Membangun Peradaban Mulai dari Sini, di MPI

Percikan Iman – Lewat tulisan ini, penulis hendak mengungkapkan syukur karena dapat mempersaksikan hamba-hamba Allah S.W.T. yang sama-sama berupaya membangun peradaban. Mulai dari yang kecil, mulai dari majelis ilmu.

Membangun peradaban bukan sekadar membaca kisah-kisah atau sejarah, beromantika dengan membudayanya Islam di masa lalu. Butuh kerja-kerja nyata, butuh keterlibatan banyak pihak.

Di sini, di Majelis Percikan Iman, kita belajar sekaligus selangkah demi langkah membangun peradaban.

Al-adabu qoblal ilmu, al-Ilmu qoblal amal” begitulah syeikh .. menyampaikan dalam kitab .. . Kaidah tersebut mengajarkan pada kita pentingnya adab. Tempatnya bahkan mendahului ilmu itu sendiri.

Cara berperilaku, cara memperlakukan, begitu tafsiran bebas penulis soal adab. Begitu menyeluruhnya Islam dalam mengatur segala aspek dalam hidup. Mulai dari urusan makan hingga urusan politik dan ekonomi.

Lantas, selaku makhluk yang mendaku diri sebagai hambanya, bagaimana kita menghidupkan Islam dalam berbagai sisi kehidupan tersebut? Yang dengannya kita terjamin bahagia di dunia dan akhirat.

Di sini, di MPI, kita dapat melihat proses pembelajaran itu berlangsung dengan nyata.

Ketika mobil berderet-deret, mengantri menuju parkiran, mengikuti arahan “Mang Parkir”. Begitulah seharusnya. Meski kita seorang bos di kantor, dalam urusan parkir, serahkan pada yang berwenang.

Begitupun dengan motor. Datang berduyun-duyun, mengantri dan mengikuti arahan ‘mamang’ Parkir. Meski kita seorang yang memiliki jabatan di satu daerah, di sini, kita belajar mengikuti arahan yang lebih berwenang.

Dengan begitu, kita dapat melihat indahnya pemandangan ketertiban.

Ketika turun dari kendaraan, bertemu dengan sesama jama’ah, meski perjalnanan melelahkan, kita berupaya mensunggingkan senyum terbaik. Begitulah seharusnya kita ketika bertemu sesama muslim.

Dengan begitu, kita dapat melihat indahnya pemandangan bersopan santun, bertata krama.

Ketika tiba di majelis, kita berdesakan dengan jama’ah lainnya. Rasanya sudah sempit, lantas kita mengikuti arahan dari pemandu acara (MC) untuk terus merapatkan barisan. Begitulah seharusnya, kita berlapang-lapang dalam majelis, berapi-jali dalam ber-shaf.

Dengan begitu, kita dapat melihat indahnya pemandangan shaf yang rapi.

Lantas, ketika guru sudah tiba, kita bersiap dengan alat tulis kita. Membuka hati-mata-telinga, meluruskan niat, berdo’a, dan bersabar mendengarkan serta ta’at pada guru. Begitulah seharusnya, kita menghormati guru.

Dengan begitu, kita dapat melihat indahnya perilaku berendah hati terhadap sumber ilmu.

Memang.. Begitulah kita, terus belajar, membentuk dan membangun peradaban pada diri.

Media Dakwah Percikan Iman

Media Dakwah Percikan Iman

Yayasan Percikan Iman | Ruko Komplek Kurdi Regency 33A Jl. Inhoftank, Pelindung Hewan Kec. Bandung Wetan, Kota Bandung, Jawa Barat 40243 Telp. 08112216667

Related Post

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *