Percikan Iman – Alangkah beruntungnya, bila Al-Qur’an menjadi “kawan karib” kita selama hidup di dunia. Alangkah indah bila lafal yang keluar di akhir kehidupan kita ialah Al-Qur’an. Alangkah beruntungnya bila Al-Qur’an menjadi saksi pembela kita di yaumil mizan nanti.
Ketika Al-Qur’an menjadi kawan karib kita, kebimbangan, kecemasan, kebingungan kan tunduk. Pilihan jalan dan sikap menjadi terang benderang karena dialah Nuur bagi orang-orang beriman. Hati tenang bagaimana pun kondisi yang mesti kita hadapi karena ia adalah syifaa.
Belum lagi, Allah S.W.T menjanjikan berbagai keutamaan ketika kita berkawan karib dengan Al-Qur’an selama hidup di dunia. Dalam bukunya, “Tarbiyah Syahsiyah Qur’aniyah”, Ustadz Abdul Aziz Abdur Rouf menyampaikan, yang pertama dan utama, mereka yang akrab dengan Al-Qur’an akan menjadi Ahlullaah, menjadi “keluarganya Allah S.W.T.”
Rasulullah S.A.W. bersabda,
إِنَّ لِلَّهِ أَهْلِينَ مِنَ النَّاسِ قَالُوا : مَنْ هُمْ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ : أَهْلُ الْقُرْآنِ هُمْ أَهْلُ اللَّهِ وَخَاصَّتُهُ
“Sesungguhnya Allah mempunyai keluarga di antara manusia, para sahabat bertanya, “Siapakah mereka ya Rasulullah?” Rasul menjawab, “Para ahli Al Qur’an. Merekalah keluarga Allah dan hamba pilihanNya” (HR. Ahmad)
Ustadz Abdul Aziz mengatakan, jika diksi “keluarga” melambangkan kedekatan dan cinta. Artinya, orang yang berkawan karib dengan Al-Qur’an juga akan dekat dengan Allah S.W.T. dan menperoleh cinta-Nya. Ketika cinta sudah mengemuka, keta’atan pada-Nya menjadi ringan, apapun bentuk perintah dan larangannya.
Yang harus menjadi catatan, kawan karib Al-Qur’an itu tidak pernah puas dengan hanya membaca. Ia akan berusaha berinteraksi dengan Al-Qur’an dengan berbagai cara. Ketika membaca sudah terbiasa, kita dapat melanjutkannya dengan menghafal, membaca artinya, mengungkap dan menelaah kandungannya, seraya mengamalkannya.
Keutamaan selanjutnya, ketika AL-Qur’an menjadi kawan karib kita, kita akan memperoleh “kekayaan ilmu” yang luar biasa melimpahnya. Bagaimana tidak, Al-Qur’an merupakan sumber segala ilmu. Berbagai fenomena dan permasalahan asasi pada kehidupan manusia, terkandung dalam Al-Qur’an. Mulai dari awal eksistensi manusia hingga akhir zaman, bahkan bocoran kehidupan pasca dunia, terkandung di dalam Al-Qur’an.
Pantaslah jika Rasulullah S.A.W. menyandingkan Al-Qur’an dan kekayaan. Iri pada mereka yang dekat dengan Al-Qur’an, yang membacanya siang dan malam sama layaknya dengan kita iri pada mereka yang berharta. Mereka yang berharta seraya menginfak-kannya siang dan malam.
Dari Abdullah Bin Mas’ud Radhiallahu anhu, Rasulullah S.A.W. bersabda,
قَالَ رَسُولُ اللٌهِ صَلٌي اللٌهُ عَلَيهِ وَ سَلٌم لآحَسَدَ ألآ فيِ اثنَتَينِ رَجُلُ اتَاهُ اللٌهُ القُرانَ فَهُو يَقُومُ بِه انَأءَ اللًيلِ وَانَأءَ النَهَارِ وَرَجُلُ اعطَاهُ مَالآ فَهُوَ يُنفق مِنهُ انَأءَ الٌلَيِل وَانَأءَ النٌهَارِ. رواه البخاري
“Tidak diperbolehkan hasad (iri hati) kecuali terhadap dua orang: Orang yang dikaruniai Allah (kemampuan membaca/menghafal Alquran). Lalu ia membacanya malam dan siang hari, dan orang yang dikaruniai harta oleh Allah, lalu ia menginfakannya pada malam dan siang hari.” (HR. Bukhari)
Kemudian, mereka yang berkawan karib dengan Al-Qur’an juga Allah S.W.T. angkat derajatnya, bahkan Allah S.W.T. sandingkan dengan para Malaikat dan para Nabi-Nya.
Diriwayatkan oleh Aisyah R.A. Beliau berkata, Rasulullah S.A.W. bersabda.
الَّذِي يَقْرَأُ القُرْآنَ وَهُوَ مَاهِرٌ بِهِ مَعَ السَّفَرَةِ الكِرَامِ البَرَرَةِ، وَالَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَتَتَعْتَعُ فِيهِ وَهُوَ عَلَيْهِ شَاقٌّ لَهُ أجْرَانِ
“Orang yang mahir membaca Al-Qur’an, dia berada bersama para malaikat yang terhormat dan orang yang terbata-bata di dalam membaca Al-Qur’an serta mengalami kesulitan, maka baginya dua pahala” (H.R. Muslim)
Imam Nawawi dalam Syarh Muslim menjelaskan kata “mahir” berarti mampu membaca, menghafal, memahami, tadabbur, dan mengamalkan Al-Qur’an. Ketika Al-Qur’an menjadi panduan hidupnya, sejatinya ia menjadi cahaya bagi sekitarnya, bagi lingkungannya.
Sahabat, mari kita akrabi Al-Qur’an dan beristiqomah dengannya. Yang masih terbata-bata, teruslah belajar. Jangan khawatir karena selama proses belajar itu, Allah S.W.T. sudah siapkan ganjarannya. Ketika kita sudah dapat membacanya, mari kita tingkatkan interaksi kita semakin dalam, semakin akrab dengan Al-Qur’an.
Dengan begitu, semoga Allah S.W.T. senantiasa membimbing kita, memudahkan kita beramal sholeh hingga akhir hayat. Dengan itu, kita buka peluang meraih husnul khatimah.
Wallahu a’lam bish shawwab