Tak ada manusia yang luput dari cobaan hidup. Tak ada keberhasilan yang tak melewati ujian dan tantangan. Semakin bertambah usia seseorang, semakin kencang pula angin kehidupan berhembus untuk menguji ketegaran dan keimanannya.
Ujian hidup bukanlah bentuk kekejaman dari Sang Pencipta. Sebagaimana ujian sekolah bukanlah bentuk hukuman sewenang-wenang dari sang guru untuk muridnya.
“Diadakan ujian, karena memang sebelumnya sudah ada pelajaran yang telah diberikan oleh sang guru. Begitu pula ujian hidup. Sang Pemilik hidup sudah membekali manusia dengan akal, hati nurani, kitab suci dan nasehat para Nabi-Nya. Jika bekal itu sudah diberikan, maka pada saatnya ujian itu akan datang.”
Dalam menghadapi suatu perjuangan hidup sudah dipastikan kita akan menghadapi suatu ujian, dalam menghadapi ujian itulah maka kita sangat memerlukan suatu keyakinan. Jika kita yakin bahwa kita akan mampu menghadapi dan melalui dengan mudah maka kita akan mudah pula menghadapi ujian tersebut.
Keyakinan adalah sebuah doa yang mampu menumbuhkan suatu bentuk motivasi bagi diri pribadi, yang nantinya berguna dalam menghadapi ujian. Allah SWT berfirman,
أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُمْ مَثَلُ الَّذِينَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْ مَسَّتْهُمُ الْبَأْسَاءُ وَالضَّرَّاءُ وَزُلْزِلُوا حَتَّى يَقُولَ الرَّسُولُ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ مَتَى نَصْرُ اللَّهِ أَلا إِنَّ نَصْرَ اللَّهِ قَرِيبٌ
“Apakah kalian mengira bahwa kalian akan masuk ke dalam surga, padahal belum datang kepada kalian (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kalian? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam goncangan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang bersamanya : Bilakah datang pertolongan Allah? Ingatlah sesungguhnya pertolongan Allah amatlah dekat.” (Q.S. Al-Baqarah 2 : 214).
Seorang pesimistis selalu berkeyakinan bahwa dirinya tidak akan mampu untuk menghadapi segala tantangan dan ujian yang ada, dia selalu berpedoman dan bergantung kepada apa yang menjadi keyakinan dari orang lain. Sebaliknya, jika orang tersebut adalah seorang yang optimistis, maka ia yakin dengan segala kemampuan dan kondisinya akan mampu menghadapi tantangan, aral dan ujian yang ada.
Seseorang yang mempunyai suatu keyakinan yang kuat akan sulit dipengaruhi oleh orang lain dan faktor-faktor ekstern yang ada. Selain sebagai suatu motivasi dan doa, keyakinan akan menjadi kekuatan utama dalam melaksanakan apa yang diamanatkan oleh Sang Maha Pencipta.
Dengan kodrat seseorang menjadi suatu khalifah maka hendaknya dalam menjalankan kehidupan kita sehari-hari hendaknya kita benar-benar berperilaku sebagai seorang khalifah yang mandiri. Keyakinan juga identik dengan suatu kemandirian. Kemandirian inilah yang menjadikan kita “majikan bagi diri kita pribadi”.
Inilah yang diperlukan dari suatu keyakinan, untuk itu mari kita perbaiki diri kita masing-masing dan berusaha menjadi khalifah bagi diri kita pribadi.
Hj. Dewi Kurniawati
Dewan Pembina Yayasan Fahmul Fauzi