Sosok dalam keremangan senja itu tercenung. Ketika malam telah menjadi gelap, dia melihat bintang, lalu dia berkata, “Inilah Tuhanku“. Namun, tatkala bintang itu tenggelam, dia berkata, “Saya tidak suka kepada yang tenggelam.“
Kemudian, tatkala dia melihat bulan terbit, dia berkata, “Inilah Tuhanku“. Namun, setelah bulan itu terbenam, dia berkata, “Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang-orang sesat.“
Kemudian, tatkala dia melihat matahari terbit, dia berkata, “Inilah Tuhanku, ini yang lebih besar“, maka tatkala matahari itu telah terbenam, dia berkata, “Hai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan.“ (QS Al-An“am: 76–78).
Demikianlah, proses pencarian sang Pencipta yang pernah dilakukan oleh Bapak Para Nabi, Ibrahim Khalilullah, dengan memahami fenomena alam disertai dengan kesadaran jernih, dimulai dari awal rangkaian sebab-sebab dan mencapai penemuan Tuhan Alam Semesta. Begitu pula kita, tiap-tiap kita telah dianugerahi kemampuan untuk meneliti alam dengan pandangan komprehensif.
Melalui indra, kita tidak lagi melihat alam sebagai sekadar kumpulan bagian-bagian yang saling terisolasi, tetapi harus dapat memperhatikan kesalinghubungan di antarbagian itu dan kesamaan asal-usulnya.
Peredaran matahari dan bulan (QS Ar-Rahman: 5),
turunnya hujan dan ragam buah-buahan (QS Al-Baqarah:22),
tiupan angin untuk penyerbukan (QS Al- Hijr: 22),
geografi dan kosmologi (QS Al-Ghasyiyah: 18–20),
dan manfaat besi (QS Al-Hadid: 25),
Adalah sebagian dari fenomena alam yang harus secara integral kita pahami. Kemudian sampailah pada kesimpulan dankeyakinan tentang keberadaan Tuhan, Sang Pencipta (QS Fussilat:53).
Selanjutnya, seperti yang dikatakan oleh Rasulullah bahwa beliau diutus kepada seluruh manusia sejak zamannya hingga akhir zaman nanti, dengan membawa Alquran sebagai mukjizat, untuk melemahkan (li ikjazi) argumentasi orang-orang kafir. Telah terbukti bahwa Alquran itu adalah benar-benar kalam Allah, bukan buatan Muhammad SAW yang ummi, ataupun buatan penyair-penyair Arab tersohor (QS Al-Baqarah:23).
Terakhir, dengan diutusnya Rasulullah SAW dan pemberitahuan Alquran, barulah kita mengetahui bahwa Tuhan (Ilah) itu adalah Allah, seperti dijelaskan dalam Surat Luqman ayat 25, “Sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka, “Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?“ Tentu mereka akan menjawab, “Allah“. Katakanlah, “Segala puji bagi Allah“, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.“
Wallahu a“lam.
Kemudian, tatkala dia melihat bulan terbit, dia berkata, “Inilah Tuhanku“. Namun, setelah bulan itu terbenam, dia berkata, “Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang-orang sesat.“
Kemudian, tatkala dia melihat matahari terbit, dia berkata, “Inilah Tuhanku, ini yang lebih besar“, maka tatkala matahari itu telah terbenam, dia berkata, “Hai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan.“ (QS Al-An“am: 76–78).
Demikianlah, proses pencarian sang Pencipta yang pernah dilakukan oleh Bapak Para Nabi, Ibrahim Khalilullah, dengan memahami fenomena alam disertai dengan kesadaran jernih, dimulai dari awal rangkaian sebab-sebab dan mencapai penemuan Tuhan Alam Semesta. Begitu pula kita, tiap-tiap kita telah dianugerahi kemampuan untuk meneliti alam dengan pandangan komprehensif.
Melalui indra, kita tidak lagi melihat alam sebagai sekadar kumpulan bagian-bagian yang saling terisolasi, tetapi harus dapat memperhatikan kesalinghubungan di antarbagian itu dan kesamaan asal-usulnya.
Peredaran matahari dan bulan (QS Ar-Rahman: 5),
turunnya hujan dan ragam buah-buahan (QS Al-Baqarah:22),
tiupan angin untuk penyerbukan (QS Al- Hijr: 22),
geografi dan kosmologi (QS Al-Ghasyiyah: 18–20),
dan manfaat besi (QS Al-Hadid: 25),
Adalah sebagian dari fenomena alam yang harus secara integral kita pahami. Kemudian sampailah pada kesimpulan dankeyakinan tentang keberadaan Tuhan, Sang Pencipta (QS Fussilat:53).
Selanjutnya, seperti yang dikatakan oleh Rasulullah bahwa beliau diutus kepada seluruh manusia sejak zamannya hingga akhir zaman nanti, dengan membawa Alquran sebagai mukjizat, untuk melemahkan (li ikjazi) argumentasi orang-orang kafir. Telah terbukti bahwa Alquran itu adalah benar-benar kalam Allah, bukan buatan Muhammad SAW yang ummi, ataupun buatan penyair-penyair Arab tersohor (QS Al-Baqarah:23).
Terakhir, dengan diutusnya Rasulullah SAW dan pemberitahuan Alquran, barulah kita mengetahui bahwa Tuhan (Ilah) itu adalah Allah, seperti dijelaskan dalam Surat Luqman ayat 25, “Sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka, “Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?“ Tentu mereka akan menjawab, “Allah“. Katakanlah, “Segala puji bagi Allah“, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.“
Wallahu a“lam.