Perjalanan Hidup Menuju Usia Emas

Percikan Iman – Beruntungnya menjadi Muslim, Allah Swt. telah memberikan kita petunjuk peta selama hidup di dunia. Pun, Allah Swt. juga memberikan petunjuk soal fase-fase yang pasti akan dilalui oleh setiap orang. Selain bentuk keagungan Allah Swt., petunjuk ini juga dapat kita jadikan patokan untuk mempersiapkan diri sebelum melaluinya. 

Dalam Qur’an, surat Al-Ankabut ayat 19.20, Allah Swt berfirman, 

اَوَلَمْ يَرَوْا كَيْفَ يُبْدِئُ اللّٰهُ الْخَلْقَ ثُمَّ يُعِيْدُهٗ ۗاِنَّ ذٰلِكَ عَلَى اللّٰهِ يَسِيْرٌ 

Apakah mereka tidak memperhatikan bagaimana Allah memulai penciptaan makhluk, kemudian mengulanginya kembali. Sungguh, hal seperti itu mudah bagi Allah.

قُلْ سِيْرُوْا فِى الْاَرْضِ فَانْظُرُوْا كَيْفَ بَدَاَ الْخَلْقَ ثُمَّ اللّٰهُ يُنْشِئُ النَّشْاَةَ الْاٰخِرَةَ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ ۚ

Katakan, “Berjalanlah di bumi, maka perhatikanlah bagaimana Allah memulai penciptaan makhluk, kemudian menjadikan kejadian yang akhir. Sungguh, Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.

Namun, secara lengkap perjalanan kita, telah Allah Swt. gambarkan dalam Qur’an, surat Al-Hajj ayat 5. Allah Swt. berfirman, 

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنْ كُنْتُمْ فِيْ رَيْبٍ مِّنَ الْبَعْثِ فَاِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُّطْفَةٍ ثُمَّ مِنْ عَلَقَةٍ ثُمَّ مِنْ مُّضْغَةٍ مُّخَلَّقَةٍ وَّغَيْرِ مُخَلَّقَةٍ لِّنُبَيِّنَ لَكُمْۗ وَنُقِرُّ فِى الْاَرْحَامِ مَا نَشَاۤءُ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى ثُمَّ نُخْرِجُكُمْ طِفْلًا ثُمَّ لِتَبْلُغُوْٓا اَشُدَّكُمْۚ وَمِنْكُمْ مَّنْ يُّتَوَفّٰى وَمِنْكُمْ مَّنْ يُّرَدُّ اِلٰٓى اَرْذَلِ الْعُمُرِ لِكَيْلَا يَعْلَمَ مِنْۢ بَعْدِ عِلْمٍ شَيْـًٔاۗ وَتَرَى الْاَرْضَ هَامِدَةً فَاِذَآ اَنْزَلْنَا عَلَيْهَا الْمَاۤءَ اهْتَزَّتْ وَرَبَتْ وَاَنْۢبَتَتْ مِنْ كُلِّ زَوْجٍۢ بَهِيْجٍ

Hai, manusia! Jika kamu meragukan Hari Kebangkitan, sesungguhnya Kami telah menjadikanmu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepadamu. Kami tetapkan kamu dalam rahim menurut kehendak Kami sampai waktu yang sudah ditentukan. Kemudian, Kami keluarkan kamu sebagai bayi dan berangsur-angsur sampai usia dewasa. Di antara kamu ada yang diwafatkan dan ada pula yang sampai usia lanjut (pikun) sehingga ia tidak mengetahui lagi sesuatu yang telah diketahuinya. Kamu lihat bumi ini kering. Jika Kami turunkan air hujan di atasnya, bumi menjadi hidup dan subur serta menumbuhkan berbagai jenis pasangan tetumbuhan yang indah.

Allah Swt. menciptakan Nabi Adam As. dan Nabi Isa As. dari segumpal tanah, membentuknya, kemudian meniupkan ruh. Maka, jadilah ia sebagai manusia pertama. Selanjutnya, kita dan seluruh keturunannya, Allah Swt. ciptakan dari saripati tanah. Orang tua kita memakan daging hewan, nasi, sayur-mayur, dan buah. Sapi memakan rumput, kemudian nasi, sayur-mayur, juga buah tumbuh di atas tanah dan menyerap nutrisi atau unsur hara yang ada di dalam tanah, itulah saripati tanah. 

