Khotbah Jum’at yang dilakukan oleh Rasulullah biasanya diawali dengan salam. “Dari Jabir ra. Dai berkata: Rasulullah apabila baik mimbar, beliau mengucapkan salam.” (HR. Ibnu Majah)
Salam yang diucapkan khatib kepada ma’mum merupakan do’a keselamatan yang biasa diucapkan oleh Rasulullah saw. Adapun pengucapan salamnya boleh assalamu’alaikum saja atau boleh dilengkapi dengan warahmatullahi wabarakaatu karena dalam keterangan di atas tidak dijelaskan ucapan salamnya itu lengkap atau tidak.
Jadi, kita diberi kebebasan untuk melafadzkannya secara lengkap atau hanya sebagian. Seorang khatib boleh memperagakan tangannya ketika berkhotbah, bahkan Rasulullah mencontohkan khotbah Jum’at dilakukan dengan suara yang lantang bagaikan komandan perang yang sedang memimpin pasukannya.
“Dari Jabir bin ‘Abdullah, ia berkata: Biasanya, bila Rasulullah berkhotbah, kedua matanya merah, suaranya lantang, dan semangatnya berkobar tinggi, bagaikan seorang panglima perang sedang memberi komando pada bala tentaranya.” (HR. Muslim)
Kesimpulannya, khotib dianjurkan untuk mengucapkan salam saat naik mimbar karena Rasulullah saw. mencontohkannya. Ucapan salamnya boleh hanya dengan assalamu ‘alaikum, boleh juga lengkap dengan warahmatullahi wa barakaatuh. Khotib pun boleh memperagakan tangannya saat berkhotbah. Wallahu a’lam.