Membuka Tabir Ilmu Gaib (Bagian 1)

Percikan Iman – Gaib itu ada tapi tidak bisa terjangkau oleh indera. Malaikat itu ada, tapi tidak terjangkau karena keterbatasan indera dan ilmu. Beriman pada ke-gaib-an itu merupakan salah satu ciri utama orang bertaqwa. Sebagaimana Allah S.W.T. firmankan dalam surat Al-Baqarah ayat 3

الَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيْمُوْنَ الصَّلٰوةَ وَمِمَّا رَزَقْنٰهُمْ يُنْفِقُوْنَ ۙ

yaitu orang-orang yang beriman pada yang gaib, melaksanakan salat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka,

Pada ayat lima, Allah S.W.T. menyifati orang-orang yang disebut pada ayat kedua sampai empat, sebagai orang yang mendapatkan hidayah dan beruntung. Ciri yang Allah S.W.T. sebut pertama kali ialah yang beriman pada yang gaib, bukan shalat dan lain sebagainya.

Kemudian, pada surat At-Taubah 105, Allah S.W.T. juga berfirman

وَقُلِ اعْمَلُوْا فَسَيَرَى اللّٰهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُوْلُهٗ وَالْمُؤْمِنُوْنَۗ وَسَتُرَدُّوْنَ اِلٰى عٰلِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَۚ

Katakan, “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu, dan kamu akan dikembalikan kepada Allah yang mengetahui yang gaib dan yang nyata. Lalu, Allah mengabarkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.”

Pada ayat tersebut, Allah S.W.T. menegaskan, bahwa yang mengetahui hakikat ke-gaib-an, hanya Dia. Bagi Allah S.W.T., tidak ada bedanya yang nyata dan gaib. Karena itu, kalau ingin mengetahui ke-gaib-an, maka harus merujuk ke Al-Qur’an dan As-Sunah.

Karena itu, sudah seharusnya kita senantiasa membaca Al-Qur’an karena pengetahuan yang Allah S.W.T. bagikan soal ke-gaib-an hanya padanya.

Gaib ada dua sifat:

  1. Kegaiban relatif: bagi orang berilmu tidak gaib, tapi bagi orang awam, gaib. Contohnya, kita tidak tahu apa penyebab kita batuk. Namun, dokter mengetahui karena dia memliki ilmu. Ke-gaib-an tipe ini, dapat tersingkap dengan ilmu dan pengalaman
  2. Kegaiban absolut: kegaiban yang hanya Allah S.W.T. dan Rasul-Nya yang dapat menyingkapnya alias hanya dapat kita ketahui melalui wahyu, Al-Qur’an dan Sunnah Rasul.

Kenapa hanya Allah S.W.T. yang dapat menyingkapnya? Karena hanya Allah S.W.T. yang Maha Mengetahui yang Gaib.

Jadi, dalam hidup ini, ada yang dapat terjawab oleh ilmu, yang lainnya hanya dapat terungkap dengan menelaah wahyu.

Jenis-jenis kegaiban:

  1. Peristiwa gaib: contohnya, ajal

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَلِكُلِّ اُمَّةٍ اَجَلٌۚ فَاِذَا جَاۤءَ اَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُوْنَ سَاعَةً وَّلَا يَسْتَقْدِمُوْنَ

Setiap umat mempunyai ajal (batas waktu). Apabila ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan atau percepatan sesaat pun (Q.S Al-A’raf:34)

Dari ayat ini, kita dapat mengetahui yang namanya ajal itu bukan hanya personal, namun juga komunal. Kemudian, ajal itu tidak ada ampun ketika sudah tertetapkan pada seseorang. 100% persen kuasa Allah S.W.T. sebaliknya, jika belum ajal, meski seseorang itu berada di tempat yang sangat berbahaya, dia tetap hidup.

Pada dasarnya, segala peristiwa di masa depan itu termasuk hal gaib. Sebagaimana firman Allah S.W.T. yang tertuang dalam surat Luqman ayat 34

اِنَّ اللّٰهَ عِنْدَهٗ عِلْمُ السَّاعَةِۚ وَيُنَزِّلُ الْغَيْثَۚ وَيَعْلَمُ مَا فِى الْاَرْحَامِۗ وَمَا تَدْرِيْ نَفْسٌ مَّاذَا تَكْسِبُ غَدًاۗ وَمَا تَدْرِيْ نَفْسٌۢ بِاَيِّ اَرْضٍ تَمُوْتُۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ ࣖ

Sesungguhnya, ilmu tentang hari Kiamat hanya milik Allah. Allah yang menurunkan hujan dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui apa yang akan dikerjakannya besok. Tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui di daerah mana ia akan mati. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Mengenal (Q.S. Luqman:34)

Kita hanya bisa merencanakan, namun yang akan terjadi pada diri, kita tidak tahu. Sebagaimana juga firman Allah S.W.T. dalam surat Az-Zukhruf ayat 66.

هَلْ يَنْظُرُوْنَ اِلَّا السَّاعَةَ اَنْ تَأْتِيَهُمْ بَغْتَةً وَّهُمْ لَا يَشْعُرُوْنَ

Mereka hanya menunggu kedatangan hari Kiamat yang datang secara mendadak kepada mereka, sedangkan mereka tidak menyadarinya.

 


Tulisan merupakan resume materi yang Ustadz Aam Amirudin sampaikan pada Majelis Percikan Iman (MPI) tanggal 21 Agustus 2022 di Masjid Peradaban Percikan Iman Arjasari

Media Dakwah Percikan Iman

Media Dakwah Percikan Iman

Yayasan Percikan Iman | Ruko Komplek Kurdi Regency 33A Jl. Inhoftank, Pelindung Hewan Kec. Bandung Wetan, Kota Bandung, Jawa Barat 40243 Telp. 08112216667

Related Post

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *