Dalam Islam, kita tidak hanya disuruh untuk memakan makanan yang halal, tapi juga makanan yang baik. Halaalan Thoyyiban, Halal dan baik. Seperti yang terdapat dalam firman Allah,
“Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezeki yang telah diberikan Allah kepadamu; dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya menyembah kepada-Nya.” (An Nahl : 114)
Artinya, selain tidak memakan dengan kriteria haram, kita juga harus makan makanan yang baik (thoyib). Artinya tidak berbahaya bagi tubuh kita. Selain itu berusaha makanan tersebut harus bergizi dan baik bagi tubuh kita.
Kita sebagai umat Islam, harus cerdas dalam memilih makanan sesuai dengan apa yang diperintahkan Allah dan Rasul-Nya. Berikut beberapa hal yang bisa memudahkan dalam mendapatkan makanan halal dan thoyib.
Pertama, Islam menyuruh umatnya mencari dan mengambil makanan yang halal dan baik untuk memenuhi kebutuhan fisik mereka.
Hal ini ditegaskan dalam firman Allah,
“Wahai manusia! Makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang terdapat di bumi.” (Al-Baqarah : 168)
Jurus untuk mengetahui kehalalan makanan terutama melalui kemasan, adalah dengan memperhatikan nomor registrasi dan label halal yang ada di kemasan. Jika ada nomor registrasi (diawali) dengan huruf MD untuk produk dalam negeri buatan industri menengah besar, SP untuk industri kecil dalam negeri dan ML untuk produk impor. Selanjutnya dilihat label halalnya, jika keduanya ada (nomor registrasi dan label halal) maka produk tersebut sudah dijamin kehalalannya oleh yang berwenang, yaitu LPPOM MUI dan BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan).
Jurus selanjutnya adalah melihat ke database produk halal yang ada di www.indohalal.com atau dapat pula dilihat di Jurnal Halal terbitan LPPOM MUI Pusat.
Islam menyuruh kita untuk menjauhi barang yang diharamkan karena makanan yang dimakan akan mendarah daging dalam tubuh. Hal ini bisa menjadi salah satu penyebab doa seseorang tidak di ijabah oleh Allah swt. Disamping halal, umat Islam dianjurkan untuk mencari makanan yang baik untuk tubuh guna menjaga kecerdasan mental dan fisik seseorang. Jika tubuh senantiasa sehat, insya Allah kita bisa lebih khusyu’ dalam beribadah kepada Allah swt. hal ini ditegaskan dalam firman Allah,
“(Dikatakan kepada mereka) “Makan dan minumlah dengan rasa nikmat sebagai balasan dari apa yang telah kamu kerjakan.”” (At Tur : 19)
Kedua, Islam melarang umatnya berlebih-lebihan dalam memenuhi kebutuhan hidup.
Larangan ini ditegaskan dalam firman Allah,
“…. makan dan minumlah, tetapi jangan berlebih-lebihan. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.” (Al-A’raf : 31)
Rasulullah saw. juga bersabda, “Makanlah serta minumlah, dan bersedekahlah, dan juga pakailah (pakaian yang baik serta berhiaslah), asalkan jangan untuk bermegah-megah dan menyombong, dan jangan pula melampau, karena Allah suka melihat kesan nikmat-Nya ke atas hamba-Nya.” (HR. Ibnu Majah)
Allah swt dan Rasulullah saw. melarang kita untuk berlebih-lebihan karena sifat tersebut adalah mubadzir dan akan merugikan diri kita. Kita juga dianjurkan cermat dalam kehidupan karena kita tidak dapat menduga keperluan di masa yang akan datang untuk keluarga. Adalah lebih baik kita berhati-hati dalam memenuhi tuntutan hidup.
Ketiga, umat Islam diserukan untuk senantiasa bersyukur atas nikmat dan karunia Allah agar supaya mereka tidak menjadi kufur.
Allah menyuruh hamba-Nya bersyukur karena Dia-lah yang memberi rezeki, seperti dalam firman Allah, “Makanlah olehmu dari rezeki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kepada-Nya.” (Saba’ : 15)
Mereka yang senantiasa bersyukur kepada Allah, dijanjikan rezeki yang lebih karena mereka mengetahui hanya dari Allah pemberian itu datang dan menggunakan rezeki itu ke jalan yang diridhai-Nya.
Janji itu disebutkan dalam firman Allah, “Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.” (Ibrahim : 7)
Allah menyeru kepada umat Islam supaya menjadi manusia yang bersyukur kepada-Nya karena banyak sekali manusia yang diberi nikmat oleh Allah, tetapi lupa untuk bersyukur kepada-Nya. Hal ini dijelaskan dalam firman Allah, “….Sesungguhnya Allah memberikan karunia kepada manusia, tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur.” (Al-Baqarah : 243)
Itulah beberapa hal yang perlu dilakukan umat Muslim dalam memenuhi tuntutan hidup di atas muka bumi, yaitu mencari makanan yang halal dan baik.
Penulis : Teh Emilia
Sumber :
– Majalah UMMI No.5/XVI September-Otober 2004/1425 H
– Artikel di internet : “Tiga perkara asas pilih makanan halal,suci” by Dr. Ahmad Redzuwan Mohd Yunus
“Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezeki yang telah diberikan Allah kepadamu; dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya menyembah kepada-Nya.” (An Nahl : 114)
Artinya, selain tidak memakan dengan kriteria haram, kita juga harus makan makanan yang baik (thoyib). Artinya tidak berbahaya bagi tubuh kita. Selain itu berusaha makanan tersebut harus bergizi dan baik bagi tubuh kita.
Kita sebagai umat Islam, harus cerdas dalam memilih makanan sesuai dengan apa yang diperintahkan Allah dan Rasul-Nya. Berikut beberapa hal yang bisa memudahkan dalam mendapatkan makanan halal dan thoyib.
Pertama, Islam menyuruh umatnya mencari dan mengambil makanan yang halal dan baik untuk memenuhi kebutuhan fisik mereka.
Hal ini ditegaskan dalam firman Allah,
“Wahai manusia! Makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang terdapat di bumi.” (Al-Baqarah : 168)
Jurus untuk mengetahui kehalalan makanan terutama melalui kemasan, adalah dengan memperhatikan nomor registrasi dan label halal yang ada di kemasan. Jika ada nomor registrasi (diawali) dengan huruf MD untuk produk dalam negeri buatan industri menengah besar, SP untuk industri kecil dalam negeri dan ML untuk produk impor. Selanjutnya dilihat label halalnya, jika keduanya ada (nomor registrasi dan label halal) maka produk tersebut sudah dijamin kehalalannya oleh yang berwenang, yaitu LPPOM MUI dan BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan).

Jurus selanjutnya adalah melihat ke database produk halal yang ada di www.indohalal.com atau dapat pula dilihat di Jurnal Halal terbitan LPPOM MUI Pusat.
Islam menyuruh kita untuk menjauhi barang yang diharamkan karena makanan yang dimakan akan mendarah daging dalam tubuh. Hal ini bisa menjadi salah satu penyebab doa seseorang tidak di ijabah oleh Allah swt. Disamping halal, umat Islam dianjurkan untuk mencari makanan yang baik untuk tubuh guna menjaga kecerdasan mental dan fisik seseorang. Jika tubuh senantiasa sehat, insya Allah kita bisa lebih khusyu’ dalam beribadah kepada Allah swt. hal ini ditegaskan dalam firman Allah,
“(Dikatakan kepada mereka) “Makan dan minumlah dengan rasa nikmat sebagai balasan dari apa yang telah kamu kerjakan.”” (At Tur : 19)
Kedua, Islam melarang umatnya berlebih-lebihan dalam memenuhi kebutuhan hidup.
Larangan ini ditegaskan dalam firman Allah,
“…. makan dan minumlah, tetapi jangan berlebih-lebihan. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.” (Al-A’raf : 31)
Rasulullah saw. juga bersabda, “Makanlah serta minumlah, dan bersedekahlah, dan juga pakailah (pakaian yang baik serta berhiaslah), asalkan jangan untuk bermegah-megah dan menyombong, dan jangan pula melampau, karena Allah suka melihat kesan nikmat-Nya ke atas hamba-Nya.” (HR. Ibnu Majah)
Allah swt dan Rasulullah saw. melarang kita untuk berlebih-lebihan karena sifat tersebut adalah mubadzir dan akan merugikan diri kita. Kita juga dianjurkan cermat dalam kehidupan karena kita tidak dapat menduga keperluan di masa yang akan datang untuk keluarga. Adalah lebih baik kita berhati-hati dalam memenuhi tuntutan hidup.
Ketiga, umat Islam diserukan untuk senantiasa bersyukur atas nikmat dan karunia Allah agar supaya mereka tidak menjadi kufur.
Allah menyuruh hamba-Nya bersyukur karena Dia-lah yang memberi rezeki, seperti dalam firman Allah, “Makanlah olehmu dari rezeki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kepada-Nya.” (Saba’ : 15)
Mereka yang senantiasa bersyukur kepada Allah, dijanjikan rezeki yang lebih karena mereka mengetahui hanya dari Allah pemberian itu datang dan menggunakan rezeki itu ke jalan yang diridhai-Nya.
Janji itu disebutkan dalam firman Allah, “Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.” (Ibrahim : 7)
Allah menyeru kepada umat Islam supaya menjadi manusia yang bersyukur kepada-Nya karena banyak sekali manusia yang diberi nikmat oleh Allah, tetapi lupa untuk bersyukur kepada-Nya. Hal ini dijelaskan dalam firman Allah, “….Sesungguhnya Allah memberikan karunia kepada manusia, tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur.” (Al-Baqarah : 243)
Itulah beberapa hal yang perlu dilakukan umat Muslim dalam memenuhi tuntutan hidup di atas muka bumi, yaitu mencari makanan yang halal dan baik.
Penulis : Teh Emilia
Sumber :
– Majalah UMMI No.5/XVI September-Otober 2004/1425 H
– Artikel di internet : “Tiga perkara asas pilih makanan halal,suci” by Dr. Ahmad Redzuwan Mohd Yunus