Resensi Kajian Umum MPI Ahad pagi, 17 Maret 2019. Bersama Dr. Aam Amiruddin, M.Si di Mesjid Darul Ihsan Telkom Gerlong
Manusia mengarungin hidup pasti di penuhi dengan berbagai masalah, tak ada hidup yang berlangsung tanpa masalah. Bermacam masalah yang terjadi pada setiap orang adalah berbeda, ada yang di uji dengan kesenangan dan juga kesusahan. Contoh yang sering kita alami adalah sakit, atau diuji dengan kekurangan harta dan permasalahan lainnya.
Sahabat MPI, kita ini dikaruniai Allah dengan “iman”. Seharusnya kita yang merasa beriman, tentunya merasa nikmat dalam naungan keimananan.
Setidaknya ada enam prinsip Keimanan, yakni :
◼ Beriman kepada Allah.
Artinya kita harus yakin bahwa kita ini diatur, diberi umur dan diberi semuanya yang ada adalah oleh Allah. Bukan dari selain-Nya
◼ Beriman kepada Malaikat yang menaungi kita dengan rahmat dan keberkahannya serta merekam seluruh perilaku kita.
◼ Beriman kepada Kitab suci, dengan kitab-kitabnya yang telah di turunkan sehingga kita dapat mengambil pencerahan.
◼ Beriman kepada Nabi dan Rasul, bahwa para Rosul mendapatkan wahyu dari Allah
◼ Beriman kepada hari kiamat, hidup kita pasti ada ujungnya dan itu bersifat fisik bahwa kita pasti suatu saat akan pulang menuju alam keabadian yaitu alam akhirat.
◼ Beriman kepada qadha dan qadar (ketentuan) Allah.
Dengan beriman kepada enam prinsip keimanan itu maka akan melahirkan buah keimanan.
Sahabat MPI, kita juga harus memahami buah dari Keimanan, yakni :
- Kita akan mendapat ridha Allah. (QS. Al Bayyinah: 7-8).
Puncak dari kenikmatan adalah ketika Allah ridha kepada kita.
Itu bisa di terapkan dalam kehidupan rumah tangga, dalam bermajlis ilmu,saat di timpa sakit dan yang lainnya.
Contoh dalam berumah tangga janganlah kita memperhitungkan segala kebaikan yang telah di lakukan, dalam bermajlis ilmu luruskan niat kita untuk mencari ilmu, siapapun pematerinya dan saat di timpa sakit hendaklah bersabar karena dengan bersabar itu akan terasa nyaman dan tidak melelahkan. - Kita memiliki rasa Aman.
Dengan rasa aman itu akan menimbulkan ketenangan, ketentraman.
Rosulullah Saw pun ketika bersedih mengajak Bilal untuk mengerjakan sholat sebagai penghibur hati.
Sehingga orang yang beriman pasti akan rajin berdo’a karena dengan berdo’a akan merasakan ketenangan. Doa yang terbaik adalah dengan sholat. Maka sholat itu pembawa ketenangan untuk keimanan kita yang terkadang sedang naik dan turun. Jika sedang dalam keadaan marah pun cara untuk meredakannya adalah di anjurkan untuk melaksanakan sholat.
Saat ditimpa musibah kita bersabar dan saat dianugerahi kenikmatan kita bersyukur, semuanya itu di bina dengan sholat agar merasakan ketenangan. Intinya buah dari keimanan itu adalah dapat menimbulkan rasa aman. (QS. Al An’am: 82).
الَّذِينَ آمَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُمْ بِظُلْمٍ أُولَٰئِكَ لَهُمُ الْأَمْنُ وَهُمْ مُهْتَدُونَ
Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.
3. Hati cenderung istiqomah (konsisten).
Saudaraku, jika iman kita kuat maka kita akan membuktikannya dengan selalu beristiqomah dalam kebaikan. Seringkali kita tidak istiqomah di karenakan kondisi keimanan yang sedang lemah.
Dalam keistiqomahan, semuanya akan membawa pengaruh kepada hati dan keimanan (QS. Ibrahim: 27)
یُثَبِّتُ اللّٰہُ الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡا بِالۡقَوۡلِ الثَّابِتِ فِی الۡحَیٰوۃِ الدُّنۡیَا وَ فِی الۡاٰخِرَۃِ ۚ وَ یُضِلُّ اللّٰہُ الظّٰلِمِیۡنَ ۟ۙ وَ یَفۡعَلُ اللّٰہُ مَا یَشَآءُ
Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat, dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki.―QS. 14:27
Terakhir, ada tiga hal dalam dunia ini yang harus di ingat oleh orang yang mengaku beriman, yakni :
▪ Bicara dengan baik
▪ Bicaralah yang benar
▪ Memberi keteladanan yang benar.
Wallahu’alam bishshawab.
Materi selanjutnya akan di bahas ahad depan, In Syaa Allah di mesjid Trans Studio Bandung.
Di tulis oleh Ika Kartika (@kartikamuslimah)