Percikan Iman – Setelah kita mengetahui berbagai strategi setan menjauhkan manusia dari jalan Allah S.W.T. selanjutnya, mari kita cermati langkah-langkah yang dapat kita lakukan demi menangkal tipu-daya setan.
Pertama, senantiasa berlindung pada Allah S.W.T. Ketika kita marah, gelisah, malas, hendaknya kita ta’awudz. Itu karena Allah S.W.T. berkuasa membolak-balikan hati kita. Ketahuilah, ta’awudz itu hendaknya kita baca bukan hanya ketika kita mau membaca Al-Qur’an.
Terkait hal ini, kita dapat merujuk pada surat Al-A’raf ayat 200
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَاِمَّا يَنْزَغَنَّكَ مِنَ الشَّيْطٰنِ نَزْغٌ فَاسْتَعِذْ بِاللّٰهِ ۗاِنَّهٗ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ
Jika setan datang menggodamu, berlindunglah kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.
Jika marah, ta’awudz-lah dengan khusyu. Ketika sudah tenang, baru berbicara.
Kemudian, langkah kedua ialah dengan meningkatkan iman dan tawakkal. Ketika iman dan tawakkal seseorang kuat, setan akan putus-asa menggoda kita. Caranya, dengan senantiasa taqorrub pada Allah S.W.T. membaca Al-Qur’an, shalat, atau datang ke Majelis Ta’lim.
Untuk langkah kedua ini, mari kita merujuk pada surat An-Nahl ayat 99 – 100
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
اِنَّهٗ لَيْسَ لَهٗ سُلْطٰنٌ عَلَى الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَلٰى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُوْنَ
Sungguh, setan tidak akan berpengaruh terhadap orang beriman dan bertawakal kepada Tuhan.
اِنَّمَا سُلْطٰنُهٗ عَلَى الَّذِيْنَ يَتَوَلَّوْنَهٗ وَالَّذِيْنَ هُمْ بِهٖ مُشْرِكُوْنَ
Pengaruhnya hanya berlaku terhadap orang yang menjadikannya pemimpin dan mempersekutukannya dengan Allah.
Termasuk ketika kita sedang berada dalam kesulitan, dalam kondisi tersantet, tingkatkan intensitas ibadah pada Allah S.W.T. Tingkatkan shalat sunnah, tingkatkan membaca Al-Qur’an, tingkatkan sedekah di jalan Allah S.W.T.
Yang ketiga, rajin membaca Al-Qur’an. Ketahuilah, setan tidak nyaman dengan bacaan Al-Qur’an. Seorang ahli hikmah mengatakan, “Jika ada seseorang yang kesulitan membaca Al-Qur’an, bisa jadi di saat itu, kita sedang dekat dengan kita.”
Pantaslah jika kita mau membaca Al-Qur’an, kita harus membaca ta’awudz. Allah S.W.T. berfirman dalam surat An-Nahl ayat 98
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
فَاِذَا قَرَأْتَ الْقُرْاٰنَ فَاسْتَعِذْ بِاللّٰهِ مِنَ الشَّيْطٰنِ الرَّجِيْمِ
Apabila kamu hendak membaca AI- Qur’an, mohonlah perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk.
Itu karena setan tidak suka dengan bacaan Al-Qur’an. Setan akan berupaya menjauhkan kita dari membaca Al-Qur’an. Dengan membaca Al-Qur’an, juga dapat menjaga diri kita dari mengulangi perbuatan dosa. Sebagaimana tercantum dalam Az-Zumar ayat 55
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَاتَّبِعُوْٓا اَحْسَنَ مَآ اُنْزِلَ اِلَيْكُمْ مِّنْ رَّبِّكُمْ مِّنْ قَبْلِ اَنْ يَّأْتِيَكُمُ الْعَذَابُ بَغْتَةً وَّاَنْتُمْ لَا تَشْعُرُوْنَ ۙ
Ikuti sebaik-baik apa yang telah diturunkan kepadamu dari Tuhanmu sebelum datang azab kepadamu secara mendadak, sedangkan kamu tidak menyadarinya,
Untuk “kembali pada Allah S.W.T.” itu butuh energi. Energi itu “te-recharge” dengan jalan berinteraksi dengan Al-Qur’an. Paksakan diri membaca Al-Qur’an atau menela’ah Al-Qur’an. Ayat ini eksplisit menyampaikan “Bacalah Al-Qur’an agar kita terlindungi dari berbuat maksiat sebelum maut menjemput.”
Yang keempat, jauhi perangkap (langkah-langkah) setan. Mari kita lihat surat Al-Baqarah ayat 208:
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا ادْخُلُوْا فِى السِّلْمِ كَاۤفَّةً ۖوَّلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِۗ اِنَّهٗ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ
Hai, orang-orang beriman, masuklah ke dalam Islam secara menyeluruh dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya, ia musuh yang nyata bagimu.
Ketahuilah, menunda perbuatan baik merupakan salah satu perangkap setan. Menunda shalat, menunda minta maaf, ber-shadaqah, dst. Jadi, setan itu “menggiring”. Yang berpacaran juga perlahan, setan tidak langsung menjerumuskan pada dosa besar. “Tidak mungkin tiba-tiba berbuat dosa besar.”
Karena itu, ahli hikmah mengatakan, “Setan itu bisa memperbudak kamu seperti unta yang kepanasan mengusir tuan dari tendanya.”
Karena itu, jangan sedikitpun kasih celah pada Al-Qur’an. Satu langkah kita ikuti, pasti akan diikuti oleh langkah-langkah berikutnya. “Setan itu, cara kerjanya seperti gowes-an, sekali tergowes, akan memaksa kita pada gowes-an berikutnya.”
Kelima, kalau ingin terbebas dari perangkap setan, jaga keikhlasan. Menghadapi berbagai keta’atan dengan ikhlas. Artinya, kita tidak butuh pujian, tak butuh terima kasih lagi. Hinaan tak menjatuhkan, pujian tak melenakan. Inilah pagar kokoh yang menjaga kita dari setan.
Mari kita buka surat Al-Hijr ayat 39 – 41
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
قَالَ رَبِّ بِمَآ اَغْوَيْتَنِيْ لَاُزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِى الْاَرْضِ وَلَاُغْوِيَنَّهُمْ اَجْمَعِيْنَۙ
Iblis berkata, “Tuhanku, karena Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, aku pasti akan menjadikan kejahatan itu terlihat indah pada mata manusia di bumi. Aku pun akan menyesatkan mereka semua,
اِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِيْنَ
kecuali hamba-hamba-Mu yang terpilih (yang ikhlas).”
قَالَ هٰذَا صِرَاطٌ عَلَيَّ مُسْتَقِيْمٌ
Allah berfirman, “Ini adalah jalan yang lurus menuju kepada-Ku.”
Ketahuilah, setan itu masuk salah satunya dari ke-tidakikhlas-an. Ikhlaslah dalam melakukan berbagai amal baik.
Tulisan merupakan resume materi serial “Menyingkap Ilmu Gaib” yang disampaikan oleh Ustadz Aam Amirudin pada Majelis Percikan Iman (MPI) Ahad, 2 Oktober 2022 di Masjid Peradaban Percikan Iman Arjasari