Bacalah ! Hal ini merupakan “Ghazwul fikri” yang menyerang akal, namun sangat disayangkan kita telah tunduk padanya dan kita telah jauh dari dien Islam yang lurus dan dari dzikir kepada Allah.
Kenapa hati kita mengeras? Itu karena seringnya kita melihat cuplikan video yang menakutkan, dan juga kejadian2 yang di share..
Hati kita kini mempunyai kebiasaan yang tak lagi takut pada sesuatupun. Oleh karena itulah, hati kita menjadi mengeras bagai batu.
Kenapa kita terpecah belah dan kita putus tali kekerabatan ? Karena kini silaturrahmi kita hanya via Whats App saja, seakan kita bertemu mereka setiap hari.
Padahal bukan begitu tata cara bersilaturrahim dalam agama Islam (Kita perlu datang secara phisik, mengucap salam, bersalaman, membawa oleh-oleh, saling ingat mengingatkan, nasehat menasehati, saling doa mendoakan, dll).
Kenapa kita sangat sering mengghibah (ngrumpi), padahal kita tidak sedang duduk dengan seorangpun. Itu karena saat kita mendapatkan satu message yang berisi ghibah terhadap seseorang atau suatu kelompok, dan dengan cepat kita sebar ke grup-grup yang kita punya. Dengan begitu cepatnya kita mengghibah, sedang kita tidak sadar berapa banyak dosa yang kita dapatkan dari hal itu.
Sangat disayangkan, kita telah menjadi pecandu…
Kita makan, handphone ada ditangan kiri kita.
Kita duduk bersama teman-teman, HP ada di genggaman.
Berbicara dengan ayah dan ibu yang wajib kita hormati, akan tetapi handphone ada di tangan pula.
Sedang mengemudi kendaraan, HP juga di tangan.
Sampai-sampai anak-anak kita pun telah kehilangan kasih sayang dari kita, karena kita telah berpaling dari mereka dan lebih mementingkan handphone.
“Aku tidak ingin mendengar seseorang yang memberi pembelaan pada teknologi ini. Karena sekarang, jika sesaat saja HP kita tertinggal betapa kita merasa sangat kehilangan…
Ah, andai perasaan seperti itu ada juga pada shalat dan tilawatul (pembacaan) Qur’an kita…”
Adakah dari kita yang mengingkari hal ini? Dan siapa yang tidak mendapatkan perubahan negatif dalam kehidupannya, setelah masuknya teknologi ini pada kehidupannya dan setelah menjadi pecandu?
Demi Allah, siapakah yang akan menjadi teman kita nanti di kubur? Apakah HP?
Mari kita sama-sama kembali kepada Allah, jangan sampai ada hal2 yang menyibukkan kita dari dien (agama) kita. Karenanya kita tidak tahu, berapa lamakah sisa umur kita”.
Allah Swt berfirman:
“Dan barang siapa yang berpaling dari peringatan Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit”. QS.Thoha: 124.
Semoga handphone yang kita miliki adalah wasilah untuk KEBAIKAN dan bukan wasilah dalam keburukan…
Sebarkan renungan ini…bukan untuk menghakimi, tetapi untuk menyadarkan kita agar tak terjerumus dalam keburukan-keburukan yang tidak kita terasakan..
Semoga bermanfaat,,,…..