Percikan Iman – Dengan target hafal 15 Juz dalam satu tahun, para Mahasantri Percikan Iman, nantinya dapat melanjutkan pendidikan di berbagai Universitas. Al-Qur’an terpatri dalam hati, apapun peran mereka kelak, kita layak berharap mereka akan menjadi penebar manfaat Al-Qur’an lebih luas.
“Yang dapat berbicara di Washington DC tentunya bukan mereka yang hanya bermodal hafalan Al-Qur’an, namun juga memerlukan berbagai macam skill lainnya,” ujar ketua Yayasan Percikan Iman, Ustadz Maman Chatamallah dalam sambutannya pada momen penerimaan Mahasantri Percikan Iman, di Masjid Peradaban, Senin (20/6).
Setinggi itu cita-cita kita gantungan pada Allah S.W.T. “Mahasantri”, bukan sembarang program menghafal Al-Qur’an, namun hafal Qur’an menjadi pondasi untuk melompat tinggi.
Untuk angkatan pertama ini, ada 37 yang berminat menjadi Mahasantri. Namun, sayangnya yang memenuhi standar kesiapan baru 16 orang. Padahal Kami berharap, ada 32 orang yang dapat bergabung.
Penyaringan kami lakukan melalui dua tahap. Tahap administrasi dan wawancara. Dari wawancara, kami dapat menemukan mana calon Mahasantri yang menunjukkan kesungguhan dan yang tidak.
Selanjutnya, selama satu tahun, bermodal hafalan yang ada, lulusan SMA atau sederajat ini akan mengikuti program khusus menghafal Al-Qur’an. Tercapainya hafalan menjadi syarat untuk mereka dapat memperoleh “bekal” selama mengenyam pendidikan tinggi nanti.
“Syaratnya, mereka harus mencapai target hafalan dan tentunya diterima di Perguruan Tinggi,” terang Ustadz Maman.
Ketika Qur’an sudah terpatri di dada, kita pun boleh berharap, peran apapun yang mereka emban nantinya, Qur’an menjadi panduan utamanya. Bekal Al-Qur’an itu memandu mereka mengaplikasikan ilmu-ilmu yang mereka peroleh nantinya di perguruan tinggi. Menjadi racikan ikhtiar dengan tujuan yang jelas.
Selama satu tahun ini, kami berharap mereka para Mahasantri tak perlu memikirkan makan, minum, dan berbagai kebutuhan lainnya, termasuk soal mencuci pakaian. Kita akan persilahkan mereka fokus dengan kegiatan menghafal Al-Qur’an.
Lantas siapa yang mengurus semua keperluan mereka? Tentu kita semua.
Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Barangsiapa menunjukkan suatu kebaikan, maka ia mendapatkan pahala seperti pahala orang yang melakukannya.” [HR. Muslim]
Hadits tersebut menjadi dasar jika kita dapat memperoleh keutamaan dari satu amal. Bukan pendapatan dari sebagian “saham” karena kita bisa jadi hanya sebagai “pemodal” tanpa “kerja”, namun Allah S.W.T. menjanjikan kita mendapatkan keuntungan 100% layaknya mereka yang mengerjakannya. Tanpa mengurangi sama sekali jatah mereka yang melakukannya.
Mari kita berlomba-lomba meraih “saham” terbanyak dari proyek ini. Soal keutamaan para penghafal Qur’an, sahabat pasti sudah tahu. Di antaranya:
- Mereka akan memberi mahkota pada kedua orang tuanya di yaumil akhir, di mana tak ada kemuliaan di hari itu melainkan hanya dari sisi-Nya
- Setiap huruf yang mereka baca berulang-ulang akan Allah S.W.T. dengan 10 kebaikan
- Mereka yang mengamalkan Qur’an juga akan menjadi keluarganya Allah S.W.T. seraya mendapatkan berbagai kakhusus-an
Jangan biarkan ragu sempat merasuk dalam hati kita, segera hubungi call center kami di: 0813 944 80005.