Percikan Iman – Alhamdulillah, perhatian sahabat pada saudara kita, korban bencana Banjir Garut sudah tersampaikan.
Memang tidak ada yang dapat memperkirakan dengan tepat kapan bencana terjadi. Di saat terlelap, di saat makan malam, di saat bermain dengan anak, di saat nongkrong di warung kopi, di kala bersenda gurau dengan suami atau istri.
Begitu juga bencana banjir bandang yang terjadi di Garut. Hujan deras yang terus menerus di sore hari berujung meluapnya sungai Cimanuk dan beberapa anak sungainya. Akibatnya, delapan kecamatan yang terlalui oleh sungai tersebut terlimpahi banjir.
Layanan kereta api di stasiun Garut pun sampai dihentikan. Sementara, jalan utama pun turut tergenangi air sehingga mengakibatkan kemacetan total di Jalan raya Bayongbong-Garut. Untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkan, listrik dimatikan yang berkibat wilayah Garut gelap gulita dalam kondisi kebanjiran.
Mengutip pikiranrakyat.com, banjir tersebut juga berdampak pada setidaknya 18.873 jiwa. 649 di antaranya mengungsi.
Sejatinya, ketika terjadi bencana pada salah satu saudara kita, sejatinya di saat bersamaan itu juga merupakan ujian untuk kita. Kita bisa mengecek, se-peka apa hati kita. Ke-peka-an hati merupakan pertanda kualitas hidup hati kita.
Menyikapi bencana ini, berbagai bentuk perhatian lainnya datang, mulai dari perseorangan hingga lembaga. Dalam hal ini, Yayasan Percikan Iman, memilih untuk berkontribusi memberi layanan kesehatan pada para korban.
Alhamdulillaah, lebih dari 70 KK dapat menerima manfaat layanan kesehatan. Kami menemukan masyarakan banyak yang mengeluhkan gatal, sakit badan, susah tidur, luka karena benda tajam, penyakit kulit, dan batuk pilek
Sahabat, jangan menyepelekan berapapun bantuan yang dapat kita berikan. Banyak atau sedikit, memang bukan tugas kita untuk menyelesaikan persolan. Percayalah, bantuan kita, apapun bentuknya, dapat menjadi “dosis” obat yang dapat menguatkan hati mereka.
Siapa tau bantuan kita justru yang menyelematkan aqidah mereka. Bagaimana tidak, kejadian bencana merupakan sasaran empuk bagi siapapun yang “berkepentingan” untuk menjadi “pahlawan”.
Di saat mental sedang lelah, di saat energi untuk berpikir terkuras, rasa yang akan berbicara. Perhatian mukmin kepada mukmin lainnya menjadi penting. Perhatian dari sesama mukmin merupakan obat yang dapat memulihkan energi seraya membantu menyantollkan harapan mereka, korban bencana, pada yang seharusnya seorang hamba berharap.
Untuk itu, mari ulurkan tangan kita, berapapun jumlahnya, apapun bentuknya, mari sampaikan perhatian kita pada saudara-saudara kita. Bukan untuk mereka, namun, untuk menjaga hati kita tetap hidup.