Ketika Pengorbanan Kita Berakhir Sia-sia (Bagian 2)

Percikan Iman –  Agar pengorbanan tidak berakhir sia-sia ibarat debu yang beterbangan atau terbasuh air hujan. Sayang sekali jika pengorbanan itu pahalanya hilang begitu saja.

Agar pengorbanan kita tidak sia-sia, langkah pertamnya mulai dari fokus mencari ridho Allah S.W.T. Kalaupun memperoleh sesuatu di tengah jalan, itu “bonus” dari Allah S.W.T.

Misal, kalau fokus Anda ke MPI itu mencari ilmu, Anda tidak akan mengeluh ketika tukang surabi kesukaan tidak ada. Kalau fokus mencari ridho Allah S.W.T. ada atau tidaknya faktor dunia, tidak menjadi masalah.

Langkah kedua, fokus untuk bekal akhirat

Jadi istri, suami, orang tua, niatkan untuk mendapatkan ganjaran akhirat. Kalau kita fokus akhirat, dunia akan mengikuti. Selaku istri, memberi pelayanan terbaik pada suami, niscaya suami (yang baik) pun akan baik dan memberi uang jajan pada istri.

Ketika dagang, fokus pada akhirat pasti beruntung karena kita akan jujur. Dengan begitu, kredibilitas pun terbangun. Konsumen akan percaya pada kita.

Karena itu, kalau tidak mau hidup kita sia-sia, fokus mendapatkan pahala akhirat.

Mari kita lihat Q.S. Al-Qashash: 77

وَابْتَغِ فِيْمَآ اٰتٰىكَ اللّٰهُ الدَّارَ الْاٰخِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيْبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَاَحْسِنْ كَمَآ اَحْسَنَ اللّٰهُ اِلَيْكَ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِى الْاَرْضِ ۗاِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِيْنَ

Carilah pahala akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia. Berbuat baiklah kepada orang lain sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan.

Ayat tersebut menjelaskan pada kita, ketika kita berazzam fokus akhirat, dunia akan Allah S.W.T. sertakan. Kalau fokus dunia, kita dapat dunia saja, akhirat tidak dapat. Sayang kita sudah berkorban, tapi seolah tidak mendapatkan apa-apa.

Misal, saat tidur, tidur lebih awal agar bisa bangun lebih awal. Kejar akhirat. Jangan malah tidur awal, bangun akhir. Dalam shalat, ada manfaat kesehatan ketika gerakannya benar. Kalau kita shalat karena demi kebahagiaan akhirat, ikhlas dan sesuai sunnah, pahala akhirat bertambah, kesehatan terjaga karena stretching.

Sebelum tidur, kita ikuti sunnah, wudhu, sikat gigi, niscaya kesehatan kita dapatkan. Wajah bersih karena wudhu, gigi bersih karena terbersihkan.

Kemudian, ayat tersebut juga mengandung pesan agar kita mencari akhirat dengan “Apa yang Allah S.W.T. anugerahkan pada kita”. Yang Allah beri harta, cari akhirat dengan harta. Yang Allah beri ilmu, cari akhirat dengan ilmu. Jika Allah beri waktu luang, cari akhirat mengisi waktu dengan berbagai kegiatan bernilai ibadah.

Yang Allah beri masih muda, manfaatkan waktu muda untuk mencari pahala akhirat; mengisinya dengan menuntut ilmu bermanfaat, ibadah mahdhah, dan lain sebagainya. Waktu itu modal paling mahal dari Allah S.W.T.

“Renungkan apa yang kita miliki saat ini! Lantas, gunakan untuk memperoleh pahala akhirat.”

Kemudian, Allah S.W.T. juga berfirman “Tapi, jangan melupakan bagianmu di dunia!”. Artinya, kita boleh menikmati sebagian dari karunia Allah. Misal, jalan-jalan dengan anak, membahagiakan mereka, sembari kita menikmati perjalanan, menikmati makanannya. Selaku suami, kita sejatinya sedang memenuhi kewajiban membahagiakan keluarga.

Kemudian, Allah S.W.T. juga berfirman, “Berbuatlah baik pada orang lain, sebagaimana Allah S.W.T. memberi kebaikan padamu!”. Contoh aplikasinya, kalau kita memperoleh penghasilan Rp 100.000,- kita mengeluarkan infaq Rp 10.000,-. Kalau suatu saat Allah S.W.T. perbaiki pendapatan kita, tambahlah infaq kita.

Terakhir, Allah S.W.T. berpesan pada kita agar “Jangan berbuat kerusakan”. Ketahuilah, hal yang paling merusak yang dapat kita lakukan ialah ketika kita merusak orang-orang di sekitar kita. Suami mengatai masakan istri. Istri kurang bersyukur dengan perolehan suami atau orang tua membanding-bandingkan anak dengan anak lainnya.

Omongan kita, perbuatan kita jangan sampai merusak. Kalau omongan kita kira-kira akan merusak, “diam lebih baik”.

Rasulullaah S.A.W yang begitu baik memanej kesedihannya, namun ketika Khadijah meniggal, beliau tak bisa menahan dirinya. Alasannya satu, “Karena tak ada satupun kata yang menyakiti hati selama 25 tahun pernikahan”

Langkah ketiga yang dapat kita lakukan agar tidak sia-sia pengorbanan kita ialah dengan serius menjalankan agama.

Agama bukan untuk main-main, namun untuk kita jalani dengan serius. Q.S. Al-A’raf: 51

الَّذِيْنَ اتَّخَذُوْا دِيْنَهُمْ لَهْوًا وَّلَعِبًا وَّغَرَّتْهُمُ الْحَيٰوةُ الدُّنْيَاۚ فَالْيَوْمَ نَنْسٰىهُمْ كَمَا نَسُوْا لِقَاۤءَ يَوْمِهِمْ هٰذَاۙ وَمَا كَانُوْا بِاٰيٰتِنَا يَجْحَدُوْنَ

yaitu orang-orang yang menjadikan agamanya sebagai permainan serta senda gurau dan mereka telah tertipu oleh kehidupan dunia. Maka, pada hari ini (Kiamat), Kami melupakan mereka sebagaimana mereka dahulu melupakan pertemuan hari ini dan mengingkari ayat-ayat Kami.

Agama diturunkan sebagai pedoman, bukan permainan. Akhirat itu medianya adalah agama. Makannya kalau beragama, jangan main-main. Misal, karena mau jadi anggota dewan, baru rajin ke masjid. Ketika jadi, lupa ke masjid. Itu sama dengan menjadikan agama sebagai tools sebagai komoditas.

“Kalau ada target, agama digunakan, namun ketika target tercapai, agama dicampakkan, itu mempermainkan agama.”

Beragama adalah keharusan, bukan permainan. Artinya, agama harus inheren dalam kehidupan

Dalam ayat tersebut, Allah S.W.T. mengabarkan pada kita, “Biasanya, orang yang mempermainkan agama itu ialah orang orang yang diperbudak dunia.” Ialah pada kalimat “kehidupan dunia telah menipu mereka


Tulisan merupakan resume dari materi yang Ustadz Aam Amirudin sampaikan pada Majelis Percikan Iman (MPI) 26 Juni 2022 lalu di Masjid Peradaban Percikan Iman, Arjasari

Media Dakwah Percikan Iman

Media Dakwah Percikan Iman

Yayasan Percikan Iman | Ruko Komplek Kurdi Regency 33A Jl. Inhoftank, Pelindung Hewan Kec. Bandung Wetan, Kota Bandung, Jawa Barat 40243 Telp. 08112216667

Related Post

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *