Percikan Iman – Nabi Ibrahim A.S. memberi kita contoh apa itu “pengorbanan terbaik”. Yakni, “Jika Allah S.W.T. yang meminta, jangankan rumah, jangankan mobil, jangankan sapi limosin yang telah dimiliki, anak kandung sekalipun, ku berikan.”
Lewat tulisan ini, penulis bermaksud mengajak kita mengais setetes dari lautan hikmah pengorbanan Ibrahim A.S.
Dari Nabi Irahim A.S. penulis belajar, jika sejatinya Kurban itu ialah merelakan yang terbaik ‘milik’ kita pada dan karena Allah S.W.T. Termasuk tabungan hasil memeras keringat nan halal bertahun-tahun, termasuk di dalamnya sebagian kepemilikan saham kita. Jika Allah S.W.T. meminta, kita ridho memberikannya.
Termasuk, jika kita harus ‘mewakafkan’ anak kita demi tegaknya Islam, salah satunya dengan menitipkannya pada Ustadz di pesantren.
Pada kasus Nabi Ibrahim A.S. terlepas Allah S.W.T. ganti dengan (hadiah) biri-biri, itu kehendak Allah. Namun, sebagai catatan, biri-biri itu Allah S.W.T. berikan ketika Nabi Ibrahim sudah berhasil menaklukkan perasaannya, ridho dengan ketetapan serta berserah diri pada Allah S.W.T., dan dibuktikan dengan “pisau itu sudah beliau letakkan di leher puteranya, Ismail.”
Tentu ada banyak macam ekspresi pengorbanan dengan berbagai variabel-nya. Tentu terbaik bagi penulis, berbeda dengan terbaik bagi bapak-ibu sahabat Percikan Iman. Setiap orang punya ‘versi terbaik’-nya sendiri.
Sampai di sini, kita dapat katakan, jika setiap orang bisa menyerahkan atau mengorbankan yang terbaik. Bisa berupa harta, tenaga, pikiran, bahkan do’a.
Ketika kita mampu menganggarkan sebagian harta untuk membeli ponsel berlogo apel seri 13 pro, bisa jadi sejatinya kita mampu menganggarkannya untuk membeli beberapa ekor kammbing di tahun ini. Ketika kita mampu bulak-balik berwisata ke Labuan-Bajo, bisa jadi sejatinya kita mampu memilih mengalihkan anggarannya untuk membeli beberapa ekor kambing. Setidaknya, untuk satu bulan ini.
Itu pilihan dan terlepas dari berbagai pertimbangan manfaat dan mashlahat yang melekat pada keputusan sahabat. Hanya Anda dan Allah S.W.T. yang tahu.
Namun, ketahuilah, ketika Anda dapat mendahulukan yang “terbaik” itu untuk Allah S.W.T. dengan membeli (hewan) Qurban terbaik pada momen Idul Adha ini, entah “biri-biri” apa yang Allah telah siapkan bagi Anda. Yang jelas, Anda berpeluang mendapatkan pujian dari Allah S.W.T.
Bila Anda pikir Ramadhan adalah sarana ujian, justru Qurban-lah ujian taqwa yang sebenarnya. Ramadhan ialah masa kita membersihkan diri, menahan diri, mendekatkan diri pada Allah S.W.T. Ramadhan ialah masa kita menyambung-kan kembali tali yang menghubungkan kita pada Allah S.W.T.
Ramadhan mendidik kita, shaum syawwal menstabilkannya, dan qurban yang kunci konsistensi.
Bukankah dalam surat Al-Hajj ayat 37 Allah S.W.T. telah berfirman?
لَنْ يَّنَالَ اللّٰهَ لُحُوْمُهَا وَلَا دِمَاۤؤُهَا وَلٰكِنْ يَّنَالُهُ التَّقْوٰى مِنْكُمْۗ كَذٰلِكَ سَخَّرَهَا لَكُمْ لِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ ۗ وَبَشِّرِ الْمُحْسِنِيْنَ
Daging hewan kurban dan darahnya itu tidak akan sampai kepada Allah sedikit pun, tetapi yang sampai kepada-Nya adalah ketakwaanmu. Demikianlah, Allah menundukkannya untukmu agar kamu mengagungkan Allah atas petunjuk yang Allah berikan kepadamu. Sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik. (Q.S. Al-Hajj:37)
Kata Syaikh As-Sa’di mengenai ayat di atas, “Ingatlah, bukanlah yang dimaksudkan hanyalah menyembelih saja dan yang Allah S.W.T. nantikan bukanlah daging dan darah kurban tersebut karena Allah S.W.T. tidaklah butuh pada segala sesuatu. Cukup dengan alasan karena Dia memang pantas diagung-agungkan. Yang Allah S.W.T. harapkan dari kurban tersebut adalah keikhlasan, ihtisab (selalu mengharap-harap pahala dari-Nya) dan niat yang sholih…
Oleh karena itu, Allah katakan (yang artinya), “Ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapai ridho-Nya”. Inilah yang seharusnya menjadi motivasi ketika seseorang berkurban yaitu ikhlas, bukan riya’ atau berbangga dengan harta yang dimiliki, dan bukan pula menjalankannya karena sudah jadi rutinitas tahunan. Inilah yang mesti ada dalam ibadah lainnya. Jangan sampai amalan kita hanya nampak kulit saja yang tak terlihat isinya atau nampak jasad yang tak ada ruhnya.” (Taisir Al Karimir Rahman, hal. 539).
Bukankah kita orang yang percaya jika mata, telinga, mulut, tangan, kaki, kepala isinya merupakan pemberian Allah S.W.T.? Yang dengannya, kita dapat beraktifitas, yang dengannya kita dapat berikhtiar mencari karunia di penjuru bumi, yang sejatinya kita yakini bersama, Allah S.W.T. pula yang menebarkannya.
Untuk apa? “agar kamu mengagungkan Allah atas petunjuk yang Allah berikan kepadamu”.
Semoga kita termasuk mereka yang mampu menempatkan ridho dan cinta Allah S.W.T. sebagai dambaan di atas segalanya. Mari kita buktikan, salah satunya dengan memberikan “Qurban Terbaik” kita.
Mari kita berkurban yang terbaik bersama kami. Daftarkan diri Anda melalui s.id/qurbanterbaikku dan lakukan konfirmasi melalui 0811-2216-667/ 0852-2118-4803.