Ada satu kejadian yang begitu membekas sampai-sampai tulisan ini lahir dari kejadian tersebut. Pada jam makan siang di satu kantor ada seorang rekan yang apabila makan selalu disisakan demi alasan manners (tata krama). Kesempatan lain kebiasaan makan seperti itu diperparah dengan sang rekan menahan gengsi untuk menambah porsi makan padahal mengaku masih lapar, ketika ditanyakan mengapa tak tambah saja? Jawabannya hanya ‘malu’.
Apabila kemudian didapat penjelasan bahwa malu itu lahir dari manners seperti diawal tulisan maka kubilang benar-benar manners yang merugikan!.
Indonesia Adalah Negara Muslim terbesar namun anehnya banyak mengadopsi budaya Barat yang tak perlu. Manners (seperti bahasanya) berasal dari dunia barat. Mari tegaskan bukannya antipati pada dunia barat namun kenyataannya kebudayaan mereka seperti memutar total kebudayaan moral luhur dunia Islam. Saya yakin contohnya banyak, yang akan diceritakan adalah beberapa saja sisanya semoga menjadi ikhtiar kita-masing-masing untuk mencari tahu dan dicarikan solusinya.
Mencium tangan wanita saat pertama bertemu sebagai penghormatan.
Jelas kebiasaan ini dalam kacamata Islam terdapat dua pertentangan. Satu, bahwa menyentuh wanita (apalagi mencium) bila bukan muhrimnya maka haram. Kedua, Islam mengajarkan untuk mencium tangan orang yang lebih tua atau dihormati baik dari umur terlebih dari ilmunya selama tentunya satu muhrim.
Kebudayaan ‘Lady’s First’ ketika berjalan kaki.
Selain tidak menghormati wanita kebudayaan ini juga membahayakan para pria karena dikhawatirkan menimbulkan imajinasi nakal. Sebaiknya dahulukan pria saat berjalan karena kodratnya pria adalah pemimpin bagi wanita.
“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang ta’at kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.” [An Nisa:34]
Kebiasaan Menyisakan Makanan.
Akhirnya masuk pada inti dari tulisan ini. Selama bukan karena sakit maka tak ada alasan yang membenarkan makan harus bersisa. Anda tinggal pilih mau menyangkal dari sisi mana:
Segi Agama: Membuang-buang makanan selain mubazir tentu saja kufur nikmat. Bukankah kita semua tahu bahwa rejeki itu adalah apa yang saat itu kita makan, apa yang kita kenakan dan apa yang kita sedekahkan.
Segi Etika: Selain menghargai yang memasak menghabiskan makanan juga sedikitnya membantu orang (atau kita sendiri) yang mencucikan piring.
Segi Ekonomi: Andai semua orang Indonesia berpikir begini ‘bila sekali makan dari setiap 10 gram nasi (dalam perhitungan kita sebut beras) yang tersisa maka dikalikan penduduk Indonesia sedikitnya 200 juta jiwa, maka ada sekitar 2000Kg terbuang percuma.’ Bila harga beras di hitung 5000/Kg saja itu berarti dalam sekali makan orang Indonesia mengeluarkan uang 10 juta rupiah terbayangkah bila sehari makan tiga kali?. Berarti ada 6000 Kg beras sia-sia terbuang dan artinya 30 Juta melayang percuma ke tempat sampah. Seandainya kebiasaan itu terjadi masih pantaskan Indonesia dibilang Negara miskin?.
Segi Sosial: Dengan jumlah itu kita bisa memberi makan setidaknya 2000 keluarga miskin perhari .Dan dengan uang yang sama kita bisa menyekolahkan (dengan konversi 1Juta per anak per tahun) 30 Anak dalam SATU HARI.
Jadi teringat pada satu cerita orang yang baru pulang haji. Kata beliau dunia Islam itu mulia sungguh, dalam setiap jamuan makan saat berhaji selalu saja ada tulisan “tambah makan boleh asal habis”.
Maka hentikan semua penyangkalan seraya membenarkan manners dunia barat yang aneh itu selama merugikan. Mari kita kembali ke budaya Islam Rahmatan Lil Alamin.
Semoga Bermanfaat
– Team HomPI Percikaniman –
Category: Artikel Islam
- Home
- Artikel Islam
- Kebudayaan TERBALIK
Humas PI
PERCIKAN IMAN ONLINE DIGITAL
- Ruko Komplek Kurdi Regency 33A
Jl. Inhoftank, Pelindung Hewan
Kec. Bandung Wetan, Kota Bandung, Jawa Barat 40243
Telp. 08112216667 | info@percikaniman.org