Ketika Syi’ar Kebaikan Terhenti

Percikan Iman –  Syi’ar identik dengan dakwah. Yang harus menebar syi’ar adalah kita semua dengan saling menopang. Syi’ar efektif ketika kita memiliki kekuatan dan keberanian. Piala dunia, bukan hanya perhelatan sepak bola, tapi juga perhelatan ideologi. 

Media-media Negara Eropa yang pro LGBT mereka betul-betul menunjukkan sikap tidak bersahabat dengan keputusan tuan rumah. Asasnya Hak Asasi Manusia (H.A.M.). Mereka mensosialisasikan, apa yang dilakukan Qatar salah. Padahal semua agama menganggap LGBT menyimpang dari ajaran agamanya. Yang paling keras, ajaran Kristen dan Islam.

Kristen menganggap LGBT kejahatan kemanusiaan yang besar. Sedangkan Islam, LGBT akan mengundang azab Allah S.W.T.

Kenapa mereka orang-orang Pro LGBT sebegitunya berjuang? Bukankah kita yang benar sementara mereka salah? Semua agama mengharamkan LGBT. Meski sudah dilarang, mereka tetap ngotot menampilkan ban kapten berwarna pelangi, terutama ketika diwawancara oleh media. Para pemain Jerman, bahkan memprotes dengan terbuka kebijakan tuan rumah, Qatar dengan posenya yang terkenal.

Ini pelajaran untuk kita, jangan mudah mengalah ketika men-syi’arkan Islam! Mereka begitu gigih memperjuangkan ajarannya yang jelas-jelas bertentangan dengan semua agama. Sahabat, sendainya syi’ar tak kita lakukan, ketahuilah ada berbagai akibat buruk yang akan muncul:

1. Turun Laknat Allah S.W.T. 

 

Dalam surat Al Maidah ayat 78-79, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

لُعِنَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا مِنْۢ بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ عَلٰى لِسَانِ دَاوٗدَ وَعِيْسَى ابْنِ مَرْيَمَ ۗذٰلِكَ بِمَا عَصَوْا وَّكَانُوْا يَعْتَدُوْنَ

Orang-orang kafir dari Bani Israil telah dilaknat melalui ucapan Daud dan Isa putra Maryam. Hal itu karena mereka durhaka dan selalu melampaui batas.

 

كَانُوْا لَا يَتَنَاهَوْنَ عَنْ مُّنْكَرٍ فَعَلُوْهُۗ لَبِئْسَ مَا كَانُوْا يَفْعَلُوْنَ

Mereka tidak saling mencegah perbuatan mungkar yang selalu mereka perbuat. Sungguh, sangat buruk apa yang mereka kerjakan.

Lewat ayat-ayat tersebut, Allah S.W.T. sedang membertahu kita, jika orang-orang bani Israil melampaui batas dan “mereka tidak saling mencegah perbuatan munkar”. Tidak mencegah perbuatan munkar itu artinya tidak berdakwah. Walau sederhana, jangan meremehkan, meski sekadar mengingatkan orang yang makan dan minumnya berdiri.  

Sahabat, sudah tentu, tidak semua orang yang kita ingatkan mengikuti nasihat kita. Artinya, kita kudu siap mental untuk mendapatkan penolakan, bahkan pembangkangan. Ketika mendapatkan pembangakangan, sedangkan kita benar, lawan! Jangan mundur. Jangankan aturan agama, ketika poiisi menilang yang tak menggunakan helm saja mendapatkan perlawanan. 

Jadi, kalau kita melakukan apa yang dilakukan bani Israil, diam menyikapi kemunkaran, bersiaplah dengan laknat Allah S.W.T. Qatar dengan kehebatannya saja masih mendapatkan reaksi penentangan dari musuh-musuh kebenaran, jadi siapkan mental untuk memperjuangkannya. 

Apa itu laknat? Laknat itu susah meninggalkan keburukan dan susah melaksanakan kebaikan padahal tahu akibat buruknya, padahal tahu keutamaannya. 

Artinya, ketika seorang penjudi sudah kehilangan banyak hartanya, dia tetap susah meninggalkan “ketagihan” judi, bisa jadi orang tersebut dilaknat oleh Allah S.W.T. Kita juga perlu waspada ketika kita sudah tahu keutamaan tahajjud, sementara kita tahu keutamaannya, bisa jadi laknat sedang melekat pada kita. Naudzubillahi min dzaalik.

 

2. Terjadi Huru-Hara

Ketika dalam rumah tangga, pertengkaran terjadi begitu sering, bisa jadi itu tanda tidak adanya amar ma’ruf nahi munkar. Padahal apa susahnya berbicara lemah-lembut, kalau dipikir secara logis mah. Pertengkaran antar adik-kaka, dengan teman, dengan anak, bisa jadi karena tak ada syi’ar dan dakwah. Huru-hara bukan hanya terjadi di jalanan, demontstrasi.

Mari kita buka surat Hud ayat 116-117.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

فَلَوْلَا كَانَ مِنَ الْقُرُوْنِ مِنْ قَبْلِكُمْ اُولُوْا بَقِيَّةٍ يَّنْهَوْنَ عَنِ الْفَسَادِ فِى الْاَرْضِ اِلَّا قَلِيْلًا مِّمَّنْ اَنْجَيْنَا مِنْهُمْ ۚوَاتَّبَعَ الَّذِيْنَ ظَلَمُوْا مَآ اُتْرِفُوْا فِيْهِ وَكَانُوْا مُجْرِمِيْنَ

Mengapa tidak ada orang yang berpengaruh di antara umat-umat sebelummu yang melarang berbuat kerusakan di bumi, kecuali sebagian kecil di antara orang yang telah Kami selamatkan. Orang-orang zalim hanya mementingkan kenikmatan dan kemewahan. Mereka adalah para pendosa.

وَمَا كَانَ رَبُّكَ لِيُهْلِكَ الْقُرٰى بِظُلْمٍ وَّاَهْلُهَا مُصْلِحُوْنَ

Tuhanmu tidak akan membinasakan negeri-negeri secara zalim selama penduduknya berbuat kebaikan.

Dalam kehidupan, selalu ada orang berpengaruh. Dalam rumah-tangga, bisa jadi ayah atau istri. Lihat, siapa yang lebih didengar oleh anak. Begitu juga dalam lingkungan yang lebih besar. Mulai dari genk, lingkaran pertemanan, lingkungan kerja atau masyarakat, pasti ada orang yang berpengaruhnya. 

Jadi orang berpengaruh itu harus bisa menegakkan kebenaran dan “melarang kerusakan”. Allah S.W.T. telah menunjuk orang-orang tertentu menjadi orang yang berpengaruh, menjadi pengendali. Di luar sana, ada banyak orang berpengaruh malah digunakan untuk “kenyamanan” pribadinya saja, berbuat “zalim”. 

Sahabat, huru-hara itdak akan terjadi, selama ada orang yang mencegah kekacauan. Siapa orang itu? Terutama orang yang memiliki pengaruh.

 

3. Turun Azab Allah S.W.T.

Dalam surat Al-Anfal ayat 24-25, Allah S.W.T. berfirman:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اسْتَجِيْبُوْا لِلّٰهِ وَلِلرَّسُوْلِ اِذَا دَعَاكُمْ لِمَا يُحْيِيْكُمْۚ وَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ يَحُوْلُ بَيْنَ الْمَرْءِ وَقَلْبِهٖ وَاَنَّهٗٓ اِلَيْهِ تُحْشَرُوْنَ

Hai, orang-orang beriman! Penuhilah seruan Allah dan Rasul apabila ia menyerumu pada sesuatu yang memberi kehidupan kepadamu. Ketahuilah, sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepadaNya kamu akan dikumpulkan.

وَاتَّقُوْا فِتْنَةً لَّا تُصِيْبَنَّ الَّذِيْنَ ظَلَمُوْا مِنْكُمْ خَاۤصَّةً ۚوَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ شَدِيْدُ الْعِقَابِ

Jauhkan dirimu dari siksaan yang tidak hanya menimpa orang-orang zalim di antaramu. Ketahuilah bahwa Allah sangat keras siksa-Nya.

Azab ialah puncak akibat dari ketiadaan syi’ar-dakwah. 

Ketika hati kita terbuka, akan mudah mendapatkan hidayah dan mengerjakan amal sholeh. Sementara, ketika terhijab (menutup diri), dia akan tertutup dari hidayah Allah S.W.T. dan terjauh dari amal sholeh. 

Bahayanya, azab Allah S.W.T. tidak akan memilah yang sholeh maupun yang salah. Ketika terjadi tsunami, baik mereka yang berpegangan tangan dengan halal sebagai suami-istri atau mereka yang berpacaran, akan sama-sama terkena tsunami. Inilah pentingnya syia’ar-dakwah, saling mengingatkan, menegakkan kebenaran agar terhindar dari azab Allah S.W.T. 


Tulisan merupakan resume materi Kajian Utama Majelis Percikan Iman (MPI) yang disampaikan oleh Ustadz Aam Amirudin di Masjid Peradaban Percikan Iman Arjasari, Ahad (18/12/2022)

Media Dakwah Percikan Iman

Media Dakwah Percikan Iman

Yayasan Percikan Iman | Ruko Komplek Kurdi Regency 33A Jl. Inhoftank, Pelindung Hewan Kec. Bandung Wetan, Kota Bandung, Jawa Barat 40243 Telp. 08112216667

Related Post

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *