Rahasia Tidur

Percikan Iman – Sejatinya, misi kita hadir ke dunia ini ialah untuk beribadah pada Allah S.W.T. Tahukah Anda apa yang ibadah yang paling nikmat?

Ibadah yang paling nikmat itu tidur. Jadi, kalau pasangan kita ketiduran, jangan diganggu atau jangan dibangunkan, bisa jadi tidur sahabat itu bernilai ibadah di mata Allah S.W.T.

Namun, agar tidur itu bernilai ibadah, kita harus mengetahui rahasia di balik tidur. Mari kita buka Surat Az-Zumar ayat 42,

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

اَللّٰهُ يَتَوَفَّى الْاَنْفُسَ حِيْنَ مَوْتِهَا وَالَّتِيْ لَمْ تَمُتْ فِيْ مَنَامِهَا ۚ فَيُمْسِكُ الَّتِي قَضٰى عَلَيْهَا الْمَوْتَ وَيُرْسِلُ الْاُخْرٰىٓ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّىۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ

Allah memegang nyawa seseorang pada saat kematiannya dan nyawa orang yang belum mati ketika ia tidur. Allah menahan nyawa orang yang telah ditetapkan kematiannya dan melepaskan nyawa lain sampai waktu yang ditentukan. Sungguh, pada peristiwa itu terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi kaum yang berpikir.

Berdasarkan ayat tersebut, kita mengetahui, sanya bertapa Maha Kuasanya Allah S.W.T. atas diri kita. Allah S.W.T. “memegang nyawa seseorang pada saat kematiannya, maupun ketika tidur”.  Itu juga berarti di saat tidur, sejatinya kita sedang “mati” karena ruh kita terlepas dari jasad kita dan Allah S.W.T. yang Memegangnya

Bedanya, merujuk pada kitab tafsir jalalin, ketika tidur, Allah S.W.T. mengambil ruh kesadaran kita. Karenanya, tubuh kita masih berfungsi secara utuh. 

Otak masih berfungsi sehingga bermimpi dan kita masih bernafas. Sedangkan, ketika seseorang mati, maka seluruh fungsi tubuhnya pun akan ikut mati.

Kemudian, pada penggalan ayat berikutnya, Allah S.W.T. juga berfirman, Allah menahan nyawa orang yang telah ditetapkan kematiannya dan melepaskan nyawa lain sampai waktu yang ditentukan”. 

Artinya, Allah S.W.T. Maha Berkuasa menahan nyawa seseorang kapanpun Ia berkehendak. Allah S.W.T. mudah saja menahan nyawa seseorang ketika terlepas (baca: tidur). 

Dengan begitu, kematian tiba padanya. Namun, sebaliknya, jika Allah S.W.T. berkehendak memberikannya umur atau belum tiba ajalnya, maka Allah S.W.T. akan mengembalikan ruh seseorang tersebut.

Sampai sini, kita mungkin akan memahami hikmah di balik do’a sebelum tidur, “Dengan nama-Mu ya Allah, aku hidup dan dengan nama-Mu aku mati.” 

Kemudian, pada akhir penggalan ayat tersebut, Allah S.W.T. juga mengatakan “sampai waktu yang ditentukan”. Artinya, kita semua akan mati juga pada akhirnya, meski hari ini, kita Allah S.W.T. perkenankan “hidup kembali” atau sadar kembali. 

Pada titik ini, kita akan memahami mengapa lafal do’a bangun tidur ialah, “Segala puji bagi Allah yang (kembali) menghidupkan kami setelah kematian kami”. Kita bersyukur pada Allah S.W.T. karena masih memperkenankan kita kembali hidup sehingga dapat menggiatkan taubat dan menambah bekal sebelum kematian yang sebenarnya tiba. 

Pada penggalan terakhir, Allah S.W.T. berfirman “Sungguh, pada peristiwa itu terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi kaum yang berpikir”. Hendaknya kita menyadari, perkara ruh merupakan tanda-tanda kebesaran Allah S.W.T. 

