Menjadikan Rasulullah Saw. Sebagai Role Model

Percikan Iman – Erling Haaland saat ini merupakan permain bola terbaik versi UEFA (Uni Sepak Bola Eropa) setelah membawa klub-nya, Manchester City sebagai juara Liga Champion. Yang menarik, ia mengaku, pencapaiannya saat ini tak lepas dari pemain senior yang menjadi inspirasinya, yakni Cristiano Ronaldo. 

Saya ingin sekali bertemu dengannya (Ronaldo) dan mengatakan padanya bahwa saya menjadi pesepakbola berkat dia. Bagi saya, dia selalu menjadi panutan,” ujarnya pada wartawan pada 2020 silam sebagaimana dikutip oleh tribunnews.com

Studi menunjukkan, memiliki role model atau seseorang yang dijadikan teladan dapat membuat orang lebih percaya diri, bahwa dirinya mampu menggapai apa yang dicita-citakannya dan pada akhirnya berdampak positif meningkatkan fokus menjalani prosesnya, sebagaimana dipublikasikan oleh PubMed Central

Untuk mencapai tujuan, kita membutuhkan peta. Hanya, tak semua orang mampu “membaca peta”; menunjukkan kita dari mana, sedang ada di mana, kemudian harus mencari jalur mana untuk sampai dengan selamat ke tujuan. Belum lagi, kendaraan yang harus kita gunakan. Yang tak kalah penting, ketika kita lelah di perjalanan, apalagi tersesat, kadang kita dilanda putus asa sehingga berat melanjutkan perjalanan. 

Dengan memiliki role model atau teladan, kita jadi lebih yakin bisa mencapai tujuan, “dia juga bisa kok, kita juga berpeluang bisa sampai kalau gitu.” Juga, beban kita menafsirkan peta, jadi lebih ringan karena kita tinggal mengikuti setiap jejak yang ditinggalkan oleh orang yang kita jadikan teladan. Misal, dalam kasus Erling Haaland, dia tinggal “mencontek” apa saja menu latihan Ronaldo, kemudian melakukan penyesuaian sesuai potensi yang ia miliki. 

Masalahnya, kadang tak semua role model itu membawa pada tujuan yang benar. Sebagaimana diungkapkan oleh Psikolog Perkembangan, Marilynd Price-Mitchell Ph.D. dalam salah satu artikel yang ia tulis. Ia mengatakan, “Role model itu, ada yang membawa seseorang menjadi manusia yang baik, ada juga sebaliknya.”

Di zaman sekarang, lazim anak-anak muda menjadikan selebriti, orang terkenal, artist, orang kaya, politisi sebagai role model. Bukan kita tak boleh meniru langkah-langkahnya, hanya harus selektif. Kita harus memiliki kesadaran saat memperhatikan setiap langkahnya, kemudian memilah mana yang bisa diikuti, mana yang tidak. Jangan sampai “buta” karena saking cintanya pada sang sosok idola. 

Mereka kaya, mereka menarik, followers-nya banyak, namun malah mempromosikan “menjadi kaya dengan cara instan”, barang haram, atau gaya hidup yang justru dapat merusak diri sendiri. Hingga ada seleb alih-alih berujung pada kebahagiaan, malah berakhir tragis. Na’udzubillahi min dzaalik

Allah Swt. Maha Tahu dan Maha Bijaksana. Ia tahu, bahwa kehidupan kita selama di dunia akan lebih mudah dengan hadirnya satu sosok yang dapat menjadi role model. Ia sosok yang sempurna, baik secara fisik, nasab, pun dalam hal materi. Dengan begitu, kita cukup mengikuti setiap jejak langkahnya dalam rangka menjalani misi kita di dunia ini, yakni sebagai hamba Allah Swt. sekaligus wakil Allah Swt. untuk memakmurkan bumi, Allah Swt.

Dalam Qur’an, surat Al-Ahzab ayat 21, Allah Swt. berfirman, 

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ

Sungguh, pada diri Rasulullah itu ada suri teladan yang baik bagimu, yaitu bagi orang yang mengharapkan rahmat Allah dan yakin akan kedatangan hari Kiamat serta banyak mengingat Allah.

Imam Ibnu Katsir, dalam kitab tafsirnya, mengatakan ayat yang mulia ini merupakan dalil pokok yang paling besar, yang menganjurkan kepada kita agar meniru Rasulullah Saw. dalam semua ucapan, perbuatan, dan sepak terjangnya. 

Bagaimana tidak, beliau bukan malaikat, tapi manusia yang sama seperti kita. Beliau butuh makan-minum, butuh menikah, pun senang berjalan-jalan di pasar atau di zaman sekarang kita sebut mall. Beliau juga merasakan sakit, merasakan nikmat, kadang senang, namun beliau juga bisa sedih. Hanya, dalam menyikapi semua tantangan hidup, Rasulullah Saw. adalah orang yang paling sempurna penghambaannya pada Allah Swt., pun paling sempurna cintanya pada Allah Swt. Belum lagi, Allah Swt. menjaga setiap kata, sikap, dan perbuatannya.

Dalam Qur’an, surat Al-Kahfi ayat 110, Allah Swt. berrfirman, 

قُلْ اِنَّمَآ اَنَا۠ بَشَرٌ مِّثْلُكُمْ يُوْحٰٓى اِلَيَّ اَنَّمَآ اِلٰهُكُمْ اِلٰهٌ وَّاحِدٌۚ فَمَنْ كَانَ يَرْجُوْا لِقَاۤءَ رَبِّهٖ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَّلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهٖٓ اَحَدًا ࣖ

Katakan Muhammad, “Sungguh, aku hanya manusia seperti kamu yang telah menerima wahyu bahwa sesungguhnya Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa.” Barang siapa mengharap pertemuan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan kebajikan dan jangan mempersekutukan dengan sesuatu apa pun dalam beribadah kepada Tuhannya.”

Semua yang diperbuat beliau berdasarkan bimbingan wahyu, amat mencerminkan ajaran, ketentuan yang Allah Swt. tetapkan melalui firman-Nya yang mulia, yang termaktub dalam kitab suci Al-Qur’anul Kariim. Sebagaimana firman Allah Swt. dalam Qur’an, surat An-Najm, ayat 1-4

وَالنَّجْمِ اِذَا هَوٰىۙ 

Demi bintang ketika terbenam,

مَا ضَلَّ صَاحِبُكُمْ وَمَا غَوٰىۚ 

tidaklah Muhammad itu sesat dan tidak pula keliru,

وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوٰى

tidaklah Muhammad itu berucap menurut hawa nafsunya.

اِنْ هُوَ اِلَّا وَحْيٌ يُّوْحٰىۙ 

Apa yang diucapkannya itu tidak lain adalah Al-Qur’an yang diwahyukan kepadanya,

Bahkan, sebagian ulama berpendapat bahwa sifat umi atau buta huruf yang melekat pada Nabi Muhammad Saw. juga sebagai bentuk penjagaan dari Allah Swt. demi menjaga ucap dan perbuatannya dari selain wahyu. Sebagaimana firman Allah Swt. dalam Qur’an, surat Al-Jumu’ah ayat 2, 

هُوَ الَّذِيْ بَعَثَ فِى الْاُمِّيّٖنَ رَسُوْلًا مِّنْهُمْ يَتْلُوْا عَلَيْهِمْ اٰيٰتِهٖ وَيُزَكِّيْهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتٰبَ وَالْحِكْمَةَ وَاِنْ كَانُوْا مِنْ قَبْلُ لَفِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍۙ 

Allah yang mengutus seorang Rasul kepada kaum buta huruf dari kalangan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, menyucikan jiwa mereka, dan mengajarkan Kitab dan Hikmah (Sunnah) kepada mereka meskipun sebelumnya mereka dalam kesesatan nyata.

Tepatlah Bunda Aisyah mensifati beliau sebagai “Qur’an yang Berjalan”. 

قُلتُ : يَا أُمَّ المُؤمِنِينَ ! حَدِّثِينِي عَن خُلُقِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ .قَالَت : يَا بُنَيَّ أَمَا تَقرَأُ القُرآنَ ؟ قَالَ اللَّهُ : ( وَإِنَّكَ لَعَلَى خُلُقٍ عَظِيمٍ ) خُلُقُ مُحَمَّدٍ القُرآ 

أخرجها أبو يعلى (8/275) بإسناد صحيح .

Aku berkata, ‘Wahai Ummul Mukminin, beritakanlah kepadaku tentang akhlak Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.” Aisyah berkata, “Wahai anakku, tidakkah engkau membaca Al-Qur’an? Allah berfirman, “Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.” Akhlak Muhammad adalah Al-Qur’an.” (HR. Abu Ya’la, 8/275 dengan Isnad yang shahih).

Dengan begitu, dalam urusan profesi, misal ingin menjadi pesepakbola, ingin menjadi penyiar radio, ingin menjadi aktor, kita bisa mengiktui jejak para pesohor di bidang-bidang tersebut. Namun, jika kita ingin hasil dari apa yang kita pilih sebagai profesi itu bisa membuat nikmat kehidupan dunia, pun bahagia di akhirat nanti, tak ada jalan yang bisa kita tempuh, melainkan dengan mengikuti sunnah beliau Saw.

Wallahu a’lam bi shawwab
______

Tulisan ini, kami kembangkan berdasarkan materi yang disampaikan oleh guru kita, Dr. Aam Amirudin, M.Si. pada Majelis Percikan Iman (MPI) di Masjid Al-Irsyad Satya, Kabupaten Bandung Barat, dengan judul “Pelita Kehidupan Rasulullah”, Pada Kamis, 12 September 2024 

Media Dakwah Percikan Iman

Media Dakwah Percikan Iman

Yayasan Percikan Iman | Ruko Komplek Kurdi Regency 33A Jl. Inhoftank, Pelindung Hewan Kec. Bandung Wetan, Kota Bandung, Jawa Barat 40243 Telp. 08112216667

Related Post

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *