Puasa apa saja yang dituntunkan ?

Shaum sunnah (Thathawwu’) adalah shaum yang kalau dilaksanakan mendapatkan pahala dari Allah swt. Dan kalau ditinggalkan tidak mendapatkan sanksi (dosa). Shaum sunnah merupakan sarana taqarrub (pendekatan) diri kepada Allah swt. Sehingga orang-orang yang ingin mensucikan diri dan dekat dengan Allah swt. Akan berusaha melaksanakannya.

Ada beberapa shaum sunnah yang dicontohkan Rasulullah saw, yaitu:

1. Shaum Senin-Kamis
Dari Abu Hurairahra. Dari Rasulullah saw beliau bersabda: “Amal-amal perbuatan itu diajukan (diaudit) pada hari Senin san Kamis, oleh karenanya aku ingin amal perbuatanku diajukan (diaudit) pada saat aku sedang shaum.” (HR. Tirmidzi).

2. Shaum Enam Hari Pada Bulan Syawal.
Diriwayatkan dari AbuAyyub ra. Bahwasannya Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa yang shaum pada bulan Ramadhan kemudian diikuti dengan shaum (sunah) enam hari pada bulan Syawal, ia seakan-akan shaum sepanjang tahun.” (HR. Muslim)

Hadits ini tidak menjelaskan apakah shaum tersebut dikerjakan berturut-turut atau terpisah-pisah. Ini menunjukkanbahwa kita diberi kebebasan untuk menentukan sendiri, apakah mau berturut-turut atau terpisah-pisah, itu semua tergantung pada situasi dan kondisi per individu, yang penting harus dilakukan pada bulan Syawwal.

3. Shaum Tasu’a dan A’syuara (9-10 Muharram)
Dari Abu Hurairah ra., ia berkata: Telah bersabda Rasulullah saw., “Shaum yang paling utama setelah shaum Ramadhan adalah shaum pada bulan Muharram, dan shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam.” (HR. Muslim)
Tanggal berapakah shaum Muharram itu dilaksanakn? Perhatikan keterangan berikut, Diriwayatkan dari Abu Qatadah ra. bahwasannya Rasulullah saw. ditanya tentang shaum hari Asyura (tanggal 10 bulan Muharram), kemudian beliau menjawab, “Shaum itu dapat menebus dosa setahun yang telah lalu.” (HR. Muslim).

Dari Ibnu Abbas ra. berkata: bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Seandainya saya masih hidup sampai tahun depan, niscaya saya akan shaum pada tanggal sembilan (bulan Muharram).” (HR. Muslim).
Dari kedua hadits tersebut dapat disimpulkan bahwa shaum sunnah Muharram dilaksanakan tanggal sembilan dan sepuluh. Shaum tanggal sembilan disunahkan berdasarkan rencana (niat) nabi saw. untuk melaksanakannya, kita tetap disunahkan melakukannya. Sunnah semacam ini di kalangan ahli fikih dinamakan Sunnah Hammiyah (cita-cita/rencana) nabi yang tidak sempat beliau laksanakan.

4. Shaum Daud Shaum Daud adalah shaum yang dilaksanakan selang satu hari.
Rasulullah saw. bersabda, “Shaumlah sehari dan berbukalah sehari. Itu adalah shaum Daud as. Dan itu shaum yang paling tangguh.” (HR. Muslim).

5. Shaum Pada Bulan Sya’ban.
Rasulullah saw. suka meningkatkan frekuensi shaum sunah pada bulan Sya’ban. Sya’ban adalah bulan kedelapan pada penanggalan bulan Hijriah, sementara Ramadhan bulan kesembilan. Jadi Sya’ban posisinya sebelum Ramadhan. Aisyah ra. menjelaskan, “Tidak kelihatan oleh saya Rasulullah saw. melakukan shaum dalam waktu sebulan penuh kecuali pada bulan Ramadhan, dan tidak satu bulan pun yang sehari-harinya lebih banyak diisi dengan shaum oleh Nabi daripada bulan Sya’ban.” (HR. Bukhari-Muslim)

Maksudnya, Rasulullah saw. shaum secara penuh pada selama satu bulan hanya di bulan Ramadhan. Sementara bulan Sya’ban adalah bulan yang paling banyak diisi dengan Shaum sunah oleh Nabi saw.

6. Shaum Tiga Hari Setiap Bulan
Abdullah bin Amr bin ‘Ash ra. berkata; Bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Shaun tiga hari setiap bulan itu seperti shaum sepanjang tahun.” (HR. Bukhari-Muslim). Abu Dzar ra. berkata: Rasulullah saw. bersabda, “Apabila kamu shaum tiga hari dalam sebulan, shaumlah pada tanggal: 13, 14, 15.” (HR. Tirmidzi).

7. Shaum Arafah
Shaum ‘Arafah adalah shaum yang dilaksanakan pada tanggal sembilan Dzulhijjah. Disebut shaum ‘Arafah karena orang-orang yang melaksanakan ibadah haji sedang melaksanakan puncak ibadah haji yaitu wuquf di ‘Arafah. Karena itu shaum ‘Arafah disunahkan untuk orang-orang yang tidak melaksanakan ibadah haji, sementara orang-orang yang sedang melaksanakan haji (wuquf di ‘Arafah) dilarang melaksanakan shaum sunnah ‘Arafah.

Perhatikan keterangan berikut. Rasulullah saw. ditanya tentang shaum hari ‘Arafah, beliau menjawab, “Dapat menghapus dosa setahun yang lalu dan yang tersisa.” (HR. Muslim). Abu Hurairah ra. berkata; Rasulullah saw. melarang shaum ‘Arafah bagi mereka yang sedang berada di ‘Arafah (sedang haji).” (HR. Abu Daud dan An-Nasai).

Kesimpulannya, shaum sunah (thathawwu’) adalah shaum yang kalau dilaksanakan mendapatkan pahala dan kalau ditinggalkan tidak mendapat sanksi (dosa). Shaum sunah merupakan sarana taqarrub (pendekatan) diri kepada Allah swt. Ada beberapa shaum sunah yang dicontohkan Rasulullah yaitu: shaum senin-kamis, shaum enam hari pada bulan Syawal,shaum tasu’a-a’syura (9-10 Muharram), shaum daud, shaum pada bulan sya’ban, shaum tiga hari setiap bulan hijriah dan shaum ‘Arafah.

Wallahu a’lam.
Humas PI

Humas PI

PERCIKAN IMAN ONLINE DIGITAL - Ruko Komplek Kurdi Regency 33A Jl. Inhoftank, Pelindung Hewan Kec. Bandung Wetan, Kota Bandung, Jawa Barat 40243 Telp. 08112216667 | info@percikaniman.org

Related Post

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Puasa apa saja yang dituntunkan ?

Kalau kita cermati, memang banyak ayat yang menyuruh kita berbusana yang baik dan sopan, bahkan Allah swt. telah menetapkan busana sebagai bagian yang tak terpisahkan dari peribadatan Islam. Menurut keterangan sejumlah ayat Al Quran dan hadis Nabi saw., pakaian berfungsi sebagai berikut.

1. Penutup Aurat
Katakanlah kepada wanita yang beriman, “Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) tampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya…� (Q.S. An-Nur 24: 31) Ayat ini menjelaskan bahwa pakaian berfungsi untuk menutup aurat. Menutup aurat hukumnya wajib sebagaimana wajibnya shalat, shaum, zakat, dan haji.
    
Menurut ayat di atas, seluruh tubuh wanita itu aurat alias harus ditutup. Adapun yang dimaksud dengan kalimat, kecuali yang biasa tampak dari padanya… sebagaimana yang dijelaskan oleh Ibnu Abbas r.a. adalah wajah dan telapak tangan hingga pergelangan, berarti punggung tangan juga boleh terlihat.
    
Nanti kalau Anda sudah menjadi desainer, silakan berkreasi menciptakan busana Muslim model seperti apa pun asalkan menutup aurat dengan batasan yang tadi sudah dijelaskan. Urusan mode tidak dikupas secara detail dalam Al Quran. Hal ini dimaksudkan agar para desainer berkreasi sesuai dengan tuntutan zamannya, yang penting aurat wanita tertutup.

2. Pakaian sebagai Identitas
Kadang-kadang dalam kehidupan sehari-hari kita bisa membedakan seseorang dari pakaiannya, seperti polisi, anak sekolah, atau yang lainnya. Oleh sebab itu, Allah swt. menjelaskan dalam Al Quran bahwa wanita Muslim diwajibkan berjilbab atau menutup aurat supaya mudah dibedakan identitasnya.

Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang Mukmin, “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah dikenal karena itu mereka tidak diganggu.� Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Q.S. Al Ahzab 33: 59)

Perhatikan ayat ini! Sesudah memerintahkan Nabi saw. menyuruh istri, anak perempuan, dan wanita Muslimah berjilbab, Allah mengunci ayat tersebut dengan ungkapan … Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah dikenal … Jadi, menurut ayat ini pakaian bisa berfungsi sebagai identitas atau alat pengenal.

3. Pakaian sebagai Perhiasan
Kita harus berusaha untuk berpakaian rapi, bersih, bahkan modis. Sebab, selain sebagai penutup aurat, pakaian juga sebagai identitas dan sebagai perhiasan. Bahkan, Allah swt. menyuruh kita selalu memakai pakaian terbaik kalau beribadah. Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap masjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. (Q.S. Al A’raf 7: 31)
    
Kita tidak dilarang memakai pakaian yang mahal dan bagus, asalkan tidak sombong. Nabi saw. pernah ditanya, “Apakah orang yang senang berpakaian indah dan mahal itu tanda kesombongan?� Beliau menjawab, “Sesungguhnya Allah itu Mahaindah dan Allah mencintai keindahan. Keangkuhan atau kesombongan adalah menolak kebenaran dan menghina atau merendahkan orang lain.�
    
Nabi memberi keterangan yang jelas dalam hadis ini bahwa Allah itu indah dan suka keindahan sedangkan sombong itu kalau kita menolak kebenaran dan menghina orang lain. Selama Anda berpakaian mahal dan indah itu tidak menghina orang dan tidak membanggakan diri maka tidak ada masalah.

4. Pakaian Terindah adalah Takwa
Sebaiknya kita bukan hanya pandai memperindah pakaian lahiriah, yaitu pakaian yang menutupi aurat. Tapi kita juga harus terus-menerus menghiasi diri dengan pakaian ketakwaan. Hai anak Adam, sesungguhnya Kami menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat. (Q.S. Al ’Araf 7: 26)

Jujur, rendah hati, jiwa pemaaf, dermawan, ramah, dan segala sifat mulia itu merupakan pakaian takwa. Walau pakaian lahiriah kita sederhana, tapi kalau pakaian takwa kita indah, insya Allah kesederhanaan pakaian akan tertutup dengan keindahan takwa. Sebaliknya, kalau pakaian kita indah dan mahal, tapi ucapan dan perbuatan kita banyak menyakiti orang lain, kita akan dihinakan orang. Alangkah indahnya kalau kita mampu memiliki dua pakaian yang indah itu sekaligus.

Wallahu a’lam
Humas PI

Humas PI

PERCIKAN IMAN ONLINE DIGITAL - Ruko Komplek Kurdi Regency 33A Jl. Inhoftank, Pelindung Hewan Kec. Bandung Wetan, Kota Bandung, Jawa Barat 40243 Telp. 08112216667 | info@percikaniman.org

Related Post

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

slot mahjong
slot mahjong
slot pragmatic
gambolhoki
slot pragmatic