ياَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ منْ نَّفْسٍ وَّاحِدَةٍ وَّ خَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَ بَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَّ نِسَاءً، وَ اتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِه وَ اْلاَرْحَامَ، اِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا. النساء
Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan isterinya; dan daripada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu. [QS. An-Nisaa’ : 1]
Melihat cita-cita sebuah rumah tangga sakinah itu bagaikan melihat sebuah pegunungan yang sangat indah, pemandangan yang menakjubkan namun ketika anda kesana anda akan merasakan terjalnya saat mendaki, bebatuan tajam, aliran sungai-sungai yang sangat deras dan lain sebagainya.
Untuk mencapai puncak gunung pasti akan mengalami berbagai rintangan yang sangat beragam dan bergantian, begitu pula dengan sebuah rumah tangga akan ada halangan rintangan. Sehingga hampir orang-orang berkata bahwa rumah tangga itu adalah sumber masalah, namun jika kita berhasil melewatinya maka syurga akan ada dapat dicapai.
Rekan-rekan yang dirahmati Allah swt, keimanan seseorang yang sudah berumah tangga itu dua kali lipat dari yang belum berumah tangga, kenapa? karena orang yang sudah berumah tangga itu memerlukan kesabaran yang ekstra sebab akan menghadapi ujian yang sebenarnya, lebih hebat dari sesuatu yang dilakukan sendirian (lajang).
عَنْ اَنَسٍ رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: مَنْ رَزَقَهُ اللهُ امْرَأَةً صَالِحَةً فَقَدْ اَعَانَهُ عَلَى شَطْرِ دِيْنِهِ، فَلْيَتَّقِ اللهَ فِى الشَّطْرِ اْلبَاقِى. الطبرانى فى الاوسط و الحاكم. و قال الحاكم صحيح الاسناد
Dari Anas RA, bahwasanya Rasulullah SAW telah bersabda, “Barangsiapa yang Allah telah memberi rezqi kepadanya berupa istri yang shalihah, berarti Allah telah menolongnya pada separo agamanya. Maka bertaqwalah kepada Allah untuk separo sisanya”. [HR. Thabrani di dalam Al-Ausath, dan Hakim. Hakim berkata, “Shahih sanadnya]
و فى رواية البيهقى، قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اِذَا تَزَوَّجَ اْلعَبْدُ فَقَدِ اسْتَكْمَلَ نِصْفَ الدِّيْنِ، فَلْيَتَّقِ اللهَ فِى النِّصْفِ اْلبَاقِى.
Dan dalam riwayat Baihaqi disebutkan, Rasulullah SAW bersabda, “Apabila seorang hamba telah menikah, berarti dia telah menyempurnakan separo agamanya, maka hendaklah dia bertaqwa kepada Allah pada separo sisanya”.
Misalnya saja mungkin istri anda termasuk orang yang rapi, yang teratur sedangkan anda adalah orang yang memiliki tipe /karakteristik yang terbalik dengan istri anda, dengan perbedaan itu anda harus lebih bersabar dan anda akan mengalami transformasi sifat prilaku dan lain sebagainya.
Nah, sahabatku sekalian yang saya contohkan itu merupakan hal yang kecil, memang melihat sebuah pernikahan itu sebagai yang mengerikan. Namun jika anda terus berfikir terus seperti itu anda akan terus merasa ketakutan dan tidak pernah siap untuk menikah. Padahal dengan menikah, keimanan seseorang akan menjadi dua kalipat dan dengan berumah tangga pula ladang amal sangat terbuka.
Sumber : Tanya Jawab MPI 25/4/2010