Dari makanan dan minuman itulah, kemudian Allah Swt. kehendaki menjadi ari mani dan sel telur. Lewat hubungan seksual, maka terjadilah pertemuan dua sel. Setelah bertemu, maka berkembanglah sel menjadi dua kali lipat dan seterusnya, hingga tercipta tulang, kemudian dibungkus otot atau daging, dan seterusnya. Maha benar Allah Swt. semua proses tersebut, Allah Swt. gambarkan dalam Qur’an, surat Al-Mu’minun ayat Al-Mu’minun ayat 12-14, 

وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْاِنْسَانَ مِنْ سُلٰلَةٍ مِّنْ طِيْنٍ ۚ

Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari saripati yang berasal dari tanah.

ثُمَّ جَعَلْنٰهُ نُطْفَةً فِيْ قَرَارٍ مَّكِيْنٍ ۖ

Kemudian, Kami menjadikannya sperma yang disimpan dalam rahim.

ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظٰمًا فَكَسَوْنَا الْعِظٰمَ لَحْمًا ثُمَّ اَنْشَأْنٰهُ خَلْقًا اٰخَرَۗ فَتَبَارَكَ اللّٰهُ اَحْسَنُ الْخَالِقِيْنَۗ 

Kemudian, sperma itu Kami jadikan sesuatu yang melekat. Lalu, sesuatu yang melekat itu Kami jadikan segumpal daging dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang. Tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian, Kami menjadikannya makhluk berbentuk lain. Mahasuci Allah, Pencipta paling baik.

Seketika lahir ke dunia, maka dimulailah fase kehidupan dunia yang fana. Selama kehidupan di dunia ini, manusia akan mengalami masa lemah, kemudian kuat, kemudian lemah lagi. Masa kuat itulah yang disebut dengan masa muda. Salah satu masa yang akan Allah Swt. mintai pertanggungjawabannya secara khusus di yaumil akhir nanti. Dalam Qur’an, surat Ar-Rum ayat 54, Allah Swt. berfirman, 

۞ اَللّٰهُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ ضَعْفٍ ثُمَّ جَعَلَ مِنْۢ بَعْدِ ضَعْفٍ قُوَّةً ثُمَّ جَعَلَ مِنْۢ بَعْدِ قُوَّةٍ ضَعْفًا وَّشَيْبَةً ۗيَخْلُقُ مَا يَشَاۤءُۚ وَهُوَ الْعَلِيْمُ الْقَدِيْرُ

Allah yang menciptakanmu dari keadaan lemah menjadi kuat, kemudian menjadikanmu lemah kembali dan beruban. Allah menciptakan apa yang di kehendaki-Nya. Allah Maha Mengetahui, Mahakuasa.

Fase Lemah 

Tidak seperti binatang, yang langsung bisa berjalan atau makan-makanan kasar, tidak begitu dengan manusia. Sesuai dengan perannya yang rumit, manusia pun berkembang dalam tahap-tahap yang rinci. Dalam ilmu psikologi perkembangan, manusia melalui fase bayi sebagai masa adaptasi dan berkembangnya fungsi-fungsi dasar untuk bertahan hidup. Kemudian, manusia memasuki fase kanak-kanak, di mana dirinya fokus mengembangkan fungsi kognitif

Pada fase bayi, manusia belum bisa makan kecuali makanan cair. Kemudian seiring bertambahnya usia, kemampuan manusia berkembang hingga pada usia enam bulan, barulah ia diperkenankan makan-makanan sedikit lebih padat, seperti bubur atau pisang. Setelah itu, terus berkembang hingga gigi mulai tumbuh bertahap, maka ia mulai bisa makan-makanan sebagaimana manusia dewasa. 

Pun dalam hal kemampuan motorik, manusia awalnya hanya bisa tiduran. Secara bertahap, kemudian bisa tengkurap, kemudian merangkak, hingga akhirnya bisa berjalan. Begitu juga dalam fungsi kognitif. Awalnya, manusia baru bisa menangis, kemudian bertahap dia berkembang hingga bisa berkata-kata. Hingga pada saat anak berusia tujuh tahun, anak mulai bisa membedakan benar dan salah. Dalam Islam, fase ini disebut dengan fase tamyiz

Ketika masuk fase ini, anak-anak baru mulai diperkenankan berlatih untuk shalat. Dalam aturan di negara kita, pada usia inilah anak-anak diperkenankan masuk SD karena dianggap akalnya sudah mulai berfungsi dengan baik. Pun anak-anak juga sudah mulai diperkenalkan dengan keterampilan yang akan menunjangnya perannya dalam lingkaran masyarakat paling dasar, yakni keluarga.

Fase Kuat

Awal fase ini ditandai dengan berfungsinya peranti untuk meneruskan keturunan; perempuan mulai haid dan lelaki biasanya mengalami mimpi basah. Idealnya, pada fase ini, manusia sudah memiliki identitas diri yang jelas, yakni sebagai hamba Allah Swt. dan sebagai calon pemakmur dunia. 

Untuk itu, anak-anak terbangun rasa cintanya pada Allah Swt dan Rasul-Nya. Kemudian, pada usia 7 tahun anak-anak hendaknya sudah mulai berlatih melaksanakan shalat dan puasa, dia diperkenalkan cara-cara untuk terhubung dengan Rabb-Nya. Pun, dia sudah mengenal perannya pada lingkup masyarakat terkecil. Hingga ia siap memikul misi sebagai manusia seutuhnya.

Jika mereka tidak memiliki bekal, besar kemungkinan, anak-anak akan menjadi pembantah yang nyata. Pantaslah Allah Swt. memberi peringatan yang tegas dalam Qur’an, surat An-Nahl ayat 4, 

خَلَقَ الْاِنْسَانَ مِنْ نُّطْفَةٍ فَاِذَا هُوَ خَصِيْمٌ مُّبِيْنٌ 

Allah telah menciptakan manusia dari sperma. Ternyata, manusia menjadi pembantah yang nyata.

Dalam Qur’an, surat Yasin ayat 77-79, Allah Swt. juga berfirman, 

اَوَلَمْ يَرَ الْاِنْسَانُ اَنَّا خَلَقْنٰهُ مِنْ نُّطْفَةٍ فَاِذَا هُوَ خَصِيْمٌ مُّبِيْنٌ 

Tidakkah manusia memperhatikan bahwa Kami menciptakannya dari setetes mani? Tetapi, ternyata manusia menjadi musuh yang nyata!

وَضَرَبَ لَنَا مَثَلًا وَّنَسِيَ خَلْقَهٗۗ قَالَ مَنْ يُّحْيِ الْعِظَامَ وَهِيَ رَمِيْمٌ 

Manusia membuat perumpamaan bagi Kami dan melupakan asal kejadiannya. Ia berkata, “Siapa yang dapat menghidupkan tulang belulang yang telah hancur luluh?”

قُلْ يُحْيِيْهَا الَّذِيْٓ اَنْشَاَهَآ اَوَّلَ مَرَّةٍ ۗوَهُوَ بِكُلِّ خَلْقٍ عَلِيْمٌ ۙ

Katakan (Muhammad), “Allah yang akan menghidupkannya sebagaimana Allah menciptakannya pertama kali. Allah Maha Mengetahui segala makhluk,

Pada fase ini, manusia sudah mulai memasuki kehidupan dunia yang nyata. Artinya, dia sudah bertanggung jawab sepenuhnya atas segala keputusan yang diambilnya. Keputusan peran apa yang akan diambilnya dalam masyarakat, juga keputusan soal dengan siapa dia membangun keluarga sebagai wadah untuk melanjutkan keturunan. 

Dengan energi dan tenaga yang besar, seyogyanya manusia pada tahap ini, dapat menemukan ragam ilmu dan pengalaman, mengumpulkan banyak hikmah kehidupan yang akan menjadi bekal pada fase berikutnya. Fase di mana kemampuan fisik sudah mulai menurun drastis, pun kemampuan secara kognitif. Yang akan membantunya adalah kebiasaan dan kebijaksanaan yang ia pupuk selama masa muda.

Fase itu, adalah fase keemasan, di mana segala bekal yang ia kumpulkan hendaknya mencukupi untuk aktualisasi hidup yang lebih luas, yakni di tengah-tengah masyarakat. Setidaknya, dia sudah tuntas dalam urusan pada ruang lingkup keluarganya. Pun secara karir, dia sudah berada di puncaknya. 

Tak salah jika aturan negara ini beberapa waktu lalu meneta[kan, kepemimpinan daerah hingga negara hanya diperbolehkan bagi mereka yang sudah memasuki usia emas ini. Pada usia ini pula, manusia-manusia pilihan Allah Swt. lantik menjadi Nabi dan Rasul-Nya. Inilah pintu gerbang yang akan menentukan nasib seseorang di penghujung hidupnya. Pantaslah orang mengatakan, “life begin at 40”.

Wallahu a’lam bi shawwab
______

Tulisan ini, kami kembangkan berdasarkan materi yang disampaikan oleh guru kita, Dr. Aam Amirudin, M.Si. pada Majelis Percikan Iman (MPI) di Masjid Peradaban Arjasari, serial “Perjalanan Hidup; Fase-fase Kehidupan”, setiap Ahad sepanjang bulan September 2024

Media Dakwah Percikan Iman

Media Dakwah Percikan Iman

Yayasan Percikan Iman | Ruko Komplek Kurdi Regency 33A Jl. Inhoftank, Pelindung Hewan Kec. Bandung Wetan, Kota Bandung, Jawa Barat 40243 Telp. 08112216667

Related Post

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *