Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. (TQS. Al-Baqarah : 216)
Biaya murah, cara mudah, hasilnya wah dan waktu yang dibutuhkan relatif singkat. Karena inilah barangkali pengobatan ala ‘ketok mejik’ banyak dilirik masyarakat. Meski seringkali realita tak seheboh kabarnya. Tingginya animo masyarakat terhadap pengobatan non medis sanggup membutakan mata dan menutup telinga akan sejumlah kegagalan yang bisa jadi lebih banyak bilangannya dari tingkat kesembuhannya. Demikian halnya dengan resiko sebagai konsekuensi dari proses penyembuhan yang mungkin terjadi, baik resiko fisik atau bahkan berupa sesatnya keyakinan. Terlebih bagi mereka yang merasa gagal berobat secara medis maka penyembuhan model ini menjadi pilihan pamungkasnya. Tak pernahkah terpikir untuk berobat dengan yang syar’i, pengobatan ala nabi?
Berobat merupakan sebab, pengobatan merupakan sebab. Karena ia tidak akan memberikan pengaruh apa pun kecuali dengan seizing Allah. Rasulullah saw bersabda :
Sesungguhnya Allah azza wa jalla tidak menurunkan penyakit melainkan Dia menurunkan obatnya, yang akan diketahui siapa pun yang mengetahuinya dan tidak diketahui siapa pun yang mengetahuinya. Jika suatu obat dapat dapat menyembuhkan penyakit, maka orang yang sakit akan sembuh dengan seizing Allah.”
Rasulullah saw menyebutkan sebab-sebab kesembuhan, yaitu :
1. Pengetahuan tentang sebab obat dan cara penyembuhannya.
2. Ketepatan dalam masalah ini, dengan diketahuinya akurasi dan ketepatan diagnosis serta pemilihan obat yang tepat.
Namun syarat yang terakhir dan ini yang paling penting adalah izin Allah untuk menyembuhkan. Kerana itulah Rasulullah saw berdoa dengan ucapan ,” Ya Allah, Engkaulah Dzat yang menyembuhkan dan tidak ada kesembuhan kecuali kesembuhan dari-Mu.”
Atas hal ini, Syaikh Aiman bin Abdul Fattah berkomentar : Kita harus yakin bahwa yang menyembuhkan adalah Allah, bukan dokter, bukan pula obat. Yang menyembuhkan adalah Allah. Maka hendaknya hati kita digantungkan kepada Allah saja, bukan kepada sebab-sebab, yang membuat hati kita bergantung kepada sebab, dan akhirnya menimbulkan musyrik.
Ath Thibbun Nabawi
Menurut Al Khathabi, Ilmu kedokteran ada dua macam yaitu :
1. Ilmu kedokteran Yunan yang berdasarkan analogis
2. Ilmu kedokteran India yang berdasarkan Eksperimen
Namun, menurut penulis buku Asy-Syifa min Wahyi Khatamil Anbiya yang paling benar adalah pengobatan berdasarkan wahyu, yang tiada lain adalah wahyu yang diberikan kepada Nabi Muhammad saw, dari beliau, kita dapat mengetahui ilmu pengobatan itu, yang diturnkan dari Pemberi Obat, yang tiada kesembuhan melainkan yang datang dari-Nya.
Ada seorang yang pernah berkata kepada Nabi saw,” Aku adalah orang yang dapat mengobati.” Maka beliau bersabda, Allahlah yang dapat mengobati. Yang lebih tepatnya, engkau adalah rafiq (pendamping), sedangkan yang mengobati adalah yang menciptakanmu.” ( HR.Ahmad dan Abu Dawud)
Ilmu kedokteran dan penyembuhan termasuk salah satu sebab kesembuhan. Sementara kita diwajibkan untuk mengambil sebab yang paling agung dan akurat adalah yang berasal dari wahyu langit, yaitu pengobatan ala nabi yang mulia, Ath Thibbun Nabawi Asy Syarif.
Pengobatan Ala-Nabi
Pengobatan ala nabi adalah apa yang digunakan Nabi Saw, apa yang beliau perintahkan, Apa yang beliau anjurkan dan apa yang beliau larang untuk menyalahinya.
Penjelasan nabi saw tentang obat, terkadang bersifat khusus dan terkadang bersifat umum serta global. Penjelasan bersifat umum dan global meliputi :
1. Hijamah (Bekam, kop)
Rasulullah saw bersabda, “ Sebaik-baik pengobatan yang kalian lakukan adalah hijamah.”
2. Madu
Rasulullah saw bersabda, “ Kesembuhan ada pada tiga macam, minum madu, syatan alat hijamah dan sundutan api, namun aku melarang umatku melakukan sundutan api. (Hr.Al Bukhari)
3. Habbatus sauda
Rasulullah saw bersabda, “ Dalam Habbatus –sauda terkandung kesembuhan untuk segala penyakit, kecuali kematian. (HR. Muttafaqun ‘Alaih)
4. Air Zam-zam
Rasulullah saw bersabda, “ Air zam-zam diberkahi dan ia merupakan makanan dari segala makanan. (HR. Muttafaqun ‘Alaih)
5. Talbinah ( Air rebusan gandum)
Rasulullah saw bersabda, “ Talbinah melegakan sanubari orang yang sakit dan menghilangkan sebagian kesedihan. (HR. Muttafaqun ‘Alaih)
6. Ruqyah
Dari Aisyah radhiyallahu anha, bahwa Rasulullah saw menjenguk orang sakit atau ada orang sakit yang dibawa ke hadapan beliau, maka beliau mengucapkan doa ruqyah,
[Adzhibil ba’sa Rabbannaasi wasyfi faantassyaafi laa syifaan illa syifaauka syifaan laa yughadiru saqama.]
“ Singkirkanlah penyakit wahai Rabb manusia, sembuhkanlah, karena Engkaulah yang Menyembuhkan, tiada kesembuhan melainkan kesembuhan-Mu, suatu kesembuhan yang tidak meninggalkan rasa sakit. (HR. Muttafaqun ‘Alaih)
7. Debu dan Ludah
Rasulullah saw mengucapkan orang sakit, “Dengan nama Allah, tanah bumi kami, dengan ludah sebagian diantara kami, semoga orang yang sakit diantara kami sembuh dengan seizing Rabb kami.” (Muttafaqun ‘Alaih)
Mengingat akan semakin panjangnya bahasan, penjelasan secara khusus tidak akan disampaikan disini kecuali sedikit tentang air. Rasulullah saw bersabda, “Sakit demam berasal dari luapan neraka jahannam, maka dinginkanlah ia dengan air. (Hr.Bukhari : 5728)
Disabdakan dalam riwayat Nu’aim, dari hadits anas, dia memarfukannya,” Jika salah seorang diantara kalian terkena demam, maka hendaklah dia diguyur air dingin selama tiga hari pada waktu sahur. ( Ibnu Hajar menyebutkannya dalam al-Fath, dia menyatakan, sanadnya kuat. Menurut al-Albany dalam Shahihul Jami, 497, ini hadits shahih)
* * *
(Ibnu Khaldun Aljabari 27/02/09)
Referensi :
Aiman bin Abdul Fattah. 2004. Pengobatan & Penyembuhan menurut Wahyu Nabi (Terjemah). Pustaka As Sabil : Jakarta
————, Majalah Ar Risalah, Sisi Gelap Pengobatan Alternatif. Edisi Februari 2003
Biaya murah, cara mudah, hasilnya wah dan waktu yang dibutuhkan relatif singkat. Karena inilah barangkali pengobatan ala ‘ketok mejik’ banyak dilirik masyarakat. Meski seringkali realita tak seheboh kabarnya. Tingginya animo masyarakat terhadap pengobatan non medis sanggup membutakan mata dan menutup telinga akan sejumlah kegagalan yang bisa jadi lebih banyak bilangannya dari tingkat kesembuhannya. Demikian halnya dengan resiko sebagai konsekuensi dari proses penyembuhan yang mungkin terjadi, baik resiko fisik atau bahkan berupa sesatnya keyakinan. Terlebih bagi mereka yang merasa gagal berobat secara medis maka penyembuhan model ini menjadi pilihan pamungkasnya. Tak pernahkah terpikir untuk berobat dengan yang syar’i, pengobatan ala nabi?
Berobat merupakan sebab, pengobatan merupakan sebab. Karena ia tidak akan memberikan pengaruh apa pun kecuali dengan seizing Allah. Rasulullah saw bersabda :
Sesungguhnya Allah azza wa jalla tidak menurunkan penyakit melainkan Dia menurunkan obatnya, yang akan diketahui siapa pun yang mengetahuinya dan tidak diketahui siapa pun yang mengetahuinya. Jika suatu obat dapat dapat menyembuhkan penyakit, maka orang yang sakit akan sembuh dengan seizing Allah.”
Rasulullah saw menyebutkan sebab-sebab kesembuhan, yaitu :
1. Pengetahuan tentang sebab obat dan cara penyembuhannya.
2. Ketepatan dalam masalah ini, dengan diketahuinya akurasi dan ketepatan diagnosis serta pemilihan obat yang tepat.
Namun syarat yang terakhir dan ini yang paling penting adalah izin Allah untuk menyembuhkan. Kerana itulah Rasulullah saw berdoa dengan ucapan ,” Ya Allah, Engkaulah Dzat yang menyembuhkan dan tidak ada kesembuhan kecuali kesembuhan dari-Mu.”
Atas hal ini, Syaikh Aiman bin Abdul Fattah berkomentar : Kita harus yakin bahwa yang menyembuhkan adalah Allah, bukan dokter, bukan pula obat. Yang menyembuhkan adalah Allah. Maka hendaknya hati kita digantungkan kepada Allah saja, bukan kepada sebab-sebab, yang membuat hati kita bergantung kepada sebab, dan akhirnya menimbulkan musyrik.
Ath Thibbun Nabawi
Menurut Al Khathabi, Ilmu kedokteran ada dua macam yaitu :
1. Ilmu kedokteran Yunan yang berdasarkan analogis
2. Ilmu kedokteran India yang berdasarkan Eksperimen
Namun, menurut penulis buku Asy-Syifa min Wahyi Khatamil Anbiya yang paling benar adalah pengobatan berdasarkan wahyu, yang tiada lain adalah wahyu yang diberikan kepada Nabi Muhammad saw, dari beliau, kita dapat mengetahui ilmu pengobatan itu, yang diturnkan dari Pemberi Obat, yang tiada kesembuhan melainkan yang datang dari-Nya.
Ada seorang yang pernah berkata kepada Nabi saw,” Aku adalah orang yang dapat mengobati.” Maka beliau bersabda, Allahlah yang dapat mengobati. Yang lebih tepatnya, engkau adalah rafiq (pendamping), sedangkan yang mengobati adalah yang menciptakanmu.” ( HR.Ahmad dan Abu Dawud)
Ilmu kedokteran dan penyembuhan termasuk salah satu sebab kesembuhan. Sementara kita diwajibkan untuk mengambil sebab yang paling agung dan akurat adalah yang berasal dari wahyu langit, yaitu pengobatan ala nabi yang mulia, Ath Thibbun Nabawi Asy Syarif.
Pengobatan Ala-Nabi
Pengobatan ala nabi adalah apa yang digunakan Nabi Saw, apa yang beliau perintahkan, Apa yang beliau anjurkan dan apa yang beliau larang untuk menyalahinya.
Penjelasan nabi saw tentang obat, terkadang bersifat khusus dan terkadang bersifat umum serta global. Penjelasan bersifat umum dan global meliputi :
1. Hijamah (Bekam, kop)
Rasulullah saw bersabda, “ Sebaik-baik pengobatan yang kalian lakukan adalah hijamah.”
2. Madu
Rasulullah saw bersabda, “ Kesembuhan ada pada tiga macam, minum madu, syatan alat hijamah dan sundutan api, namun aku melarang umatku melakukan sundutan api. (Hr.Al Bukhari)
3. Habbatus sauda
Rasulullah saw bersabda, “ Dalam Habbatus –sauda terkandung kesembuhan untuk segala penyakit, kecuali kematian. (HR. Muttafaqun ‘Alaih)
4. Air Zam-zam
Rasulullah saw bersabda, “ Air zam-zam diberkahi dan ia merupakan makanan dari segala makanan. (HR. Muttafaqun ‘Alaih)
5. Talbinah ( Air rebusan gandum)
Rasulullah saw bersabda, “ Talbinah melegakan sanubari orang yang sakit dan menghilangkan sebagian kesedihan. (HR. Muttafaqun ‘Alaih)
6. Ruqyah
Dari Aisyah radhiyallahu anha, bahwa Rasulullah saw menjenguk orang sakit atau ada orang sakit yang dibawa ke hadapan beliau, maka beliau mengucapkan doa ruqyah,
[Adzhibil ba’sa Rabbannaasi wasyfi faantassyaafi laa syifaan illa syifaauka syifaan laa yughadiru saqama.]
“ Singkirkanlah penyakit wahai Rabb manusia, sembuhkanlah, karena Engkaulah yang Menyembuhkan, tiada kesembuhan melainkan kesembuhan-Mu, suatu kesembuhan yang tidak meninggalkan rasa sakit. (HR. Muttafaqun ‘Alaih)
7. Debu dan Ludah
Rasulullah saw mengucapkan orang sakit, “Dengan nama Allah, tanah bumi kami, dengan ludah sebagian diantara kami, semoga orang yang sakit diantara kami sembuh dengan seizing Rabb kami.” (Muttafaqun ‘Alaih)
Mengingat akan semakin panjangnya bahasan, penjelasan secara khusus tidak akan disampaikan disini kecuali sedikit tentang air. Rasulullah saw bersabda, “Sakit demam berasal dari luapan neraka jahannam, maka dinginkanlah ia dengan air. (Hr.Bukhari : 5728)
Disabdakan dalam riwayat Nu’aim, dari hadits anas, dia memarfukannya,” Jika salah seorang diantara kalian terkena demam, maka hendaklah dia diguyur air dingin selama tiga hari pada waktu sahur. ( Ibnu Hajar menyebutkannya dalam al-Fath, dia menyatakan, sanadnya kuat. Menurut al-Albany dalam Shahihul Jami, 497, ini hadits shahih)
* * *
(Ibnu Khaldun Aljabari 27/02/09)
Referensi :
Aiman bin Abdul Fattah. 2004. Pengobatan & Penyembuhan menurut Wahyu Nabi (Terjemah). Pustaka As Sabil : Jakarta
————, Majalah Ar Risalah, Sisi Gelap Pengobatan Alternatif. Edisi Februari 2003