Shaum Ramadhan membangun Karakter Yang Tangguh
Ramadhan menjadi momentum yang sangat besar untuk meningkatkan nilai diri kita sebagai orang yang Muslim yang Beriman. Peningkatan kualitas diri ini dalam rangka hubungan dengan Allah (hablu mina Allah) dan dengan sesama manusia (hablu mina an-naas).
Akhirnya, tujuan shaum Ramadhan yang juga sebagai salah satu Rukun Islam ialah “agar menjadi bertakwa.” Predikat takwa merupakan keutamaan seorang hamba dalam pandangan Rabbnya. Dan itulah tujuan utama syariat shaum diturunkan
Jika membahas tentang tangguh, terkadang orientasi utama adalah itu bicara tentang fisik. Padahal bukan selalu demikian, benar sekali di bulan ramadhan ini kita harus benar-benar menjaga ketangguhan fisik dan mental kita. Berikut ini adalah empat macam ketangguhan yang selalu diuji dalam mengarungi bulan Ramadan:
- Ketangguhan Fisik.
Ramadhan adalah bulan untuk membangun ketangguhan fisik. Sebagaimana yang di terangkan dalam (QS. Al Baqarah: 183-187).
Allah SWT-pun memberi keringanan untuk tidak shaum kepada orang-orang sakit, safar, menyusui ataupun kepada orang yang sudah uzur, boleh jadi fisiknya kuat namun memorinya lemah. Yaitu menggantinya dengan cara mengqadhanya atau membayar fidyah.
Semua itu berkaitan dengan kekuatan fisik. Maka berbicara shaum memang erat kaitannya dengan kekuatan fisik, maka dari itu kita harus berikhtiar untuk menjaga agar fisik kita sehat dan itu ada saham kita.
Sahabat Percikan Iman, Islam adalah agama yang mengajarkan ketangguhan fisik juga. Allah lebih menyukai seorang mukmin yang fisiknya kuat daripada seorang mukmin yang fisiknya lemah.
Rosulullah SAW bersabda;”Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah dari mukmin yang lemah,dan keduanya adalah baik.”(HR.Muslim).
Namun jika sudah berikhtiar untuk menjaga ketangguhan fisik namun akhirnya sakit juga, itu adalah sebuah ujian dari Allah Swt.
Ingatlah saudaraku, cobaan sakit dan penyakit merupakan tanda kecintaan Allah kepada hamba-Nya.
Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah ta’ala jika mencintai suatu kaum, maka Dia akan memberi mereka cobaan.” (HR. Tirmidzi).
Baginda Rasul tercinta termasuk manusia dengan fisik yang tangguh. Beliau hijrah ke Madinah pada usia 53 tahun dengan menaiki unta selama tiga hari. Kemudian pada usia 55 tahun Rasulullaah SAW juga memimpin perang Badar dan beliau selalu di barisan terdepan menjadi panglima perang sampai usia 60 tahun dalam peperangan-peperangan selanjutnya.
Di bulan Ramadan, adab berbuka pun Rasul contohkan yakni dengan minum air putih terlebih dahulu kemudian baru memakan kurma sebanyak tiga biji.Begitulah Rosul mencontohkan cara sehat dalam berbuka. Sangat jauh dari berlebihan dan penuh kesederhanaan - Ketangguhan Intelektual (akal).
Sahabat Percikan Iman, pada bulan Ramadan ini Al Qur’an diturunkan. Artinya di bulan Ramadhan ini juga, kita harus lebih mengasah intelektual kita dengan cara membaca serta mentadabburi Al Qur’an dan memperbanyak belajar ilmu agama.
Al-Qur’an ini diturunkan kepada Rasulullaah SAW selama dua puluh tiga tahun melalui malaikat Jibril secara bertahap. Dan kemudian pada tiga tahun terakhir malaikat Jibril menurunkan Al Qur’an secara tersusun dan diajarkan kepada Rasulullaah SAW secara berulang-ulang. Maka bulan Ramadhan ini adalah bulan untuk mengasah akal kita sehingga menjadi seorang pembelajar yang tangguh. - Ketangguhan Finansial.
Realitanya, pada bulan Ramadan biasanya lebih banyak pengeluaran ekonomi untuk memenuhi kebutuhan. Ada yang mampu, namun diantaranya ada juga yang diuji dengan kekurangan harta. Tugas manusia adalah ihtiar dan doa untuk memenuhi kebutuhan dunia sebagai sarana mendapatkan keselamatan di akherat.
Rasulullah SAW bersabda yang artinya, “Sungguh menakjubkan perkara seorang mukmin, sesungguhnya semua urusannya merupakan kebaikan, dan hal ini tidak terjadi kecuali bagi orang mukmin. Jika dia mendapat kegembiraan, maka dia bersyukur dan itu merupakan kebaikan baginya, dan jika mendapat kesusahan, maka dia bersabar dan ini merupakan kebaikan baginya. (HR. Muslim)
Maka Allah pun mengajarkan untuk tangguh jika kita diuji dengan kekurangan harta. (QS. Al Baqarah:155-157).
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (QS. Al-Baqarah: 155) (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Innaa lillahi wa innaa ilaihi raaji’uun”. (QS. Al-Baqarah: 156) Mereka itulah yang mendapatkan keberkahan yang sempurna dan rahmat dari Rabbnya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Al-Baqarah: 157) - Ketangguhan Mental.
Nabi Muhammad SAW bersabda,
رُبَّ صَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ صِيَامِهِ الجُوْعُ وَالعَطَشُ
“Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga.” (HR. Ath Thobroniy)
Barangsiapa yang berpuasa hanya menangguhkan lapar dan dahaga saja, maka Allah tidak butuh puasanya. Ini artinya bahwa ketika shaum, kita harus menjaga lisan dari dusta dan perbuatan yang tidak menyakiti atau maksiyat serta menjaga pikiran agar tidak berpikiran kotor.
Sehingga ketika kita sedang shaum, kemudian ada yang mengajak bertengkar maka jangan dilayani dan katakanlah saya sedang shaum.
Semoga di Bulan Ramadan yang kita jalani ini, dapat melahirkan ketangguhan fisik, ketangguhan intelektual, ketangguhan finansial dan ketangguhan mental. Sebagai bekal meraih tujuan utama Ketaqwaan.
Aamiin Yaa Rabbal ‘Aalamiin. Wallahu’alam bishshawab.
Sumber : Resume Kajian Umum MPI Ahad pagi, 05 Mei 2019 bersama Ust.Dr. Aam Amiruddin, M.Si di Masjid Trans Studio Bandung, oleh Ibu Ika Kartika (@kartikamuslimah)
Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah ta’ala jika mencintai suatu kaum, maka Dia akan memberi mereka cobaan.” (HR. Tirmidzi).
Ya Allah, anugerahkanlah kepada kami keyakinan dan kesabaran yang akan meringankan segala musibah dunia ini. Amin.