Mencontoh Alam Memuja Allah

Indonesia tepatnya Jawa Barat sedang berduka.2 September 2009 Kiamat kecil berupa gempa tektonik melanda tanah Jawa. Pusat gempa 7.2 SR berada di kedalaman 30 km di bawah laut wilayah Tasikmalaya, banyak korban tewas lebih banyak lagi korban luka-luka. Kejadian ini semakin berat dirasa karena terjadi di bulan Ramadhan, bulan penuh barokah namun harus ditebus dengan banyak ujian.

Seolah ujian lapar, dahaga dan nafsu belum cukup. Allah memberi ujian bencana alam sesuatu yang tak bisa diperkirakan apalagi dikendalikan. Tapi kembali lagi bencana ini bukan untuk diratapi sebagai orang beriman seharusnya memandang bencana sebagai bahan untuk introspeksi diri bahwa kita memang ‘kecil’ di hadapan Allah Swt.

Seolah teguran, Allah memerintahkan alam untuk bergolak lewat panasnya setiap bulan Ramadhan. Di pertengahannya Allah melihat sudahkah kita beriman dengan sebaik-baiknya? Ditanyakan apakah sanggup alam berguncang demi melihat ketakwaan manusia? Alam menyetujui tanpa banyak membantah, mengapa?

Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun. [QS.Al-Isra 17:44]

Apakah kamu tiada mengetahui, bahwa kepada Allah bersujud apa yang ada di langit, di bumi, matahari, bulan, bintang, gunung, pohon-pohonan, binatang-binatang yang melata dan sebagian besar daripada manusia? Dan banyak di antara manusia yang telah ditetapkan azab atasnya. Dan barangsiapa yang dihinakan Allah maka tidak seorangpun yang memuliakannya. Sesungguhnya Allah berbuat apa yang Dia kehendaki. [QS.Al-Hajj 22:18]

Tidaklah kamu tahu bahwasanya Allah: kepada-Nya bertasbih apa yang di langit dan di bumi dan (juga) burung dengan mengembangkan sayapnya. Masing-masing telah mengetahui (cara) sembahyang dan tasbihnya, dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.[QS.An-Nuur 24:41]

Lewat alam manusia mendapat banyak ilmu pengetahuan tapi mengapa dari alam manusia tidak mau belajar?. Alam selalu bertasbih, tak pernah ingkar perintah Allah. Alam dengan ijin Allah memberi banyak pada manusia tanpa pamrih dan keluhan, manusia malah merusak alam lengkap dengan keluhan. Di atas tanahnya, dibawah langitnya, diantara makluknya hanya manusia saja yang lupa bersyukur dan bertasbih menyebut nama Allah.

Lewat ujian bencana marilah kita pertebal iman kita, basahi lagi lidah kita dengan memperbanyak menyebut Allah saja. Lupakan sejenak (atau banyak) membicarakan hal yang sia-sia, dan lupakan juga kehidupan dunia yang tidak bermanfaat.

Jadikan setiap detik menjadi ladang amal karena Allah senantiasa melindungi negeri selama didalamnya masih ada yang orang-orang yang beriman pada Allah swt. dengan sepenuh hatinya. Jangan sampai alam yang kita diami ini malah memohon pada Allah menyatukan lagi langit dan bumi seperti awal penciptaannya, hanya demi manusia saja akhirnya mereka dipisahkan.



kulihat langit pagi
cerah indah berkelambu sembayu
tersenyum manis padaku
aku mengerti! rupanya ada yang sukses mencium kekasihnya tadi malam

kuinjak aspal basah
beriak riang mengiringi lompatanku
ada apakah? beginilah arti sisa-sisa bercinta hebat tanpa terinterupsi

alam pun rindu ingin remaja
rindu akan asmara menyatunya cinta seluruh semesta
sayang manusia tak boleh ikut…
alam bercinta manusia tak berhak mengganggu!
jangan-jangan cinta dasyat akan menyerangmu
di tengah cinta itu aku bersujud
bersyukur sembari memohon ampun cukuplah alam marah sampai musim ini saja.



Selamat Berpuasa

Humas PI

Humas PI

PERCIKAN IMAN ONLINE DIGITAL - Ruko Komplek Kurdi Regency 33A Jl. Inhoftank, Pelindung Hewan Kec. Bandung Wetan, Kota Bandung, Jawa Barat 40243 Telp. 08112216667 | info@percikaniman.org

Related Post

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

slot mahjong
slot mahjong
slot pragmatic
gambolhoki
slot pragmatic