Ia Maha Berkuasa atas diri kita. Bagaimana tidak, jika Allah S.W.T. berkehendak, kapanpun dan dalam kondisi apapun, Ia bisa saja mencabut nyawa kita karena ruh kita sejatinya ada dalam “genggaman-Nya”, termasuk ketika kita sedang tidur.

Karena itu, penting bagi kita memperhatikan adab-adab sebelum terlelap. Mulai dari wudhu, terus kalau memungkinkan shalat dua raka’at. Kemudian, setibanya di pembaringan, bersihkan dulu kasur, bantal, dan juga selimut. 

Lantas, ketika Anda sudah di atas kasur, alangkah baiknya jika kita merenung. Bisa dengan mengevaluasi atau menghisab berbagai kegiatan yang sudah kita lakukan di hari itu. Jika teringat ada dosa, kita istighfar. Jika teringat ada orang yang menyakiti kita, kita maafkan. Bila mendapat nikmat, kita bersyukur pada Allah S.W.T.

Ketahuilah, tidur dapat bernilai ibadah jika niat kita lurus pada Allah S.W.T. dan tidak melewati batas. Itu karena tidur sejatinya merupakan istirahat, sarana me-recharge energi kita. Dengan begitu, di esok harinya, kita dapat mengisi kembali hari-hari kita dengan amal sholeh. 

Jika kita memiliki visi seperti itu, insya Allah, seandainya malam itu malam terakhir kita, kita akan mati dalam keadaan Husnul Khatimah.

Sebagaimana yang Allah S.W.T. firmankan dalam surat Al-Kahfi tentang pemuda Kahfi. Mereka yang banyak beribadah, tidurnya menjadi landasan ibadah, maka baginya surga firdaus.

Namun, jika kita tidur berlebihan, yang kita dapat, jangan-kan ibadah, kepala malah pusing. Sebaliknya, jika tidur kurang, badan kita akan lemas seharian. Atau kita tidur dengan visi yang jauh dari nilai kebaikan. Misal tidur cepat dengan niat untuk mencuri di malam harinya. Tentu, tidur seperti itu malah bernilai “amal salah”.

Selanjutnya, yang juga perlu kita perhatikan sebelum tidur ialah do’a. Kita tentunya sudah familiar dengan do’a “bismika Allahumma ahya, wa bismika amuut”. Namun, ada do’a lainnya yang bisa menjadi alternatif. 

باسمك ربي وضعت جنبي ، وبك أرفعه ، إن أمسكت نفسي فارحمها ، وإن أرسلتها فاحفظها ، بما تحفظ به عبادك الصالحين

“ Dengan menyebut nama-Mu ya Robbi kuletakkan tubuhku ini, dengan pertolongan-Mu aku mengangkatnya. Kalau Engkau mencabut nyawaku ini, maka berikanlah rahmat-Mu kepadanya. Kalau Engkau membiarkannya hidup, maka peliharalah ia sebagaimana Engkau memelihara hamba-hamab-Mu yang shalih ”(HR. Bukhari, no. 6320 dan Muslim, no. 2714)

Dengan do’a ini, kita memohon pada Allah S.W.T. agar, seandainya Allah S.W.T. melepaskan ruh kita, membimbing hidup kita layaknya Ia jaga orang-orang sholeh. Seandainya kita harus mati pun, sejatinya kita semua akan mati bukan? Apalagi, bagi orang beriman, kematian itu bukan untuk ditakuti karena kematian merupakan gerbang untuk dapat bertemu dengan-Nya.


Tulisan merupakan pengembagan dari resume Kajian Tematik yang disampaikan oleh Ustadz Nurjaman Shidiq S.Kom.I pada Majelis Percikan Iman (MPI) 18 September 2022

Media Dakwah Percikan Iman

Media Dakwah Percikan Iman

Yayasan Percikan Iman | Ruko Komplek Kurdi Regency 33A Jl. Inhoftank, Pelindung Hewan Kec. Bandung Wetan, Kota Bandung, Jawa Barat 40243 Telp. 08112216667

Related Post

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *