakan rukun Islam, memenuhi panggilan Allah S.W.T. sebagai bukti ketundukan kaum Muslimin kepada-Nya.
Namun, memang menjadi “jalan terjal” tersendiri bagi individu-individu yang hendak berangkat.
Apatah lagi bagi mereka yang memiliki keterbatasan harta. Waktu tunggu itu harus ditambah dengan waktu menabung untuk bisa mendapatkan angka antrian tersebut.
Belum lagi tahun ini, kuota pemberangkatan haji dikurangi sekitar 50% karena efek pandemi covid-19. Untuk Kota Bandung sendiri, yang diberangkatkan hanya 46,5 atau total 1.116 jama’ah.
Akibat pengurangan kuota tersebut, salah satu yang mendapatkan dampaknya ialah jama’ah Percikan Iman. Dari 123, yang jadi berangkat 83 orang, plus 17 jama’ah cadangan.
Kita berharap pada Allah S.W.T. semoga kesabaran jama’ah dalam menunggu giliran haji Allah catat sebagai bukti kesungguhan. Dengan begitu, pada gilirannya nanti, Allah S.W.T. berkenan menerima ibadah haji, menjadi haji mabrur.
