Jinologi (Bagian 2)

Percikan Iman – Pada tulisan “jinologi” sebelumnya sudah kita bahas, jika manusia dan jin ada beberapa kesamaan. Termasuk, jin dan manusia juga sama-sama membutuhkan nutrisi. Dalam satu hadits, Rasulullah pernah melarang seorang sahabat buang air kecil mengenai tulang karena merupakan makanan jin.

Karena tulang makanan jin, wajarlah jika kita menemukan banyak tulang belulang di ruang praktik dukun.

Juga dalam salah satu hadits, Rasulullah S.A.W. melarang kita makan menggunakan tangan kiri lantaran dengan tangan itulah jin dan syaithan makan.

Berikutnya, perbadaan manusia dan jin

  1. Jin tercipta dari api dan manusia dari tanah

Dalam surat Al-Hijr ayat 26 – 27, Allah S.W.T. berfirman

وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْاِنْسَانَ مِنْ صَلْصَالٍ مِّنْ حَمَاٍ مَّسْنُوْنٍۚ

Sungguh, Kami telah menciptakan Adam dari tanah liat kering dan lumpur hitam yang dibentuk.

 

  1. Manusia makhluk zohir, jin makhluk gaib

Sebagaimana terangkum dalam surat Al-A’rof ayat 27

يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ

Hai, anak cucu Adam! Jangan sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana setan telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya, ia dan pengikutnya dapat melihatmu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya, Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

Setan itu bukan makhluk melainkan sifat yang melekat pada makhluk, bisa jin bisa juga manusia. Ciri-cirinya ialah ketika membisiki orang keluar dari jalan kebaikan atau jalan yang benar di mata Allah S.W.T. Misal, ketika istri berniat baik berkawakaf, tapi suami mencegah, bisa jadi sang suami itu sedang menjadi setan.

Karena jin makhluk gaib, siapa yang ngaku-ngaku bisa melihat jin, itu kufur kata Imam Syafi’i. Pada kasus indigo, sebetulnya yang mereka lihat itu jin yang menyerupai rupa tertentu, buka rupa yang sebenarnya.

Dalam satu hadits, seorang sahabat yang bercerita melihat sosok raksasa melihat lumbung kurma. Sahabat tersebut kemudian menanyai Jin tersebut dan bertanya bagaimana agar tak diganggu jin. Dari dialog inilah, kita dapat mengetahui jika ayat kursi-lah “senjata” agar tidak diganggu oleh jin.

 

  1. Manusia berumur pendek, jin berumur sangat panjang

Berdasarkan badan statistik, usia harapan hidupnya di Jawa Barat ialah 63 tahun, sedangkan ibu-ibu 70-an tahun. Sedangkan jin itu ratusan hingga ribuan tahun. Mari kita baca surat Al-A’raf ayat 14 – 15,

قَالَ اَنْظِرْنِيْٓ اِلٰى يَوْمِ يُبْعَثُوْنَ

Iblis menjawab, “Berilah aku penangguhan waktu sampai hari manusia dibangkitkan.”

قَالَ اِنَّكَ مِنَ الْمُنْظَرِيْنَ

Allah berfirman, “Aku kabulkan! Kamu termasuk yang diberi penangguhan waktu.”

  1. Manusia tidak mengetahui hal gaib, sedangkan jin terkadang dapat mengetahui sedikit hal gaib

Mari kita baca surat Jin ayat 8 – 10

وَّاَنَّا لَمَسْنَا السَّمَاۤءَ فَوَجَدْنٰهَا مُلِئَتْ حَرَسًا شَدِيْدًا وَّشُهُبًاۖ

(Jin berkata), “Sungguh, kami telah mencoba mengetahui rahasia langit, lalu kami mendapatinya penuh dengan penjagaan yang kuat dan panah-panah api,

وَّاَنَّا كُنَّا نَقْعُدُ مِنْهَا مَقَاعِدَ لِلسَّمْعِۗ فَمَنْ يَّسْتَمِعِ الْاٰنَ يَجِدْ لَهٗ شِهَابًا رَّصَدًاۖ

sungguh kami dahulu dapat menduduki beberapa tempat di langit itu untuk mencuri dengar berita-beritanya. Tetapi, sekarang siapa pun mencuri dengar seperti itu, pasti akan menjumpai panah-panah api yang mengintainya.

وَّاَنَّا لَا نَدْرِيْٓ اَشَرٌّ اُرِيْدَ بِمَنْ فِى الْاَرْضِ اَمْ اَرَادَ بِهِمْ رَبُّهُمْ رَشَدًاۙ

Sungguh, kami tidak mengetahui, apakah keburukan yang dikehendaki orang yang ada di bumi ataukah Tuhan mereka yang menghendaki kebaikan baginya?

Sebelum Nabi Muhammad S.A.W, Allah S.W.T. utus,  jin suka mencuri informasi dari langit.

 

  1. Manusia dapat meminta pertolongan Jin, tidak begitu sebaliknya

وَّاَنَّهٗ كَانَ رِجَالٌ مِّنَ الْاِنْسِ يَعُوْذُوْنَ بِرِجَالٍ مِّنَ الْجِنِّ فَزَادُوْهُمْ رَهَقًاۖ

Sesungguhnya, ada beberapa laki-laki dari kalangan manusia yang meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki dari jin, tetapi jin menjadikan manusia bertambah sesat. (Al-Jinn:6))

Ucapan yang benar itu dari langit, namun di tengah perjalanan jin mencurinya.

Dari ayat ini, juga kita dapat mengetahui jika sihir itu ada. Yakni, kerjasama antara manusia dan jin. Sulap dan sihir itu beda. Sulap itu skill mengecoh mata dengan trik tertentu. Sedangkan sihir itu seperti debus yang bikin kebal. Nonton sulap, itu boleh. Kalau nonton sihir, itu tidak boleh karena itu bermakna menyetujui.

Dalam hal ini, pawang hujan ada yang menggunakan teknologi, ada juga yang menggunakan jin. Yang menggunakan jin, itu haram, sedangkan yang menggunakan teknologi itu boleh.


Tulisan merupakan resume ceramah Ustadz Aam Amirudin pada Majelis Percikan Iman 11 September 2022 di Masjid Peradaban Percikan Iman, Arjasari

Media Dakwah Percikan Iman

Media Dakwah Percikan Iman

Yayasan Percikan Iman | Ruko Komplek Kurdi Regency 33A Jl. Inhoftank, Pelindung Hewan Kec. Bandung Wetan, Kota Bandung, Jawa Barat 40243 Telp. 08112216667

Related Post

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *