Banyak yang sepakat bahwa tidak ada agama yang mengajarkan kekerasan apalagi teror. Namun fakta berbicara betapa banyak aksi teror terjadi karena pemahaman keagamaan atau mengatasnamakan agama. Melacak latar belakang terorisme sangatlah rumit karena melibatkan banyak faktor.
Ada sejumlah prediksi mengapa aksi terororisme itu terjadi:
1. Wujud perlawanan terhadap kezaliman
Manusia mempunyai harga diri yang ingin dipertahankan atau dimunculkan dalam kehidupan. Namun, harga diri tersebut kadang diinjak-injak oleh orang yang tidak bertanggung jawab, sementara orang terzalimi tidak punya kuasa untuk melawan secara terang-terangan atau secara langsung, maka ditempuhlah jalan teror. Teror diyakini bisa menjadi pembalasan atau pemberontakan atas perilaku zalim, bahkan menjadi bagian dari patriotisme.
2. Ekspresi Keputusasaan
Aksi teror dilakukan bisa jadi merupakan wujud keputusasaan karena lawan dinilai terlalu tangguh untuk dikalahkan. Pendekatan yang elegan dinilai tidak akan bisa mengalahkan lawan, akhirnya tindakan teror dinilai paling efektif untuk melumpuhkan lawan.
3.Pemahaman keagamaan yang parsial
Aksi teror boleh jadi merupakan pengejewantahan dari pemahaman keagamaan yang parsial. Agama selalu memiliki dua sisi, sisi lembut dan sisi kasar. Agama bisa menciptakan kedamaian, namun tidak jarang peperangan juga karena agama. Ada orang yang melakukan aksi teror dengan merujuk pada ayat berikut, ”Dan bunuhlah mereka di mana saja kamu menjumpai mereka… ” (Q.S. Al Baqarah 2:191). Padahal kalau dibaca ayat sebelumnya akan terlihat kalau hal ini dilakukan pada saat sedang terjadi peperangan (lihat Q.S. Al Baqarah 2: 190), bukan untuk melakukan teror. Setiap Rasulullah saw. memberangkatkan tentara, beliau selalu berpesan, ”Janganlah kalian membunuh anak-anak, wanita, orang jompo, dan siapa saja yang tidak terlibat peperangan. Janganlah kalian merusak pasar, pertanian, dan peternakan.”
Jadi, secara prinsip Islam mengharamkan segala bentuk aksi terorisme walaupun sedang dalam peperangan, apalagi kalau dilakukan tidak sedang dalam peperangan. Namun kenyataannya tidak sedikit orang yang melakukan aksi terorisme dengan berkedok agama, hal ini bisa jadi karena pemahaman yang salah terhadap ajaran-ajaran agama. Di sinilah pentingnya setiap muslim menghiasi diri dengan nilai-nilai agama yang benar dan komprehensif supaya tidak terjerumus pada pemahaman yang salah. Wallahu a’lam
Ada sejumlah prediksi mengapa aksi terororisme itu terjadi:
1. Wujud perlawanan terhadap kezaliman
Manusia mempunyai harga diri yang ingin dipertahankan atau dimunculkan dalam kehidupan. Namun, harga diri tersebut kadang diinjak-injak oleh orang yang tidak bertanggung jawab, sementara orang terzalimi tidak punya kuasa untuk melawan secara terang-terangan atau secara langsung, maka ditempuhlah jalan teror. Teror diyakini bisa menjadi pembalasan atau pemberontakan atas perilaku zalim, bahkan menjadi bagian dari patriotisme.
2. Ekspresi Keputusasaan
Aksi teror dilakukan bisa jadi merupakan wujud keputusasaan karena lawan dinilai terlalu tangguh untuk dikalahkan. Pendekatan yang elegan dinilai tidak akan bisa mengalahkan lawan, akhirnya tindakan teror dinilai paling efektif untuk melumpuhkan lawan.
3.Pemahaman keagamaan yang parsial
Aksi teror boleh jadi merupakan pengejewantahan dari pemahaman keagamaan yang parsial. Agama selalu memiliki dua sisi, sisi lembut dan sisi kasar. Agama bisa menciptakan kedamaian, namun tidak jarang peperangan juga karena agama. Ada orang yang melakukan aksi teror dengan merujuk pada ayat berikut, ”Dan bunuhlah mereka di mana saja kamu menjumpai mereka… ” (Q.S. Al Baqarah 2:191). Padahal kalau dibaca ayat sebelumnya akan terlihat kalau hal ini dilakukan pada saat sedang terjadi peperangan (lihat Q.S. Al Baqarah 2: 190), bukan untuk melakukan teror. Setiap Rasulullah saw. memberangkatkan tentara, beliau selalu berpesan, ”Janganlah kalian membunuh anak-anak, wanita, orang jompo, dan siapa saja yang tidak terlibat peperangan. Janganlah kalian merusak pasar, pertanian, dan peternakan.”
Jadi, secara prinsip Islam mengharamkan segala bentuk aksi terorisme walaupun sedang dalam peperangan, apalagi kalau dilakukan tidak sedang dalam peperangan. Namun kenyataannya tidak sedikit orang yang melakukan aksi terorisme dengan berkedok agama, hal ini bisa jadi karena pemahaman yang salah terhadap ajaran-ajaran agama. Di sinilah pentingnya setiap muslim menghiasi diri dengan nilai-nilai agama yang benar dan komprehensif supaya tidak terjerumus pada pemahaman yang salah. Wallahu a’lam