Percikan Iman – Cacing, buat sebagian orang bisa jadi sekadar makhluk yang menjijikan. Namun, faktanya ciptaan Allah S.W.T. tersebut berperan besar dalam kelangsungan hidup kita, manusia dan anggota ekosistem lainnya. Karena itu, rasa cinta pada “cacing” sekalipun harus tertanam pada kita selaku khalifah di muka bumi, se-dini mungkin.
Sekitar 26 anak-anak, kali ini, asik bermain tanah; ngubek-ngubek tanah, menggali, dan mengamati. Sebelumnya, mereka memperoleh briefing, bahwa mereka akan menemui se-sosok makhluk ciptaan-Nya yang mungkin menjijikan. Meski begitu, mereka harus tahu, cacing merupakan ciptaan-Nya yang berjasa besar bagi ekosistem.
Untuk menghidupkan rasa penasaran, anak-anak, dengan caranya, memperoleh cerita dari kakak fasilitator tentang “Sahabat Cacing”.
“Tidak ada ciptaan Allah yang sia-sia, meski cacing, pun berjasa besar menjaga bumi dan mendukung manusia agar bisa tetap hidup, yakni menggemburkan tanah sehingga tanaman dapat tumbuh subur. Pada akhirnya, kita bisa makan nasi, sayur, dan juga menjadi makanan bagi hewan ternak ” begitu kurang lebih kalimat yang disampaikan fasilitator pada anak-anak peserta Playdate with Lefi, di kawasan peternakan Percikan Iman Arjasari, Ahad (9/10).
Tak hanya itu, anak-anak juga diperkenalkan dengan anggota ekosistem alam lainnya. Mereka turut merasakan proses menanam singkong, sekaligus mendapatkan oleh-oleh singkong sebagai hasil panen mereka.
Kambing, selaku konsumen tanaman juga turut menjadi sasaran anak-anak. Mereka memberi makan sekaligus melihat proses pemberian vitamin pada kambing. Bebek, ayam, sapi yang ada di kandang pun turut diperkenalkan pada mereka.
Lokasi berjarak sekitar satu kilometer dari Masjid Perdaaban Percikan Iman. karena itu, anak-anak dari para jama’ah Majelsi Percikan Iman ini, bertolak dari Plaza Masjid Peradaban menggunakan beberapa kendaraan. Dalam waktu sepuluh menit tibalah mereka di lokasi. Melewati perkampungan dan perkebunan di wilayah sekitar.
Kami berharap, anak-anak dapat belajar pentingnya menjaga alam. Dimulai dari mencintai tanpa justifikasi pada cacing tanah. Anak-anak yang masih berada dalam fitrah-nya layak mendapatkan persepsi yang benar tentang semua makhluk. Tak adil jika “cacing” hanya dipersepsi sebagai makhluk menjijikan, padahal dia berjasa besar bagi kita.
Mari kita tanamkan cara pandang yang benar pada anak-anak kita tentang alam sekitar, tentang semua ciptaan-Nya. Bagaimanapun, mereka yang akan mewarisi apa yang kita tinggalkan. Semoga dengan tertanamnya rasa cinta, meski pada cacing, mereka akan menjadi penjaga-penjaga ciptaan-Nya, menjalankan peran selaku khalifah di muka bumi dengan sebaiknya.
Pada akhirnya, menjadi hamba yang Allah S.W.T. cintai.
Bersama Lefi, mari tanamkan rasa cinta pada Allah S.W.T. dan Rasul-Nya. Ibu-bapak fokus mengaji, anak-anak meraih arti (hidup).