Allah Maha Adil dan Maha Mendengar. Terkadang dikarenakan keponggahan kita atau bahkan bukan karena kesengajaan (mungkin), kita telah membuat seseorang berdoa “sesuatu” kepada kita. Jika itu merupakan doa yang baik, maka beruntunglah kita. Salah satu doa yang terkabul adalah ketika permintaannya terdoa tanpa pengetahuan yang didoakan.
Tapi alangkah menyedihkan, jika doa tersebut adalah hal keburukan. Berawal dari emosi dan kesakit-hatian atau ketidakpuasan karena kedzaliman berujung pada doa buruk yang terlontar dari mulut mereka.
Salah satu dan harus diingat terus adalah doa dari orangtua kita. Bisa jadi saat ini kita juga sebagai orangtua sekaligus sebagai anak. Doa orang tua yang baik dan buruk, kedua-duanya bisa terkabul. Terutama Doa buruk yang mesti diperhatikan karena jika anak tidak memperhatikan hal ini, ia bisa celaka karena Doa ortunya. Hal ini juga menunjukkan bahwa seorang anak sudah semestinya memuliakan dan menghormati kedua orang tuanya sehingga tidak sampai terkena Doa buruk mereka.
Dari Abu Hurairah, ia berkata, ”Nabi SAW bersabda,
ثَلاَثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٌ لَهُنَّ لاَ شَكَّ فِيْهِنَّ دَعْوَةُ الْمَظْلُوْمِ وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ وَدَعْوَةُ الْوَالِدَيْنِ عَلىَ وَلَدِهِمَا
“Ada tiga jenis doa yang mustajab (terkabul), tidak diragukan lagi, yaitu doa orang yang dizholimi, doa orang yang bepergian dan doa keburukan kedua orang tua kepada anaknya.”(HR. Abu Daud no. 1536, Tirmidzi no. 1905 dan Ibnu Majah no. 3862)
Sobat semua, dalam hadits di atas disebutkan mengenai 3 orang yang mustajab Doanya:
(1). Doa orang yang terzholimi. Meskipun yang terzholimi adalah orang fajir (penuh maksiat), maka itu pun bisa mustajab. Sedangkan kefajirannya kembali pada dirinya. Begitu pula yang terzholimi di sini orang kafir, juga bisa terkabul. Apalagi doa yang shalih terdzolimi, maka jangan sampai kita menjadi pelaku dzolim kepada sesama. Lekaslah bertaubat dan meminta maaf jika kita telah melakukannya.
(2). Doa dari seorang MUSAFIR. (yang melakukan perjalanan jauh) dalam safar yang sifatnya boleh, bukan safar maksiat. Doa ini mudah dikabulkan karena ketika di perjalanan ia sungguh-sungguh berharap pada Allah ketika meminta. Maka dalam Islam-pun, kita diwajibkan berperilaku baik bahkan memberi perhatian khusus kepada para musafir yang ada disekitar kita.
(3). Doa buruk dari orang tua kepada anak. Jika anak menyakiti orang tua, lalu orang tua memaafkan, maka berarti urusannya telah selesai. Namun jika orang tua tidak memaafkan lantas mendoakan keburukan, maka Doa buruknya itu mustajab. Ini menunjukkan setiap anak tidak boleh menyakiti orang tuanya. Banyak sekali anak yang menyepelekan atau “mempermainkan” hati orangtua sehingga menimbulkan kemarahan. Bahkan sampai berujung doa baik dalam bentuk sadar penuh atau dalam kemarahan yang memuncak. Dalam beberapa kasus, seringkali dalam kondisi marah dan kecewa keluar sumpah serapah yang berisi doa. Maka sebagai anak atau sebagai orangtua, kita wajib berhati-hati terhadap doa-doa yang bersifat responsif.
Sebagai orang tua memang perlu hati-hati ketika mendoakan buruk pada anak. Karena jika ia doakan buruk pada anaknya, itu bisa terkabul tanpa ada penghalang. Sebagaimana ada kisah dari Juraij shalih, dikarenakan suatu saat tanpa sengaja “tidak menghiraukan” panggilan sang ibu. Maka doa buruk ibunya bisa terkabul.
Moga kita bisa jadi anak yang berbakti. Moga kita bisa pula memanfaatkan waktu-waktu mustajab untuk berDoa.
Semoga bermanfaat sebagai pengingat kita semua,
Dari Jamaah MPI