menjadi pioner bukan follower saja

Pionir yang Selalu Sendirian

Dia berjalan sendiri sementara kebanyakan orang mencemoohnya. Dia memilih jalan hutan belantara penuh semak berduri sementara banyak yang memilih jalan mulus. Dia bersusah payah menghilangkan tanaman liar dan tersayat-sayat duri tanaman sementara kebanyakan orang melenggang bersama tanpa hambatan.

Apa yang terjadi? ternyata dia adalah orang pertama yang mencapai finish. Sementara banyak kontestan masih dalam perjalanan. Terkadang jalan terjal penuh semak justru jalan pintas menuju tujuan.

Dialah sang pionir, dalam dunia percaturan kadang membuka jalan bagi sang raja untuk menyerang.  Saat banyak orang memilih jalan aman meski harus memutar dan menjauh,  hanya sang pionir berani mengambil resiko untuk membuat perubahan besar, tentu saja resiko yang dibekali ilmu.

Demikian pula dalam hidup, Allah tidak menjanjikan akan mudah namun menjanjikan siapa saja yang mampu melewati ujian, Allah naikkan derajatnya. Posisi guru bagaimanapun pasti takkan sama dengan muridnya, ada ilmu dan pengalaman bahkan mungkin dia masih menjadi murid untuk guru yang lebih tinggi.

Lalu mengapa takut akan resiko? Mengapa takut akan kegagalan? Paling parah dari sebuah kegagalan adalah harus mengulangi, tapi percayalah ketika kita sabar mengulangi proses dari awal justru kita lebih tangguh dari si pemenang.

Jangan takut pada hujatan bila kita benar, itu akan berhenti dengan sendirinya. Jangan takut menjadi sendiri ketika tahu semua ada manfaatnya, tiba-tiba saja disebelahmu akan ada banyak rekan untuk membantu. Kebaikan hanya akan terkoneksi dengan kebaikan, dan percaya saja masih banyak orang baik di dunia ini.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

قُلْ لَّا يَسْتَوِى الْخَبِيْثُ وَالطَّيِّبُ وَلَوْ اَعْجَبَكَ كَثْرَةُ الْخَبِيْثِۚ فَاتَّقُوا اللّٰهَ يٰٓاُولِى الْاَلْبَابِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ ࣖ

Katakan (Muhammad), “Tidaklah sama yang buruk dengan yang baik meskipun banyaknya keburukan itu menarik hatimu. Maka, bertakwalah kepada Allah, hai orang-orang yang mempunyai akal sehat, agar kamu beruntung.” (QS. Al-Ma’idah : 05 : 100)

 

Anak muda jaman sekarang adalah anak muda multitasking. Jangan berpangku pada satu keahlian saja, dengan begitu kesuksesan sudah ada digenggaman. Namun ingat ditambah dengan keimanan yang kuat maka kita akan menjadi generasi rahmatan lil alamin. Allah menjanjikan yang tak beriman saja ketika berikhtiar pasti mendapat apa yang diinginkan, namun ketika ditambah dengan keimanan maka bukan saja kesuksesan dunia yang diraih namun kesuksesan akhirat.

Maka jadilah kita muslim yang bermanfaat bagi dunia. Harumkan Islam lewat prestasi setelah sekian lama terdistorsi media barat yang semakin meluasnya islamphobia. Berita baik itu jalannya memang lambat tak seperti berita buruk, namun ketika bermanfaat bagi sesama maka dunia pasti berlomba mengabarkannya. Berita akan menjadi berita ketika sesuatu ‘diluar’ kebiasaan bukan?.

Sang pionir, membawa beragam hikmah dalam hidupnya. Dipakainya nama sang pionir untuk jalan gelap yang akhirnya terbuka bukan keinginannya. Sang pionir pastinya memikirkan nasib sekian banyak umat yang diuntungkan dengan dibukanya jalan tersebut, meskipun dilalui dengan susah payah di awal perjalannya. Dan Allah SWT telah mencatat pahala dari setiap langkah umat yang tertolong lewat usahanya.

Lalu mengapa kita masih jadi follower dan bukan jadi pioneer?

 

Pipit Nurul Fatimah – Teaching Hospital unpad
Jl. Eijkman No. 38 Bandung – (022) 2038114-2038115
Humas PI

Humas PI

PERCIKAN IMAN ONLINE DIGITAL - Ruko Komplek Kurdi Regency 33A Jl. Inhoftank, Pelindung Hewan Kec. Bandung Wetan, Kota Bandung, Jawa Barat 40243 Telp. 08112216667 | info@percikaniman.org

Related Post

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *