Menjadi pribadi yang shalih, ahli ibadah dan berkepribadian mulia adalah idaman, Allah SWT bertujuan agar dalam proses menjalankan ibadah di bulan Ramadhan, menjadikan hamba-Nya sebagai pribadi yang ahli ibadah dan berkepribdian mulia.
Bila kita sedikit mau mengambil hikmah. Mari kita renungkan tentang adanya sunatullah sebuah proses miniatur kehidupan yang disebut Metamorfosis.
Kita ambil satu contoh Metamorfosis kupu-kupu, yakni proses yang di mulai dari telur menjadi ulat kemudian berubah menjadi kepompong dan jadilah kupu-kupu. Kita tahu, butuh waktu berminggu-minggu bagi kupu-kupu untuk merubah bentuknya, tapi tidak sedikit jenis kupu-kupu yang ada dunia dan sangat menarik sekali corak warnanya, ini menunjukkan Kemahabesaran Sang Penciptanya.
Hikmahnya adalah proses perubahan kupu-kupu tersebut dari awal hingga menjadi kupu-kupu yang menarik, tentunya ini memberikan gambaran pada kita bahwasannya kupu-kupu saja yang awalnya hanya berasal dari sebutir telur yang berubah menjadi ulat, pada akhirnya dapat menjadi kupu-kupu yang menarik. Bagaimana dengan proses kehidupan manusia. Adakah yang dapat mengambil pelajaran ?
Dalam hal ini, mari kita mencoba mengambil perbandingan dengan disyari’atkan bulan Ramadhan sebagai sebuah barometer ibadah untuk bulan bulan setelahnya.
Allah SWT tentu tidak membebankan manusia dengan segala bentuk ketaatan tanpa adanya tujuan, tapi sesungguhnya bila kita menyadari, ada banyak sekali faedah yang dapat kita rasakan dengan diperintahkannya kita untuk memperbanyak ibadah di bulan ini.
Ibarat Metamorfosis, maka manusia hendak ditempa dalam sebulan ini, agar tertanam benih ketaqwaannya sebagai makhluk yang diberikan banyak kelebihan dia antara makhluk Allah SWT yang lainnya.
Ibadah-ibadah di bulan ini menjadikan kita tak hanya shalih secara vertikal namun juga kita menjadi shalih secara sosial, kita semakin ringan untuk melangkahkan kaki ke masjid, ada motivasi untuk membaca Al-Qur’an, bersemangat untuk menunaikan shalat malam, dan lain sebagainya. Kita juga tumbuh kepedulian untuk berbagi, terdorong untuk bersedekah, membagikan makanan berbuka kepada orang yang berpuasa, dan lain sebagainya.
Pancaran cahaya dari pribadi yang shalih, dan berakhlak baik, di situlah kita dapat melihat kemuliaan seorang hamba. Orang-orang beriman yang menjadi semakin baik kepribadiannya adalah Ibarat kupu-kupu hasil dari metamorfosis selama bulan Ramadhan. Mereka menyibukkan hari-hari dengan ketakwaan dan tiada luput dari ibadah.
Semoga kita dikuatkan oleh Allah untuk menjalani ibadah di bulan Ramadhan ini dengan penuh hikmad agar kelak dapat merasakan hasil dari tempaan Allah SWT untuk menjadikan kita menjadi pribadi yang bertaqwa.
Aamiin yaa Rabbal ‘aalamiin.
Oleh : Erik Mardiansyah