Para ahli tafsir sepakat bahwa yang dimaksud al-balad dalam ayat tersebut adalah kota Mekkah dan yang dimaksud anta hillun (engkau halal di kota ini) adalah Nabi Muhammad Saw. Fahrur Razy menafsirkan bahwa karena Mekkah adalah kota yang disucikan, dijadikan kiblat dunia, tempat haji, dan di sana ada Baitullah yang berada di bawah Baitul Makmur (Ka’bah-nya para malaikat) di langit, maka pantas dipakai bersumpah oleh Allah Swt.
“Aku bersumpah dengan kota ini, dan engkau halal di kota ini.” (Q.S. Al-Balad [90]: 1-2)
Al-Khozyn melanjutkan bahwa orang Mekkah mengenal benar Muhammad karena lahir dan dibesarkan di sana. Maka, Rasulullah Saw. dinyatakan halal di kota itu. Qatadah mengatakan bahwa yang dimaksud halal adalah satu saat di siang hari waktu futuh Mekah, Rasulullah Saw. dihalalkan membunuh musuhnya di kota itu.
Akan tetapi, barangkali ada inspirasi lain dari ayat tersebut. Mungkin Allah memilih kata kota sebagai sumpah untuk menunjukkan bahwa ada sesuatu di sana. Mekkah adalah kota yang berusia sangat tua dan tetap dihuni manusia sampai sekarang. Para peneliti di University College London (UCL) menyimpulkan bahwa penduduk kota kuno memiliki varian gen yang melindunginya terhadap infeksi penyakit gawat semacam TBC dan lain-lain. Mereka menganalisis sampel DNA dari penduduk 17 kota berbeda di Eropa, Asia, dan Afrika.
Rupanya, sanitasi di kota-kota kuno itu dulunya tidak bagus. Keadaan ini diperparah oleh jumlah penduduk yang padat sehingga warga kota kuno sering dilanda penyakit menular, bahkan mematikan. Akibatnya, di tubuh penduduk yang selamat, berkembang daya tahan terhadap penyakit mematikan tersebut. Resistansi itu lantas diwariskan turun temurun kepada generasi penerus.
Prof.Mark Thomas dari UCL mengatakan bahwa varian gen dengan daya tahan khusus tadi ditemukan hampir pada setiap orang di Timur Tengah, India, dan Eropa, yakni pada penduduk kota yang tetap dihuni selama ribuan tahun.
Jadi, ketika al-balad dimaknai bukan hanya Mekkah (tetapi juga semua kuno) dan anta hillun dimaknai bukan hanya Muhammad Saw. (tetapi seluruh penduduk kota kuno), kita pun memperoleh inspirasi baru bagi pengelolaan kota. Kota yang eksis berkelanjutan akan mewariskan daya tahan kepada penghuninya di masa yang akan datang. Wallahu a’lam.