Kisah Semangkuk Bakmi..

Orangtua adalah manusia teristimewa dalam hidup semua orang. Tapi terkadang sang Anak tidak menyadari atau lupa akan hal tersebut. Entah karena kurang ilmu atau memang sedang alpa atas semua jasa ortu. Allah swt juga mengatur perikehidupan ortu dan anak didalam Alquran surat AlIsra ayat 23-24 :

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia

Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil”.


Berikut ini adalah kisah yang bisa menjadi hikmah bagi kita semua..

*****

Seorang anak bertengkar dengan ibunya dan meninggalkan rumah.

Saat berjalan tanpa tujuan ia baru sadar bahwa ia sama sekali tidak membawa uang.
Ia melewati sebuah depot bakmi, ia lapar sekali, ingin makan semangkok bakmi. Pemilik bakmi melihat anak itu berdiri cukup lama didepan depotnya, lalu bertanya “Nak, apakah engkau ingin memesan bakmi ?”

“Ya, tapi aku tidak punya uang,” jawab anak itu dengan malu-malu. “Tidak apa2, aku akan mentraktirmu, “jawab sipemilik depot.
Anak itu segera makan. Kemudian air matanya mulai berlinang. “Ada apa Nak ?” tanya pemilik depot.

“Tidak apa2, aku hanya terharu karena seorang yang baru kukenal memberi aku semangkuk bakmi sedangkan ibuku telah mengusirku dari rumah. Kau seorang yang baru kukenal tapi begitu peduli padaku.”

Pemilik depot itu berkata “Nak, mengapa kau berpikir begitu…; renungkan hal ini, aku hanya memberimu sermangkuk bakmi & kau begitu terharu, sedangkan ibumu telah memasak bakmi, nasi, dll. sampai kamu dewasa, harusnya kamu berterima kasih kepadanya..”

 

Anak itu kaget mendengar hal tersebut. “Mengapa aku tidak berpikir tentang hal itu ?

Untuk semangkuk bakmi dari orang yang baru kukenal aku begitu berterima kasih, tapi terhadap ibuku yang memasak untukku selama ber-tahun2, aku tak pernah berterima kasih.

Anak itu segera menghabiskan bakminya lalu ia brgegas pulang. Begitu sampai di ambang pintu rumah, ia melihat ibunya dengan wajah cemas.

Ketika melihat anaknya, kalimat pertama yang keluar dari mulutnya adalah “Nak.., kau sudah pulang, cepat masuk, aku telah menyiapkan makan malam.”

Mendengar hal itu, si anak tidak dapat menahan tangisnya dan menangis dihadapan ibunya.

Kadang satu kesalahan, membuat kita begitu mudah melupakan kebaikan yang telah kita nikmati tiap hari.
Sekali waktu kita mungkin akan sangat berterima kasih kepada orang lain untuk suatu pertolongan kecil yang kita terima. Nmun kepada orang yang sangat dekat dengan kita khsusnya orang tua, kita sering lupa untuk berterima kasih..

Hidup itu indah, kalau kita pandai bersyukur dan berterima kasih.

Humas PI

Humas PI

PERCIKAN IMAN ONLINE DIGITAL - Ruko Komplek Kurdi Regency 33A Jl. Inhoftank, Pelindung Hewan Kec. Bandung Wetan, Kota Bandung, Jawa Barat 40243 Telp. 08112216667 | info@percikaniman.org

Related Post

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *