Percikan Iman – Pada pekan lalu, kita sudah membicarakan jika tawakkal di dalamnya ada cita-cita besar. Jangan cukup bercita-cita berkumpul di majelis ta’lim, membangun masjid, namun bercita-citalah menjadikannya sebagai jariyah. Dengan begitu, ketika kita sudah di alam barzakh, kita bisa menikmati jariyah tersebut.
Untuk berjariah, kita dapat memulainya dengan mendo’akan wilayah wakaf ini agar senantiasa makmur. Selain itu, subur dengan pembinaan, jama’ah-nya sholeh, seluruh sarananya dapat terpenuhi
Namun, cita-cita besar saja tidak cukup, harus diiringi dengan amal terbaik, sebagaimana termaktub dalam Q.S. Al-Mulk ayat 1-2.
Ahsanu ‘amala terdiri atas
Pertama, niat yang ikhlas
Sebagaimana termaktub dalam Q.S. Al-Bayyinah: 5 Allah S.W.T. berfirman:
وَمَآ اُمِرُوْٓا اِلَّا لِيَعْبُدُوا اللّٰهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ ەۙ حُنَفَاۤءَ وَيُقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَيُؤْتُوا الزَّكٰوةَ وَذٰلِكَ دِيْنُ الْقَيِّمَةِۗ
Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata karena menjalankan agama, dan juga agar melaksanakan salat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.
Jika masih ada niat karena manusia ketika beribadah, ketika datang ke majelis ta’lim, lurus-luruskan niat itu saat ini juga. Ketahuilah ketika kita mencari cinta dari manusia, akan sangat melelahkan dan mungkin akan menghentikan kita dari beramal.
Namun, ketika kita beramal karena Allah S.W.T., dicaci atau dipuji oleh manusia, kita akan tetap beramal.
Kemudian, dalam berniat, kita boleh menggabungkan niat kita. Selama dalam koridor ridho Allah, boleh. Misal, mencari ilmu sekalian mencari jodoh, sekalian jualan, sekalian silaturahim, boleh.
Kedua, Lakukan dengan ilmu (pemahaman)
Nabi Muhammad S.A.W. menempatkan mereka yang mencari ilmu sebagaimana yang berjihad di jalan Allah S.W.T. Yang di rumah mencari ilmu berkorban dengan waktu, dengan kuota, yang hadir langsung, ya waktu, ya bensin, ya ongkos, dll.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam surat Al-‘alaq 1-5:
اِقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِيْ خَلَقَۚ
Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan
خَلَقَ الْاِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍۚ
Allah telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
اِقْرَأْ وَرَبُّكَ الْاَكْرَمُۙ
Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia,
الَّذِيْ عَلَّمَ بِالْقَلَمِۙ
Allah mengajar manusia dengan pena.
عَلَّمَ الْاِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْۗ
Allah mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.
Ketiga, diiringi dengan aksi nyata (mujahadah): kongkret, terukur, terlihat
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَالَّذِيْنَ جَاهَدُوْا فِيْنَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَاۗ وَاِنَّ اللّٰهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِيْنࣖ
Orang-orang yang berjihad untuk mencari keridhoan Kami, akan Kami tunjukkan jalan-jalan Kami kepada mereka. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang berbuat baik.
Al-‘Ankabut:69
Mengawal syawwal dengan tawakkal dengan banyak eksyen, jangan hanya wacana.
Jika sudah ada niat untuk mulai hidup sehat, tidak cukup dengan mengikuti seminar, tidak cukup dengan menonton video senam, namun kita harus melakukannya. Mulai berolah raga, mulai memakan hanya makanan sehat, mulai disiplin dalam berisitirahat.
Tulisan merupakan resume materi pada Majelis Percikan Iman 22 Mei 2022 oleh Ustadz Aam Amirudin di Masjid Peradaban Percikan Iman