Percikan Iman – Innalillahi wa innaa ilaihi rooji’uun, turut berduka cita atas korban pem-bom-an di Mapolsek Polri Astana Anyar, Kota Bandung. Dua jiwa kembali pada sisi-Nya, termasuk salah satunya, teman dari salah satu jama’ah KBIH Ar-Ridho Percikan Iman. Simbol-simbol Islam ditemukan menyertai pelaku, menghijabi Islam dari mereka yang mulai tertarik ajarannya.
Mengutip CNN.com, berdasarkan keterangan dari Kapolda Jawa Barat Inspektur Jenderal Suntana, jumlah korban bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar, Bandung, Jawa Barat, 11 orang. Jumlah ini termasuk pelaku yang tewas di lokasi karena ledakan bom.
Mengutip detik.com, pelaku diduga berinisial AS (34), warga Kecamatan Batununggal, Kota Bandung. Sementara, korban meninggal dari pihak kepolisian ialah AIPDA Sofyan BA, Anggota Polsek Astanya Anyar Polrestabes Bandung.
Usai ledakan, polisi menemukan sepeda motor berwarna biru tua yang diduga milik pelaku. Di bagian depan motor, tertera pesan soal KUHP yang katanya sebagai produk hukum kafir, dengan ayat yang dikait-kaitkan dengannya.
“KUHP=Hukum. Syirik/kafir. Perangi para penegak hukum setan. QS 9:29,” isi pesan tersebut. Berikut isi surat At-Taubah ayat 29 tersebut.
قَٰتِلُوا۟ ٱلَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِٱللَّهِ وَلَا بِٱلْيَوْمِ ٱلْءَاخِرِ وَلَا يُحَرِّمُونَ مَا حَرَّمَ ٱللَّهُ وَرَسُولُهُۥ وَلَا يَدِينُونَ دِينَ ٱلْحَقِّ مِنَ ٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْكِتَٰبَ حَتَّىٰ يُعْطُوا۟ ٱلْجِزْيَةَ عَن يَدٍ وَهُمْ صَٰغِرُون
Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan Hari Kemudian, mereka yang tidak mengharamkan apa yang telah diharamkan Allah dan RasulNya, dan mereka yang tidak beragama dengan agama yang benar (Islam), yaitu yang telah diberikan Kitab, hingga mereka membayar jizyah (pajak) dengan patuh dan mereka dalam keadaan tunduk. (Q.S. At-Taubah:29)
Berdasarkan serpihan puzzle yang terhubung dengan kejadian, wajar jika dalam benak pembacanya, terbangun persepsi seolah-olah Islam mengajarkan “teror”. Akibatnya, mereka yang mulai simpatik dengan ajaran Islam bisa menjadi ragu, mereka yang sudah beragama Islam, malu menampakkan identitas ke-Islaman-nya.
Padahal, Islam merupakan rahmat bagi sekalian alam. Kehadirannya merupakan wujud “kasih sayang” Allah S.W.T. pada semua insan dan makhluk. Terlepas apapun keyakinannya maupun jenis makhluknya. Islam melingkupi semuanya-segalanya di alam semesta.
Benarlah kata seorang ahli hikmah, “Al-Islaamu mahjuubun bil Muslimiin; Islam terhijab oleh orang Islamnya sendiri”. Ajaran Islam yang indah dan mengindahkan hidup, terhijab oleh perilaku salah orang Islam itu sendiri.
Pasalnya, pemahaman ajaran Islam yang benar dan menyeluruh membutuhkan proses, membutuhkan pengorbanan. Namun, Islam menjamin harga yang pantas untuk setiap pengorbanan kita torehkan untuk pemahaman setiap huruf.
Mari kita pahami Islam, bersabar dengan prosesnya sehingga Allah S.W.T. memberikan jalan keselamatan, bagi kita, bagi keluarga kita, bagi umat, dan bagi bangsa-negara.
Dengan begitu, siapa tahu Allah S.W.T. perkenankan kita turut berperan mendekatkan Islam sejengkal demi sejengkal pada mereka yang ragu, mengokohkan bangunan barang “sebata” Islam dalam diri mereka yang Muslim.