Percikan Iman – Makhluk yang Allah S.W.T. ciptakan itu ada dua jenis, hissiyyah atau makhluk dhohir dan makhluk ruhhiyyah atau makhluk ghaib (gaib).
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam surat Al-Haqqah ayat 38-39:
فَلَآ اُقْسِمُ بِمَا تُبْصِرُوْنَۙ
Sungguh, Aku bersumpah dengan apa yang bisa kamu lihat,
وَمَا لَا تُبْصِرُوْنَۙ
dan dengan apa yang tidak bisa kamu lihat.
Kita memang tidak dapat melihat malaikat, namun selaku orang beriman, sudah selayaknya kita meyakini kehadirannya. Kita dapat meyakininya dengan ilmul yaqin, bukan ‘ainul yaqin.
Begitu juga jin.
Jin berasal dari kata janna (al-lail) yang berarti tersembunyi. Jadi, secara bahasa, jin itu ada tapi tersembunyi dari pandangan manusia. Sifatnya ibarat kehadiran malam yang menyembunyikan segala sesuatu yang awalnya terlihat.
Nama ‘jin’ dekat dengan ‘janin’ dalam kandungan ibu. Bayi dalam kandungan itu ada namun terhalang, tidak terlihat.
Allah S.W.T. menjelaskan jin itu tercipta sebelum nausia dari api yang sangat panas. Pantaslah, kalau kita bicara senioritas, jin itu senior manusia. Informasi ini terkandung dalam surat Al-Hijr ayat 26-27,
وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْاِنْسَانَ مِنْ صَلْصَالٍ مِّنْ حَمَاٍ مَّسْنُوْنٍۚ
Sungguh, Kami telah menciptakan Adam dari tanah liat kering dan lumpur hitam yang dibentuk.
وَالْجَاۤنَّ خَلَقْنٰهُ مِنْ قَبْلُ مِنْ نَّارِ السَّمُوْمِ
Kami telah menciptakan jin sebelum Adam dari api yang sangat panas.
Dalam hadits yang diriwayatkan Thabrani, Hakim, Baihaqi, Rasulullah bersabda, jin ada tiga jenis: jenis yang memiliki sayap (bisa terbang sekejap; kalangan elit dan jumlahnya sedikit), jenis seperti binatang yang menetap, dan jenis yang berpindah-pindah.
Berikutnya, ada persamaan manusia dan jin;
- Mampu berpikir
Artinya, jin juga mampu belajar. Informasi tersebut termaktub dalam surat Jin ayat 1-2
قُلْ اُوْحِيَ اِلَيَّ اَنَّهُ اسْتَمَعَ نَفَرٌ مِّنَ الْجِنِّ فَقَالُوْٓا اِنَّا سَمِعْنَا قُرْاٰنًا عَجَبًاۙ
Katakan (Muhammad), “Telah diwahyukan kepadaku bahwa sekumpulan jin telah mendengarkan bacaan Al-Qur’an.” Lalu, mereka berkata, “Kami telah mendengarkan ayat-ayat Al-Qur’an yang menakjubkan,
يَّهْدِيْٓ اِلَى الرُّشْدِ فَاٰمَنَّا بِهٖۗ وَلَنْ نُّشْرِكَ بِرَبِّنَآ اَحَدًاۖ
yang memberi petunjuk pada jalan yang benar, lalu kami mengimaninya dan kami tidak akan mempersekutukan Tuhan dengan sesuatu apa pun,
Dari ayat ini, kita dapat mengetahui jika membaca Qu’an itu sunnahnya dengan cara jahr alias keluar suaranya, keluar secukupnya.
- Bertugas untuk beribadah
Sebagaimana tercantum dalam Surat Az-Zariyat ayat 56
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ
Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.
- Ada yang sholeh dan tidak sholeh
Sebagaimana termaktub dalam surat Al-Jin ayat 11
وَّاَنَّا مِنَّا الصّٰلِحُوْنَ وَمِنَّا دُوْنَ ذٰلِكَۗ كُنَّا طَرَاۤىِٕقَ قِدَدًاۙ
Sungguh di antara kami ada yang saleh dan ada pula yang sebaliknya. Kami menempuh jalan yang berbeda-beda.
Artinya, jika ada jin di rumah kita, tidak perlu diusir. Bisa jadi, jin yang ada merupakan jin yang sholeh. Sedangkan jin yang membersamai dukun ialah jin yang tidak sholeh.
Konsekuensinya,
- Ada yang mendapat surga atau neraka
Sebagaimana termaktub dalam surat Al-Jin ayat 14-15
وَّاَنَّا مِنَّا الْمُسْلِمُوْنَ وَمِنَّا الْقَاسِطُوْنَۗ فَمَنْ اَسْلَمَ فَاُولٰۤىِٕكَ تَحَرَّوْا رَشَدًا
Di antara kami ada yang Muslim dan ada juga yang menyimpang dari kebenaran. Mereka yang Muslim telah memilih jalan lurus.
وَاَمَّا الْقَاسِطُوْنَ فَكَانُوْا لِجَهَنَّمَ حَطَبًاۙ
Adapun yang menyimpang dari kebenaran, mereka menjadi bahan bakar Jahanam.”
- Ada yang laki-laki dan perempuan
Sebagaimana temaktub dalam surat Al-Jin ayat 6
وَّاَنَّهٗ كَانَ رِجَالٌ مِّنَ الْاِنْسِ يَعُوْذُوْنَ بِرِجَالٍ مِّنَ الْجِنِّ فَزَادُوْهُمْ رَهَقًاۖ
Sesungguhnya, ada beberapa laki-laki dari kalangan manusia yang meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki dari jin, tetapi jin menjadikan manusia bertambah sesat.
Juga, dalam do’a masuk tolilet, Rasulullah S.A.W. mengajarkan meminta perlindungan pada Allah S.W.T. dari jin ‘aki-laki dan perempuan’.
Artinya, jin, sebagaimana manusia juga
- Berketurunan
Sebagaimana termaktub dalam surat Al-Kahfi ayat 50
وَاِذْ قُلْنَا لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ اسْجُدُوْا لِاٰدَمَ فَسَجَدُوْٓا اِلَّآ اِبْلِيْسَۗ كَانَ مِنَ الْجِنِّ فَفَسَقَ عَنْ اَمْرِ رَبِّهٖۗ اَفَتَتَّخِذُوْنَهٗ وَذُرِّيَّتَهٗٓ اَوْلِيَاۤءَ مِنْ دُوْنِيْ وَهُمْ لَكُمْ عَدُوٌّۗ بِئْسَ لِلظّٰلِمِيْنَ بَدَلًا
Ingatlah, ketika Kami berfirman kepada para malaikat, “Sujudlah kamu kepada Adam!” Mereka pun bersujud kecuali iblis. la dari golongan jin yang membangkang perintah Tuhannya. Pantaskah kamu menjadikan ia dan keturunannya sebagai pemimpin selain Aku, padahal mereka adalah musuhmu? Iblis itu sangat buruk jika dijadikan sebagai pengganti Allah bagi orang zalim.
Tulisan merupakan resume materi yang guru kita, Ustadz Aam Amirudin sampaikan pada Majelis Percikan Iman (MPI) 4 September 2022